Setelah kejadian itu, aku mengetahui banyak hal. Terlebih lagi, saat aku melihat satu angkatan khawatir saat melihat kondisi ku. Sambil pulang kerumah, aku merenung. "(Tak sangka, ternyata banyak yang menyayangi ku. Nurul juga masih menyimpan perasaan pada ku. Hana, dia juga merasa khawatir padaku saat kejadian tadi. Apa harus aku meninggalkan mereka?. Jujur, aku ingin berjuang bersama mereka lebih lama lagi. Tapi, demi Allah dan Rasulnya aku rela meninggalkan mereka semua. Demi Allah, aku rela.)" gumamku.
Sesampainya di rumah...
"Assalamualaikum. " sapa ku.
"Wa'alaikum salam. Kakang?!!. Kenapa baju kakang berlumuran darah gitu?. " tanya bunda cemas.
"Nggak kok, tadi ada temen yang kecelakaan. Kepalanya bocor. Kakang gotong deh dia sampe ke UKS, eh darahnya kena baju kakang." kataku menutupi kebenaran alias bohong.
"Owh.. Bener nggak ada apa-apa?. " tanya bunda lagi.
"Beneran bunda. Kakang ke kamar dulu ya. Mau ganti baju. " jawabku lagi.Aku memang bersifat tertutup untuk bercerita soal masalah ku. Apalagi pada orang tua. Aku tak mau mereka sakit atau semacamnya karena masalah ku. Selama masih bisa aku hadapi, akan ku selesaikan sendiri. "Hah.. Mungkin memang harus aku sampaikan salam perpisahan pada teman - teman ku. Entah kenapa Nurul dan Hana kembali berkunjung ke hati ku lagi. Sebenarnya, aku masih ingin bersama kalian. Tapi, aku juga berjuang demi kalian. Tunggu aku di masa depan. Sahabat ku. ".
Besok akan kusampaikan semuanya pada seluruh teman-teman ku.
Esok harinya....
Saat jam pelajaran PKN sedang berjalan, aku beranikan diri untuk bilang pada Bu Siti, guru kelasku. Untuk selanjutnya di sampaikan ke teman-temanku.
Aku pun berjalan ke meja guru.
"Eh.. Bu Siti.. " ucap ku.
"Iya Danial, ada apa? "
"Sebenernya, saya mau minta tolong. Tolong bilang ke yang lain kalau saya mau masuk pondok. Jadi saya nggak bisa berjuang sama mereka lagi. ".
"Oh.. Gitu. Bagus atuh kalau kayak gitu mah. Do'a ibu selalu menyertai mu. Anakku. "
Kata bu Siti sambil mengusap kepala ku.
"M-makasih bu atas semuanya. "
"Jadi masuk pondoknya kapan? "
"3 bulan lagi. Setelah liburan kelulusan bu. "
"Semangat ya. Nanti ibu sampaikan ke yang lain di grup What'sApp".
"Baik bu.. "Misiku berakhir di sini. Saat aku berjalan ke Lapang sekolah saat istirahat, aku bertemu Faris. Pacar Hana.
"Eh. Kamu Faris ya?. Pacar Hana kan? " tanya ku pada nya.
"Iya, itu dulu. Sekarang udah nggak. Btw, kamu suka kan sama dia?. Silahkan aja, aku udah nggak sama dia lagi kok. " jawabnya.
"N-nggak usah.. Aku mau masuk pondok ini kok. Jadi nggak butuh pacaran. "
"Oh.. Yaudah. Semangat ya di pondok. "
"Makasih ya ris. Aku duluan ke kelas dulu. "
"Iya, sok. "Kenapa baru sekarang Hana jomblonya?!!. Coba kalau dari kemarin-kemari. Seenggaknya aku bisa kenal dia lebih jauh sebelum masuk pondok. Tapi ya.. Udahlah. Fokus ke tujuan utama aja lah. Pikirku.
"Danial!!.. " sapa seseorang..
"Nurul?. Ada apa?. " tanya ku. Ternyata itu Nurul.
"Katanya kamu mau masuk pondok ya? "
"Iya.. Do'ain ya Nurul. Biar aku berhasil disana"
"Do'aku buat kamu mah nggak usah di pinta kok. Btw, kamu lulus nanti usia berapa? "
"Kurang lebih, sama aja kayak usia orang yang lulus kuliah".
"Oh.. Kalo gitu, aku tunggu ya. "
"Tunggu apa ya? "
"Aku tunggu kamu dateng lamar aku. "
"Kejauhan kamu mikirnya" kata ku sambil mengusap kepala Nurul. Yang aku anggap adik ku sendiri. Pipinya pun mulai merah. Entah kenapa, kalau aku lihat pipi Nurul sama Hana merah karena malu. Kok makin cantik ya.. Kira-kira antara mereka berdua siapa yang bakalan jadi ma'mum ku?. Allah lebih tau. Aku hanya bisa berharap.Hari-hari ku dengan kalian, akan ku ingat selalu. Setiap kejadian, akan menjadi penyemangat ku. Selamat tinggal seluruh temanku. Selamat tinggal Nurul. Selamat tinggal, Hana.
Ok, temen2 pembaca. Buku ADA part 1 sampe sini dulu. Berhubung saya juga pesantren, jadi waktu saya juga terbatas. Insya Allah saya lanjut semester depan. Btw, ini asli pengalaman hidup saya ya.. Insya Allah lanjut 6 bulanan lagi. Jadi sabar aja ya..

KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara dibalik Asrama
Roman d'amourKisah hidup seorang santri berusia 16 tahun bernama Danial yg berjuang menghafal 30 juz Al-Qur'an dan menggapai mimpinya untuk belajar di Mesir. Pada mulanya ketertarikan Danial terhadap cinta terbilang cuek, namun entah kenapa perasaannya tertuju p...