Chapter 5 : Silent, Please

18 2 0
                                    

"Anyone may recognizes yourself, but almost doesn't know who you are."
_____________________________________________

Ananta's PoV
*-------*

Katakanlah saja bahwa mereka menganggapku lain dari yang lain. Atau, lebih tepatnya mereka menandaiku sebagai manusia yang spesial. Tunggu, bukan mereka, tetapi hanya beberapa orang yang "mengenalku" saja yang berkata demikian. Tak sembarang orang dengan lugunya mengatakan aku ini makhluk teristimewa di jagad raya. Tidak, sama sekali tidak. Aku sendiri pun bingung terhadap julukan apa yang sebenarnya pantas untuk menamai sesuatu yang kumiliki ini.

Sedikit bercerita, boleh kan? Hehehe. Jadi, ini semua berawal ketika aku masih belum mengenal apa itu susah, sedih, dan kawan-kawannya, kira-kira saat aku berusia lebih kurang 3 tahun. Orang tuaku bilang kalau anaknya yang satu ini pandainya luar biasa, terutama dalam menghafal. Diriku yang masih unyu pada saat itu sering kali diajarkan banyak hal oleh mamak. Beliau pun akhirnya lebih berhati-hati ketika bertutur kata pada siapa pun, terlebih saat aku sedang berada didekat beliau.

Pernah satu waktu aku melihat sosok yang tak kasat mata saat sedang bermain sendiri di halaman rumah. Sontak, diri yang masih tak tahu apa-apa ini menangis. Datanglah mamakku dan menghiburku supaya tak lagi menangis. Namun tetap saja, meski telah dipeluk dan ditenangkan beliau, aku masih saja menangis. Aku menunjuk ke beberapa arah di mana makhluk itu berada. Semakin menjadilah tangisku saat itu. Hari berikutnya, makhluk yang sama pun muncul kembali di sekitarku, anehnya aku saat itu tak lagi menangis saat melihatnya. Mungkin, karena saat itu aku sudah paham betul jika makhluk itu nyatanya tak pernah menggangguku. Jadi, kenapa sebelumnya kau malah menangis? Ya, karena terkejut saja, tak ada alasan lain, hahaha.

Dari cerita singkat itu, pasti kalian menemukan sesuatu, kan? Yash, tepat sekali, aku dapat dibilang anak Indigo. Bukan hanya makhluk tak kasat mata saja yang dapat kulihat, hati orang lain pun dapat kuketahui isinya. Jadi, mudah saja untukku mengatakan A B C blablabla mengenai Andi yang mulutnya aduhai lenturnya dan gak bisa didiemin. Hati-hati yes kalau lagi sama aku, bisa-bisa rahasiamu terbongkar olehku, hahaha.

Sekolah baru ini pun kupilih karena suatu alasan yang tak bisa kujelaskan untuk saat ini. Pada intinya, ada sesuatu yang menarik diriku hingga memaksaku untuk bersekolah di sini. Maksud hati mau jauh-jauh ke kota asing, eh ujung-ujungnya 4L (lo lagi lo lagi). Ketemu juga sama si biang kerok Andi. Baru hari pertama gini aja udah bikin masalah sama anak orang. Hadeeeh, untung sahabat aing, kalau nggak, tau dah, mumgkin tuh anak udah aing jadiin makanan kucing.

Kalau boleh aku akui, atmosfer di sekolah ini pun sangat berbeda dengan sekolah yang sebenarnya kutuju. Semenjak pertama kali mengumpulkan berkas pendaftaran, entah kenapa aku merasakan perasaan yang sangat bahagia akan datang di kemudian hari. Perasaan itu datang dari dua orang yang tidak saling mengenal sama sekali, namun nantinya mereka akan dipertemukan secara tak sengaja, saling akrab saling mengenal diri masing-masing, semakin dekat dan akhirnya, boom, mereka berdua, bukan-bukan, salah satu dari mereka akan jatuh cinta pada satu yang lain. Dan, salah satu dari dua insan tersebut adalah diriku.

Semua itu diperjelas lagi saat tes tulis dilaksanakan. Sungguh rumit mendeskripsikan apa yang kulihat dan kurasa waktu itu. Pada intinya, entah, datang petunjuk kalau orang itu adalah aku, dan yang satunya lagi pun sedang berada di dekatku. Andi? Atau si perempuan yang kebetulan duduk di sebelah Andi? Nampaknya bukan mereka berdua. Aku tidak merasakan apa yang kujelaskan sebelumnya pada mereka berdua, sama sekali tak ada.

Ahh, bagaimana bisa diri ini mendapatkan "hasil" di tengah detik-detik menjelang tes tulis dilaksanakan. Sial, sial, sial. Manusia mana yang mengirimkan sinyal begitu hebatnya dan begitu tepatnya pada diri ini. Mana ada manusia seperti itu, belum kenal saja sudah memberikan petunjuk, bagaimana nanti jika setidaknya sudah berkenalan. Gila orang ini, bisa-bisanya mengumbar rasa yang sakral itu kepada orang sepertiku. Lihat saja nanti, akan kubuat dirimu menyesal telah melakukan semua ini. Tunggu saja waktunya, aku pasti akan melakukannya. Ingat itu!!

Untuk siapapun kalian yang mengetahui rencanaku ini, kuharap kalian jaga mulut dan hati kalian ya, eh. Ya, intinya kalian diam saja, yup, jangan bocorkan rencanaku ataupun ceritaku kepada yang lain. Karena harganya lebih mahal bahkan dari harta benda yang kupunya. Jadi, sttt, jangan bilang siapa-siapa yaa..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You (Ku tak pernah paham siapakah dirimu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang