10

127 15 16
                                    

Gue bakal perjuangin Nindy, sampai Nindy sadar gue yang terbaik. tapi kalau bahagia Nindy bukan bareng gue, Gue harus ikhlas.

-Edo Belva Shahab
••

Hari Minggu adalah hari yang menyenangkan bagi sebagian orang. Terkecuali beberapa orang termasuk Edo.

Terdengar klakson mobil di depan rumah Nindy. Edo yang saat itu sedang memandikan motornya pun melihat siapa yang pagi pagi telah datang  ke rumah Nindy.

Abigail Hisyam Anggara,
Dia adalah orangnya.

Edo menghentikan kegiatannya, mengintip melihat Nindy dan Abigail yang berbincang entah tentang apa,dan akhirnya memutuskan pergi dengan mobil Abi.

Edo menyaksikan manisnya Abi pada Nindy. Abigail yang membukakan pintu mobil untuk Nindy.

Edo pun hanya terdiam, tidak ada gunanya jika dia menghampiri mereka lalu mengatakan semua nya.

Abigail belum mengetahui jika rumah yang berada di samping rumah Nindy adalah rumah Edo, Karena rumah yang ia tempati sekarang adalah rumah ibunya. Sedangkan rumah yang diketahui Abigail dan teman temannya adalah rumah ayahnya.

Ibu dan Ayahnya berpisah saat dia duduk di bangku sekolah dasar.

Edo yang merupakan sahabat dari kecilnya Nindy telah menaruh perasaan sukanya sejak 10 tahun yang lalu, atau saat ia berumur 7 tahun.

10 tahun bukanlah waktu yang singkat. Belum lagi usaha yang telah ia lakukan untuk mendapatkan Nindy.

Saat itu, saat ia kelas 8 atau 2 SMP ia merelakan Nindy untuk lelaki lain, namun Nindy malah disakiti. Edo marah, bukan karena Nindy tidak memilihnya dan malah memilih lelaki itu, tapi karena ia telah gagal membuat Nindy bahagia.

Flashback on

Hari ini, Edo telah memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Nindy. Ia membawa cokelat kesukaan Nindy dengan disertai secarik kertas bertuliskan,

Kita itu berbeda.
Kesukaan kita saja berbeda.
Kamu suka pemandangan,
Aku suka kamu.
Hehehehe.

Namun saat ia akan memberikan dan menyatakan perasaannya. Ia melihat lelaki yang tengah bercanda tawa dengan Nindy. Sembari sesekali lelaki itu merapihkan poni Nindy.

Edo kecewa pada dirinya sendiri. Tapi Edo akhirnya harus merelakan Nindy. Edo melihat Nindy tertawa bahagia dengan lelaki itu. Akhirnya ia pergi dan memutuskan untuk memendam perasaannya.

Flashback off

Tapi kali ini, ia tak mau Nindy nya tersakiti lagi.

Apalagi ia tahu jika Abigail hanya akan mempermainkan Nindynya.

Gue bakal perjuangin Nindy, sampai Nindy sadar gue yang terbaik. Tapi kalau bahagia Nindy bukan bareng gue, gue harus ikhlas. Batin Edo dengan keyakinannya.

IlysmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang