⚠WARNING⚠
Adegan dewasa
Bocah harap pergi
[Dilarang membaca jika tidak kuat]
.
.
.
.
."Lepaskan aku, dasar bangsat!"
Yoojung berusaha memberontak di bawah Taeyong. Namun tangan Taeyong mencengkeram erat kedua pergelangan Yoojung. Bahkan kakinya pun tak dapat bergerak karena Taeyong menindihnya.
"Lepaskan!"
Taeyong menyeringai. Kepalanya maju mencoba mencium bibir Yoojung. Namun Yoojung berhasil menghindarinya. Taeyong terus berusaha hingga akhirnya ia mendapatkan apa yang ia mau dengan memegang kepala Yoojung agar tak banyak bergerak.
Salah satu tangannya menekan tengkuk leher Yoojung membuat ciuman itu semakin dalam. Ia melumatnya bak singa kelaparan. Bahkan kini ia mencoba untuk menerobos masuk ke dalam mulut Yoojung yang tertutup rapat.
Salah satu tangan Taeyong yang bebas menelisik ke pinggang Yoojung. Masuk ke dalam kausnya. Akibatnya pertahanan mulut Yoojung goyah karena berteriak. "Jang.. mmhhm... Brenhmm..ssheek..akh!"
Lidah Taeyong bermain ganas di dalam. Wajah Yoojung mulai memerah kehabisan nafas. Taeyong melepas tautannya menimbulkan benang Saliva tipis antaranya dan Yoojung. Saat itulah Yoojung menghirup oksigen dengan rakus.
Sungguh Taeyong seakan ingin membunuhnya dengan ciuman itu.
Namun tentu Taeyong tak memberi kesempatan Yoojung mengumpat karena ia kembali melumat bibir poin merah muda Yoojung. Tangannya bermain ganas di balik kaus yang Yoojung kenakan. Tangan kanan Yoojung berusaha menahan tangan Taeyong dibalik kausnya.
Taeyong mengeluarkan tangannya dari dalam kaos Yoojung, menunda apa yang ia inginkan. Ia melepas tautannya kembali dan dalam sekali sentakan ia berhasil mengangkat tubuh Yoojung. Memegang pinggang ramping gadis itu dengan kuat.
Yoojung memberontak. "Lepaskan aku brengsek!"
Taeyong sedikitpun tak berniat menyerah. Ia membawa tubuh Yoojung membentur dinding kayu. Menekan gadis itu dan menjadikan dirinya dominan dari gadis dalam kunciannya. Ia kembali melumat bibir Yoojung. Masih ganas seperti sebelumnya.
Tangannya kembali bergerak di balik kaus Yoojung.
"Mmhhm... Banghh..satt! Heumh.. janh.. ngaan!" Yoojung berusaha berbicara dalam pagutannya Taeyong.
Tangan pemuda itu ganas mengusap kulit Yoojung di balik kaosnya. Tangannya bergerak naik dan menyentuh gundukan berselimut bra.
Dalam ciumannya Taeyong tersenyum miring. Ia senang saat Yoojung memberontak.
Tangan Yoojung memukul dada Taeyong keras berusaha menghentikannya. Ia marah, merasa dilecehkan. Ia membencinya. Lebih baik mati daripada tubuhnya digerayangi pria sinting ini.
Ayah!
Mama! Tolong aku!
Yoojung mulai terisak ketika Taeyong berhasil melepas kaitan bra-nya. Meremas miliknya dengan ganas. Nafas Taeyong menderu. Gairahnya memuncak. Miliknya di balik celana jins ketatnya mulai menegang merasakan betapa halus dan kencangnya buntalan milik Yoojung.
Mendapati gadisnya menangis Taeyong semakin bersemangat. Sayangnya, ketika ia semakin brutal memainkan lidahnya dalam mulut Yoojung sedang tangannya bermain kesetanan meremas buah dada milik Yoojung, gadis itu mengigit dengan keras bibir bagian bawah Taeyong.
Pemuda itu mengumpat dan terdorong mundur menatap sofa di belakangnya.
Sialan. Bibirnya terluka dan sedikit berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
APARTMENT 127 [SUDAH TERBIT - PREORDER DIBUKA]
Fanfiction[COMPLETED] "Terkadang meski aku merasa takut dan mengatakan jangan, tubuhku akan melakukan yang sebaliknya." Ada sebuah apartemen kosong tepat di depan pandangan Yoojung. Setiap malam ia akan melihat sinar putih di dalam apartemen tersebut. Aparte...