"Pondok, atau SMA?. Aduh gimana ya?. Minta saran udah. Berdo'a udah. Usaha udah. Ya Allah jawab do'a ku ya Allah. Hamba hanya butuh kehadiran Mu ya Allah. " ucap ku dalam do'a setelah shalat Ashar. Aku masih mencari jawaban atas do'a ku. Terlebih lagi, ini penentu takdir ku.
Keesokan harinya
Kamis, 2 Februari 2016
08:27:16Saat dalam jam pelajaran matematika..
"(Guru menerangkan panjang lebar) "
"Assalamualaikum, bu Siti" kata seseorang di luar pintu kelas.
"Iya, wa'laikum salam. Eh. Hana. Ada apa nak? " jawab bu Siti (guru kelas ku) ramah.
"Danialnya ada bu? " kata Hana.
Secara otomatis, aku melihat pada Hana. Wajah yang selalu sejuk. Ahh.. Udahlah, kenapa harus mikirin dia lagi sih.
"Ada tuh. Di pojok. Ngomong aja langsung. " sahut bu Siti
"Eh.. Dan.. Kamu i-ikut aku sekarang. Di suruh bu Rina. (Guru seni)" ajak Hana padaku. Mau bagaimana lagi, kalau tugas ya, aku nggak bisa nolak.Aku pun keluar dari kelas. Tanpa pikir panjang, Hana mengenggam tangan ku dan menarik ku ke tempat yang di tugaskan. "(A-apa yang dia lakukan?. T-tangan ku.. Sentuhan tangannya, seperti sentuhan bidadari. Lembut, nyaman, halus rasanya. Andai rasa ini dapat tersampaikan.) " gumam ku. Masih terhanyut dalam suasana. Perasaan ini, belum pernah aku rasakan. Bahkan saat bersama Nurul. Rasa ini terlalu dalam.
"Dan, kamu di panggil bu Rina.(guru seni) Bu Rina udah nungguin di dalem perpustakaa n sama yang lain. Kamu udah di tungguin tuh.. " jelas Hana yang selalu malu, dan tidak berani menatap wajah ku.
Aku pun masuk ke dalam perpustakaan. Benar bu Rina sudah menunggu. Masalahnya di ruangan itu hanya... aku sendiri laki-laki.
"I-iya bu, ada apa? " tanya ku
"Gini. Kamu kan berprestasi di bidang pramuka. Ibu mau, kamu mewakili sekolah untuk wawancara di siaran radio nasional 1 bulan lagi. " jelas bu Rina.
"B-beneran bu?. Apa saya pantas untuk itu? " tanya ku lagi
"Ibu dan seluruh staf di sekolah ini yakin sama kamu. Jangan sia-siakan kepercayaan kami. Jadi terima ya?. " lanjut bu Rina
"Iya udah deh bu. Saya terima. Tapi saya harus ngapain nanti? "
"Jawab aja pertanyaan nanti seadanya aja. Gampang kan? Yaudah kalo gitu. Latihan aja dulu sama Gita, Hana dan kawan-kawan sebelah sana. " suruh bu Rina.Ya demi tugas dan kepercayaan kepala sekolah pada ku. Aku beranikan diri untuk berlatih bersama mereka. Ya,, masalahnya nggak ada laki-laki lagi selain aku.. Demi tugas kok gini-gini banget sih?..
Lama kelamaan aku mulai cuek dengan kehadiran mereka. Mereka cuman temen biasa. Pikirku. Tapi.. Malah mereka yang baper dan nggak fokus latihannya. Ya Allah, kok keadaan aku kayak gini ya..
"Bu. Kata ibu hostnya ada 2. Satu lagi siapa? " tanyaku
"Harusnya sih Liana. Tapi, mana dia? " jawab bu Rina.
"E. Bu. Liana udah pulang duluan. Dia les bahasa inggris. " kata teman sekelasnya.
"Hahhh. Mau gimana lagi. Danial, selama nggak ada Liana, kamu yang ganti ya?. Sementara waktu aja kok. " pinta bu Rina
"Y-yaudah bu. Sementara mah nggak apa-apa". Jawab ku.Latihan pun, di mulai.
Baru berjalan setengah dari latihan. Tiba-tiba.
"Dan. Udahlah kamu aja hostnya. Bantuin tuh si Gita. Kamu terlanjur Bagus. " saran bu Rina.
"Trus Liana gimana? " tanyaku.
"Akan ibu pertimbangkan. Yang jelas, dia masih bisa tampil di panggung. Besok latihan lagi seusai jam pelajaran. Mengerti? " perintah bu Rina pada kami.
"Mengerti bu".

KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara dibalik Asrama
RomanceKisah hidup seorang santri berusia 16 tahun bernama Danial yg berjuang menghafal 30 juz Al-Qur'an dan menggapai mimpinya untuk belajar di Mesir. Pada mulanya ketertarikan Danial terhadap cinta terbilang cuek, namun entah kenapa perasaannya tertuju p...