Rasa ini...(Lagi?)

88 5 0
                                    

Dua minggu  kami berlatih. Banyak waktu yang kami habiskan. Terkadang jam pelajaran kami relakan demi semua ini. Hingga persiapan matang telah dibuat. Rencana-rencana terbaik disiapkan demi hasil terbaik. Ya, gimana enggak. Nasional gitu kan?. Bahkan kata pihak radio sendiri sampe Malaysia aja bisa denger.

Sesaat sebelum gladiresik...

"Dan. Gimana hubungan kamu sama si Gita? " tanya Farel
"Kita tuh cuman partner host doang nggak lebih. " tepis ku.
"Buktinya pas lagi latihan pegang-pegangan tangan. Hayo? " sindir Fahmi
"I-itu tuh perintah dari kepala sekolah. Buat numbuhin kemistri apa itulah namanya. " tepis ku lagi.
"Mending kamu sama si Hana aja. Udah cantik, baik, shalehah, pinter, kurang apa coba dia?."sambar Sinta kawanku
Aku terdiam sesaat. Memikirkan kata-kata Sinta. "(Bener juga. Toh, dia juga udah sering ngasih kode ke aku. Apa mungkin dia orangnya?) " gumamku.

"Perhatian pada seluruh perwakilan sekolah yang mewakili sekolah pada siaran nasional harap berkumpul di perpustakaan. Untuk persiapan gladiresik. "

"Semangat ya Dan. Gita nungguin tuh. " sindir Farel
"Najis. " ucap ku sebel.

Di perpustakaan...

"Baiklah udah kumpul semuanya?. " tanya bu Rina pada tim
"Udah bu. " jawab serentak
"Ok. Sekarang kita ke panggung
Deket lapang. Kita latihan di depan satu sekolah. Siap nggak?. " jelas bu Rina.
"Nggak salah bu. Latihan di depan ibu sama kepala sekolah aja dah grogi semua. Apa lagi depan 1 sekolah? Bener nggak temen-temen?. " kata ku.
"Iya bu. Kita makin grogi klo kayak gitu. " kata Gita.
"Nih denger ya. Kalian di depan satu sekolah yang tiap hari ketemu aja udah malu, apalagi nanti pas live siaran. Se-INDONESIA, Ok?. Tolong di pahami dong. Belum yang nonton langsung di auditorium sana kurang lebih ada 300 orang. Belum nanti ada juru kamera buat di masukkin youtube. Paham?. Jadi jangan kalah sebelum perang. Jalanin aja lah.. Santai. " jelas bu Rina panjang lebar. Fyuhh. Mau gimana emang bener sih yang di katain bu Rina, jadi ya,, udah lah.

Setelah seluruh murid berkumpul di lapang, aku dan Gita pun mengambil alih acara.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh " sapa kami berdua serentak.
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh " jawab penonton serentak.
Acara pun.. Di mulai.
Teman-teman ku yang melihat ku, selalu menjadi penyemangat kala gugup ku. Rafi, Fahmi, Farel, Nurul, Riska, Rani, Sarah, dan.. Hana..

Di pertengahan acara..

"Selanjutkan akan kita dengarkan suara Indah dari Hana. Yang akan membawakan lagu (.......). " kata ku (kenapa harus aku bagian muji Hana nya?!)  gumamku. Selalu setiap sampai bagian ini.
"Ini dia, Hana dengan lagu (......) .!!." sambut ku dan Gita serentak.

5 menit durasi menyanyi Hana.

Terlihat dari wajah murid, semuanya menikmati suara Hana yang jujur memang Bagus. Ku lihat Rafi, dia tampak memberi kode pada ku "Dia pantas untukmu, kejar dia. Nyatakan" seakan dia bicara padaku. Peka. Itulah kata yang cocok bagi Rafi.

Selesai nyanyian, merupakan bagian ku untuk memuji suara Hana, dan mengambil alih wawancara Hana. Kenapa harus aku?. Betapa berat cobaan hamba ya Allah. Fyuhh, tenang, tenang, tenang. Aku pasti bisa.

"Wah suara Hana Bagus banget ya. Sampai-sampai kita semua menikmati suaranya yang merduuuuu sekali. " puji ku.
Seketika ku lihat wajah Hana, mulai malu, baper, pipi nya yang lucu mulai memerah. Dan mulai salah tingkah. Aneh, udah 15 kali lebih kita latihan tapi selalu kayak gini. Ahhhh. Fokus, kenapa sih mikirin dia terus sih..

Wawancara di mulai..
Dia cukup pintar juga menyembunyikan grogi di panggung, terutama saat bercakap-cakap dengan ku. Profesional. Memang jam terbang dia di atas panggung lebih banyak dariku. Aku hanya terbiasa di lomba para pengguna otak. Sementara dia... Fokus kampret!!, jangan pikirin dia dulu.. Kenapa sih aku ini..

Asmara dibalik AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang