3

248 26 15
                                    

"Pagi do!" Perempuan itu seperti biasannya menyapa Edo dengan riang tak lupa senyuman manisnya.

"Pagi cantik" Ujar Edo sembari tersenyum, kalau author nih yg disenyumin bakal leleh pasti.

/Plak/

"Ish apaan sih Do!" Ucap dia sembari memukul lengan Edo.

Edo hanya tersenyum, lalu mengacak rambut perempuan itu.

Perempuan itu adalah Nindy.
Tetangga sekaligus sahabat dari kecil nya Edo.

"Yuk berangkat ke sekolah, tar telat nih" Nindy mengajak Edo untuk pergi ke sekolah sekarang.

"Gegayaan pake telat telatan, biasanya juga lu langganan jemur di lapangan kan" ucap Edo meledek Nindy.

"Ya kan itu juga gara gara lu bego" ujar Nindy melakukan pembelaan.

"Ko gara gara gue?"

"Lu jemputnya kesiangan" Nindy menjitak kepala Edo.

Sementara Edo hanya nyengir kuda.

"Pake helm dulu" Edo mengingatkan Nindy untuk menggunakan helm.

"Mana?" Nindy menjulurkan tangannya meminta helm yang tersimpan di bagian depan motor matic milik Edo.

Edo memang memilih motor matic jika sedang membonceng Nindy, Padahal dia memiliki motor gede, dan juga mobil sport yang keren.

Pernah suatu hari Nindy bertanya
'kenapa selalu naik motor matic?bukannya lo punya motor yang lain?'.

Dan Edo menjawab
'ya gapapa, enakan pake motor matic. Terus biar lo nyaman aja duduknya, kan jok nya lebar. Pas aja gitu sama lo yang lebar' Edo pun tertawa pelan.

Lalu terjadilah aksi penjitakan kepala Edo yang dilakukan oleh Nindy.

'mobil sport lu dianggurin?' tanya Nindy lagi
'engga juga'
'terus?'
'yakali ke sekolah pake mobil sport, banyak fans ntar'
Lagi lagi Nindy menjitak kepala Edo.

Setalah Nindy meminta helm yang ada di bagian depan motor milik Edo.

Alih alih memberikan Edo malah memasangkan helmnya di kepala Nindy.

"Apaan sih Do, gue bisa sendiri padahal"

"Ya suka suka gue dong wlee " Ucap Edo menjulurkan lidahnya.

Sementara Nindy malah terdiam, kesal.

"Lah mau berangkat ga? Tar telat loh. Ketemu pa Anwar guru killer mau Lo? Masih mending ya cuma sit up sepuluh kali, atau hormat bendera. Lo tau sendiri pa Anwar kalau ngasih hukuman suka ga nanggung nanggung kan?"

"Yaiya, ayo cepetan makannya" Ujar Nindy, ngeri sekali membayangkan hukuman yang akan diberikan jika Nindy terlambat untuk kesekian kalinya.

Sesampainya diparkiran.

"Nih helmnya Do" Nindy menyerahkan helmnya pada Edo.
Edo menerimanya.

"Ga ngucapin apa gitu?" Tanya Edo pada Nindy sembari menaikan alisnya

"Ngucapin apa?" Tanya Nindy berpura-pura tak tahu. Nindy pun berpura-pura dengan sangat meyakinkan ia memasang wajah kebingungan.

'gemes deh' batin Edo.

"Apa kek, mau ngucapin morning baby juga boleh" Ucap Edo enteng sembari mengangkat alis dan tersenyum manis pada Nindy.

"Dih" Edo malah mendapat jitakan di kepalanya.

'kenapa nih cewe hobby ngejitak sih?'

"Thank you Edo" Nindy mengatakan itu sambil tersenyum.

'cantik' batin Edo

Edo pun membalas senyumannya lalu mengacak rambut Nindy lembut.

Nindy menatap Edo, membuat yang ditatap tak karuan.

'Jantung gue'

"Lo pagi ini ga mandi ya?" Tanya Nindy menghancurkan suasana.

"Sotau lu" ucap Edo sembari mengapit hidung Nindy.

"Abisya asem sih"

"Bangke lo"

Nindy hanya tertawa ngakak.

"Ehm, gue ke kelas duluan ya Do sekali lagi thanks" Nindy lalu pergi meninggalkan Edo sendirian.

'gue makin sayang sama lu Nin'

Bel istirahat adalah bel yang sangat membahagiakan bagi para siswa, tau kan alasannya?.

"Percuma lah gue dikelas, Pa Bambang ngejelasin mau ratusan kali juga gue ga bakalan ngerti" keluh Reno sembari memasang ekspresi badmood nya.

"Iya nih gue dah les matematika tetep gabisa bisa, kadang gue nyalahin bonyok gue" Ucap Satya mengiyakan ucapan Reno.

"Lah, kok lu nyalahin bonyok lu sih?" Tanya Edo, bukannya bagus ya? Orang tua kan ingin yang terbaik untuk anaknya, pikirnya.

"Ah gue tau! Pasti karena lu ngerasa mubazir duit kan? Lu belet sih jadi di les in juga percuma" celetuk Abigail santai, ia melanjutkan makannya tanpa merasa bersalah sama sekali.

Yang lain tertawa, sementara yang disindir hanya terdiam memasang muka masam nya.

Emang ya kalau si Abi ngomong suka bener.

"Oh iya Bi, lu mau mulai dari kapan?" Tanya Satya pada Abigail.

Abigail menghentikan makannya lalu mengangkat alisnya mengisyaratkan 'apaan?'.

"Yang DoD itu, lu jangan pura-pura amnesia deh Reno aja kemaren dah makan cumi" Ujar Satya.

"Emang Dare nya apaan?" Tanya Edo yang tidak tahu tentang Dare yang diberikan Satya pada Abigail karena Edo pulang terlebih dulu.

"Jadi gini, dia tuh harus ngedeketin cewe dan harus buat dia fall in love sama Abi duluan" Tutur Randy menjelaskan.

"Siapa?" Tanya Edo selanjutnya.

"Nindy" Ucap Reno bersuara.

"Nindy?" Tanya Edo kaget, apa Nindy-nya yang dimaksud Reno.

"Kenapa? Lu kenal?" Tanya Reno pada Edo.

Edo hanya terdiam, mengingat ia tak boleh memberitahu kalau Nindy dan dia kenal.

Nindy yang menyuruh Edo begitu, dan Edo paham makannya Edo menurut.

Teeetttttttt.

Bel masuk berbunyi.

"Ah gila gue masih laper" ujar Reno memasang muka 'apaan sih bel, ganggu aja'.

Mereka pun meninggalkan kantin, dan menuju ke kelas.

IlysmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang