Jawaban

84 7 0
                                    

Kegiatan hari ini pun selesai. Dari total 15 materi lomba, regu putra sekolah ku memenangkan 14 cabang. Diantaranya smaphore, morse, sandi campuran, pengetahuan pramuka, pengetahuan umum, sketsa panorama, pionering, P3K, terlalu banyak untuk di sebut. Sementara regu Putri hanya mendapat 5 piala. Memang wajar jika regu putra menjadi juara umum. Ternyata, sejarah itu bisa terulang juga. Menang. Suatu kata yang tak bisa ku percaya. Sementara regu putri, ya.. Sepanjang sejarah ku kan putri selalu ada di bawah jika ada aku. Piala regu putri 80% di menangkan oleh Nurul dan Hana. Kuakui mereka berdua cukup hebat. Ku tekankan CUKUP. Sedikit pengalaman lucu. Saat aku mengikuti lomba, panitia keheranan karena melihat aku dan Rafi di setiap lomba yang ada.

"Hai kak bentol... " sapa Rafi usil pada panitia yang kebetulan jerawatan
"Eh.. Kalian lagi?. Perasaan kalian ada di mana-mana!. Kalian manusia bukan sih?! " seru panitia yang Rafi sapa. Sedikit marah. Tapi seru juga.

Minggu, 24 April 2015
Pukul 08:00

Setelah melaksanakan upacara penutupan, kami bersiap pulang. Kami segera mengecek barang bawaan kami.

"Baik semuanya. Nggak ada yang ketinggalan? " tanya pak Agus
"Nggak pak! " jawab semua kompak. Kecuali Hana.
"Hana. Kamu nyari apa?, ada yang hilang? " tanya pak Agus pada Hana yang kelihatan cemas
"I-iya pak. Topi aku ilang. Tadi sebelum shalat Shubuh sih ada, aku pake. Tapi sekarang ilang. " kecemasan Hana makin bertambah.
"Hana, ini topi kamu kan?. Aku nemu di mushala tadi pagi. Untung aku balik dari mushalanya agak telat dari yang lain. Jadi, aku amanin dulu tadi. Takut ada yang ngambil. " jelas ku panjang kali lebar.
"M-makasih ya Dan. Kalau nggak ada kamu nggak tau deh gimana jadinya... " sahut Hana yang kedua pipinya mulai merah.
"Nggak apa - apa kok. Udah tugas sebagai temen seperjuangan buat saling bantu dan melengkapi ." kata ku lagi.
"M-melengkapi? " tanya Hana yang semakin baper.
"N-nggak maksudnya tuh sebagai TEMEN. Gitu.. " tepis ku.

Entah kenapa aku juga turut hanyut dalam situasi itu. Untungnya aku orang yang cukup dingin, jadi aku bisa menyembunyikan perasaan ku saat itu. Kami pun pulang dengan rasa bangga. Di perjalanan pulang, perhatian ku tertuju pada Hana. Masih. (Ternyata cewek se perfect dia bisa baper juga sama aku..) pikir ku. Di sisi lain tempat duduk angkot, kulihat Hana. Ia masih memperhatikan topi yang kuberikan padanya tadi. Ya, tepat pada bagian yang ku pegang. Aku hanya bisa tersenyum melihat itu semua. Aku pun kembali tertidur karena mabuk kendaraan ku kambuh lagi. Malu bercampur senang ku rasakan. Malu karena hanya aku yang mabuk, senang karena... Menang!!.

Pukul 14:25

Sekolah adalah tempat berakhir lomba kali ini. Sesudah semua turun, kami di izinkan untuk pulang.

"Anak-anak, jangan lupa besok masuk. Ada penyematan piala langsung oleh kepala sekolah. " pinta pak Agus
"Baik pak.. " jawab kami sambil berjalan pulang ke arah masing-masing.
"Memang, kalian adalah anggota terbaik 45. Sejarah kalian akan terukir sebagai motifasi generasi seterusnya ." ucap pak Agus pelan pada dirinya sendiri.

Setibanya di rumah...

"Bun,, ba... Kakang menang lagi.. " ucap ku semangat.
"Masuk rumah itu salam dulu.. " kata baba.
"Assalamualaikum!! " kata ku
"Telat.. " lanjut baba lagi.
"Udah nggak usah ribut. Kasian kakang baru pulang. Cape. Yaudah kang, istiharat dulu. Abis itu kumpul di ruang keluarga. Ya.. " ucap bunda.

Setelah istirahat, mandi, dan mengganti baju....

"Ada apa bun?, kayaknya penting nih.. " tanya ku penasaran
"Gini. Tadi om Heri nelpon. Nanyain, gimana tawarannya masuk pondok mau di terima nggak?.  Gitu katanya. " tanya bunda pada ku.
"Gini aja bun. Berhubung UN masih agak lama. Kasih kakang waktu sampai 1 bulan sebelum UN. Gimana menurut bunda? " jawab ku.
"Yaudah nanti bunda ngobrol lagi sama om Heri. "

Asmara dibalik AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang