19

100 4 2
                                    

"Tau ga bedanya lu sama iket rambut itu?" Tanya Edo pada Nindy yang sedang memegang ikat rambut yang akan dibelinya.

"Gatau"

"Gue juga gatau, makannya nanya" ucap Edo sembari terkekeh.

"Sialan" Nindy menginjak sepatu Edo lalu melangkah pergi.

"Ye ditinggal"

Sementara Bunda hanya terkekeh melihat mereka.

"Nindy, ayo sini" ucap bunda menginstruksi Nindy yang berada tidak jauh dari mereka.

Nindy berbalik, menghampiri Bunda.

"Apa bun?"

"Kita liat baju baju dulu, stock baju kondangan bunda abis" ucap bunda pada Nindy.

Edo yang mendengarkan hanya heran, habis? Padahal dua lemari besar sudah terisi penuh.

"Ayo Bun" Nindy dan bunda berjalan beriringan, meninggalkan Edo.

'ck ditinggal lagi' batin Edo.

Edo menyusul mereka dengan rasa kesal. Tau gini, dia lebih baik menunggu dirumah saja.

Dilain tempat,

"Rebecca" panggil lelaki itu.

"Eh hai"

"Udah lama?" Tanya lelaki itu pada Rebecca.

"Baru kok bi"

"Ayo" mereka meninggalkan cafe itu.

Nindy dan bunda terpisah, mereka sibuk mencari baju kesukaannya masing masing.

Sementara Edo, memilih duduk sembari bermain game.

Nindy asik memilih, sampai akhirnya ia terhenti. Hanya karena melihat orang yang mungkin ia kenal.

Nindy melangkahkan kakinya. Berusaha mencari tahu.

Rebek, Abi?

Nindy terdiam, mematung.
Entah apa yang membuat dia seperti itu.

Sementara Abi, dia melihat sekilas ke arah Nindy. Dia juga terdiam sesaat, namun kembali berjalan bersama Rebecca. Menjauh, dari pandangan Nindy.

Edo terdiam, di belakang Nindy.
Sebenarnya sedari tadi Edo mengikuti saat Nindy mulai berjalan menuju pintu keluar toko.

Nindy berbalik, dan terkejut saat mengetahui ada Edo yang sedang berdiri dibelakangnya.

"Do" ucap Nindy, pada Edo yang terdiam itu.

Kemudian, Edo tersenyum. Manis, namun siapa yang tahu bahwa dibalik senyuman itu ada hati yang teriris.

"Gue tau"

"Maksud lu?" Tanya Nindy pada Edo.

"Gue tau lu liatin siapa, gue juga tau lu belum lupain dia seutuhnya. Gue sadar Nin" tutur Edo, dan setelah itu dia tersenyum miris. Edo berbalik akan menjauh dari Nindy, untuk sesaat dia hanya butuh sendiri.

Apa perjuangannya selama ini berujung sia sia?

Belum sempat Edo menjauh, Nindy menahan tangan Edo.

"Maaf" hanya kata itu yang terlintas di benak Nindy.

Edo tersenyum, mengusap rambut Nindy pelan.

Nindy terdiam, ia benci dirinya sendiri. Mengapa ia sulit melupakan orang yang telah menyakitinya. Sedangkan lelaki didepannya setia menunggunya.

Sudah berapa lama kamu memendam rasa sakit itu?
Sudah berapa kali aku membuat mu patah hati?

Edo menggenggam tangan Nindy, menautkan jari jemarinya.

"Ayo" Edo menginstruksi.

Nindy belum melangkah. Masih terdiam.

"Bantu gue lupain dia seutuhnya, gue pengen cuma lu yang gue sayang. Lu bisa kan? Gue percaya sama lu"

Edo berbalik, memeluk Nindy erat. Sedangkan Nindy, mati Matian menahan isakannya.

"Lu nerima gue aja gue seneng banget. Buat bikin lu nerima gue, gue butuh waktu lama. gue usaha semampu gue buat ga nyakitin lu, termasuk bantu lu move on seratus persen" tutur Edo serius sembari tersenyum manis.

Namun, bukan senyum manis yang Edo dapatkan. Ia malah mendapat jitakan maut dari Nindy.

"Sok banget lu" Nindy tertawa sekarang.

Edo juga tertawa, entah apa yang ia tertawa kan.
Akhirnya, mereka tertawa bersama.

Gue tau, lu beda Do. Lu bisa bikin gue ketawa terus. Thanks banget. Gue ngerasa bersalah telat sadar tentang perasaan lu. Gue janji bakal berusaha semampu gue buat lupain dia.
-Nindy Azalea Handoko

Gue berusaha semampu gue buat bantu lu lupain dia. Tapi kalau emang takdir nya gabisa, gue bisa apa?. Tapi gue bakal terus usaha ko. Ga ada hasil yang mengkhianati usaha kan?. Kalau boleh cerita gue udah biasa patah hati. Jadi jangan pernah ngerasa bersalah. Gue sayang sama lu.
-Edo Belva Shahab

☃️☃️☃️

Hallo.
Kangen aku tidak? Hehe.
Setelah berbulan bulan vakum dari dunia per wattpad an.
Jadi gimana?.
#EdoNindy
#AbiNindy
Semakin lama, cerita ini semakin absurd menurut ku.
Terus kadang aku gaada ide gitu. Gaada penyemangat pula hue😭.

*Skip

Boleh minta saran kan?

Unpublish/ Tidak?


IlysmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang