Chapter 10

20 3 5
                                    

"Turun kamu Dafa!" seru cowok yang berdiri di samping motor sport-nya.

Novya tak mengerti apa yang terjadi. "Ada apa? Siapa dia, Fa?" Novya mengernyitkan kening.

"Nanti! Kamu tunggu sini!" titah Dafa.

"Saya harus gimana, den?" Pak Eko menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bapak disini aja!" Dafa membuka pintu dan turun dari sana.

"Hei bocah, SINI!" teriak cowok itu.

"Aku disini!" balas Dafa. Ia menghampiri cowok di depannya.

Buaaaaakk... Dug!

Dafa terjatuh ke tanah akibat pukulan yang melayang ke pipinya. Mulutnya menyemburkan sedikit darah, mungkin robek.

Di sisi lain di dalam mobil, Novya menatap ngeri pemandangan di depannya. Ia terkejut melihat seorang cowok asing (baginya) meninju Dafa.

"Berani ya lu, bilang ke mama kalo aku kemarin pulang larut!"

Dafa bangkit dari tanah. "Itu kan salahmu, kenapa kamu yang marah?" balas Dafa dingin. Seragam SMP-nya kotor akibat terkena pasir.

"Heh, jaga bicaramu!"

Buaakkk....

"Aku bakal bilang ke mama!" Dafa mengelap darah yang mengalir di hidung dan mulutnya.

"Bilang aja, karena akibatnya nanti lebih parah!"

"Oh."

Buakk...

"Den!" Pak Eko turun dari mobil dan berlari ke tempat Dafa terkulai lemas. Beliau membantu mengangkat Dafa berdiri.

"Sampai di sini saja, Den Diki. Biar kondisi Den Dafa gak fatal." Pak Eko memelas. Beliau gemetar melihat amarah anak majikannya.

"Terus gitu?"

"I.. Iya." Pak Eko membawa Dafa yang lemas ke dalam mobil Fortuner, lalu menempatkannya di jok belakang.

"Dafaaa!!! Kamu..." Novya kaget bukan kepalang. Dilihatnya wajah Dafa yang babak belur.

"Kamu gak papa?!" panik Novya.

Dafa mengangkat tangannya, tanda baik-baik saja dan tidak ingin merepotkan Novya.

"Oh. Bener?" Novya meyakinkan sekali lagi.

Dafa mengangguk.

Novya merasa iba. Ia tak tahan lagi melihat darah terus mengucur di wajah Dafa.

"Pak, tolong dipercepat ya! Saya mau mengobati Dafa!" pinta Novya yang langsung dibalas angguk Pak Eko.

Dafa terperangah memandang Novya. Tetapi ia tersenyum. Makasih banget Vy! Aku gak nyangka, dibalik kamu yang misteri dan irit bicara, kamu tetap peduli dengan siapapun.

****

"Argh! Sakit..." lirih Dafa menahan perih ketika Novya membasuh wajahnya.

"Soriii! Aku bakal pelan-pelan..." Novya bergidik. Ia takut terjadi kesalahan saat membasuh.

Duh, mana kakiku masih sakit! Gimana ini?!

Tiiingg! Bunyi notifikasi pesan terdengar lagi di ponsel mahal Dafa.

"Tunggu, berhenti sebentar!" Dafa meraih ponselnya di saku, lalu mengecek sebuah wa dari seseorang. Entah, seseorang.

"Dari siapa?" ceplos Novya. Ia sempat menutup mulutnya. "Hiraukan..."

"Dari mamaku, tanya kenapa aku belum pulang? Terus aku jawab ada ekskul tambahan sampai pukul lima. Sekarang kan jam tiga..." jelasnya lumayan panjang. Kemudian ia terkekeh. "Hehe..."

"Oh, yaudah kamu disini dulu aja! Mau tak obati." Novya melanjutkan mengelap muka Dafa yang memar.

"Sakit enggak?" tanya Novya memastikan.

"Enggak, hehe..." Selama kamu ada di sini, aku gak merasakan sakit lagi.

***

"Daaah!" lambai Novya kepada Dafa yang sudah ada di mobil. Ia menutup pintu besar rumahnya.

"Aku lelah, hooooamm..." cewek itu merentangkan tangannya. Kakinya sudah lumayan membaik dan ia sudah mulai bisa berjalan normal.

Novya berjalan menuju kamarnya di lantai atas melewati ruang dapur. Ketika akan menaiki tangga, suara bibiknya terdengar di telinga.

"Maaf ya neng! Tadi bibik gak ada di rumah soalnya belanja keperluan dapur," beliau mengangkat salah satu tas pasarnya.

"Lah kan, pasar biasanya pagi." bingung Novya.

"Ada kok tetangga sebelah, dia jualan kayak di pasar. Tadi bibik pagi lupa ke pasar trus akhirnya, sore tadi ke tetangga." Bik Enom tersenyum.

"Oh."

"Bibik masak dulu ya, permisi..." pamit Bik Enom.

"Iya."

***

Hello guys! Sori ya kalo di ch 10 ini pendek banget! Soalnya author sibuk banget dan buru-buru pingin update! Hehe....

Moga-moga suka! Jangan jadi silent reader! Budayakan voment! Dan terakhir, tetep tunggu di ch selanjutnya ya! Itu beberapa pesan dari author. Haha...

See ya, tertanda: author yang masih amatir.

Lov yu!
😘❤😍💋💕

Dear P!nkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang