14

111 5 0
                                    

"Pagi" Sapa Edo pada Nindy dengan semangat.

"Pagi Do" Nindy dengan senyuman manisnya.

"Yaudah ayo"

"Udah ah cape nih lari mulu" sewot Nindy berteriak pada Edo yang telah meninggalkan nindy.

Akhirnya Edo memutar badan dan menghampiri Nindy yang telah duduk di jalanan sekitar komplek itu.

"Maaf mba saya ga punya receh"

"Bangke" Nindy sembari melemparkan batu yang ada pada Edo, sementara Edo hanya tertawa.

"Saya punya nya cinta mba, mba mau?" Tawar Edo menggoda Nindy.

"Huss Huss, mending lo beliin gue minum" Nindy melambai lambaikan tangannya mengusir Edo.

"Haus mba nya?"

"Buruan atau gue nangis kejer disini nih" Nindy mempersiapkan aktingnya.

"Halah lebay, yaudah bentar ya tuan putri" Edo pun meninggalkan Nindy sendirian.

Nindy asik mengipas ngipaskan tangannya untuk menghilangkan gerah, ya walaupun gerah nya masih, pegel nya iya.

Nindy mengedarkan pandangannya bosan.

Edo gamungkin tersesat kan? Terus diserang hewan buas
Datang pahlawan
Eh pahlawannya ganteng
Akhirnya Nindy suka deh

Saat menperhatikan sekelilingnya ia melihat sosok lelaki jangkung bersama wanita mungil.

Couple goals?

Tapi Nindy terdiam setelah mengetahui siapa lelaki itu.
Dia adalah Abigail, kekasihnya.
Ralat, mantan kekasihnya.

Sama cewe? Siapa? Tanya Nindy pada dirinya sendiri.

Ia hanya memperhatikan mereka dari tempat ia duduk.

Ia melihat gerak gerik Abigail yang manis pada wanita itu.

Bagaimana mungkin baru beberapa hari putus dengan Nindy, Abi punya pacar baru?.

"Jahat" lirih Nindy sembari tetap menyaksikan.

Abigail dan wanita itu menghilang dari pandangan Nindy.

Nindy terdiam, menahan.
Entah apa yang ia rasakan sekarang.

"Kenapa?" Tanya Edo yang baru saja datang.

"Nih minum, jangan bengong" Edo menyodorkan air mineral pada Nindy.

"Thanks" ujar Nindy singkat lalu meminum air mineral yang diberikan Edo tadi.

"Lo kenapa?" Tanya Edo lagi penasaran.

"Gue mau pulang"

"Eh, yaudah ayo" ada apa dengan Nindy?, Edo terus saja memikirkan itu.

Flashback on

"Rin, di kepala lu ada apaan dah" ucap Abigail sembari tertawa ngakak.

"Ada apaan bang? Cepet bersihin ih tolo malah ngetawain" Rindu panik lalu berjingkrak jingkrak heboh.

"Ah elah lebay cuma daun yang ada uletnya juga" ucap Abi sembari tetap tertawa.

"AAAA" Teriak Rindu yang memang takut pada ulat.

Karena jengah dengan tingkah lebay adiknya itu,ia mengambil daun yang ada di kepala adiknya.
Terlihat seperti mengusap rambut, mungkin.

"Udah noh gaada"

"Ah gila" Rindu kesal sekarang.

"Ye, udah sih udah gaada juga lebay banget lo"

Lebay banget elah, batin Abigail yang kesal dengan tingkah lebay adiknya itu.

"Gimana ga lebay bang, gue kan takut ulet belum lagi nih rambut baru kemarin nyalon" protes Rindu tak terima dikatai lebay oleh Abang laknatnya itu.

"Yaudah sih nyalon lagi" ucap Abigail cuek.

"Au dah susah ngomong sama cowo kaya Abang" Nindy memukul lengan Abigail.

"Yaudah gausah ngomong, lagian gue eneg denger suara lu cempreng amat" Abigail bersiap menerima serangan kedua dari adiknya itu.

Dan benar saja Rindu memukul mukul Lengan dan punggung Abigail.

Penyiksaan cih

"Udah Napa sih Rin, sakit nih badan abang"

"Suruh siapa ngeselin"

Abigail mengangkat bahunya, dan berlari pergi meninggalkan Rindu.

Rindu yang kesal setengah mati pun mengejar abangnya dengan semangat, ia akan membalas perbuatan laknat abangnya dengan mengadu pada bundanya.

Dimarahin bunda tau rasa lu batin Rindu senang dengan rencana jahatnya kali ini.

Flashback off

IlysmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang