Chapter 37

9.7K 1.1K 167
                                    

Ini adalah hari keempat sejak Yoojung dihukum dikurung dalam ruangan bernama 'peti mati'. Ia belum makan atau minum sejak kemarin. Tubuhnya melemas dan bahkan mengangkat kepalanya pun ia tak mampu. Terbaring tak berdaya di lantai kayu yang lembab, matanya menatap lurus gadis yang terikat di atas kursi.

Gadis itu terus menangis. Tak mampu berteriak lantaran mulutnya yang dilakban.

Nafas Yoojung tersendat. Perutnya melilit sakit, tenggorokannya kering. Ia membutuhkan air. Bibirnya begitu kering sehingga ia menggerakkan bibirnya sedikit saja akan berdarah dan perih.

Sejurus kemudian suara kunci dari luar tertangkap telinganya. Ia tak dapat menebak siapa yang datang. Terakhir kali hanyalah Mark atau Taeyong yang datang. Lucas sama sekali belum kelihatan sejauh ini.

Ia dapat mendengar dua langkah kaki mengartikan ada dua orang yang datang. Begitu pintu terbuka memberikan akses cahaya lampu dari luar, telingan Yoojung menangkap suara benda diseret.

Ia mengetahui siapa yang datang begitu dua orang tersebut melewatinya,—Mark dan Taeyong datang menyeret sebuah meja yang di atasnya terdapat sebuah kotak kaca yang besar. Seperti aquarium raksasa yang kosong.

Mereka meletakkan aquarium tersebut di sebelah gadis yang terikat tersebut. Gadis itu nampak terkulai lemas, sama seperti Yoojung. Saking lemasnya gadis itu tak melawan Taeyong begitu lelaki itu melepas ikatannya dan menggendong gadis itu masuk ke dalam aquarium kosong itu.

Begitu penutup aquarium ditutup dan dikunci dari luar, barulah serangan kengerian muncul dalam benak Yoojung maupun gadis itu. Terlihat gadis itu nampak panik, memukul-mukul kaca dari dalam aquarium tersebut. Suaranya sedikit teredam namun Yoojung dapat mengetahui apa yang dikatakan gadis itu dari gerak mulutnya.

"Selamatlan aku! Kumohon!" Mata gadis itu kembali berair. Yoojung ingin berteriak marah, menolong gadis itu, namun dirinya sendiri tak berdaya sehingga hanya erangan-erangan kecil yang ia keluarkan.

Mark membawa selang yang terpasang dalam wastafel kecil dan memasukkan ujung yang lain dalam lubang yang terdapat di aquarium tersebut. Gadis di dalam aquarium itu berteriak panik, memohon untuk diselamatkan.

Begitu keran dibuka, kucuran air mulai mengisi aquarium tersebut. Yoojung menontonnya dengan dada yang naik turun menahan luapan emosi. Ketidakberdayaannya membuatnya menangis.

Taeyong dan Mark bergerak mundur, sama-sama melipat tangan di dada menatap pertunjukan menyenangkan yang mereka perbuat.

Bae Soo-Ah. Mereka memanggilnya Julia, nama baptis gadis dalam aquarium itu. Saat berumur 8 tahun pernah terjebak dalam mobil yang tenggelam setelah jatuh menabrak pagar pembatas sebuah jembatan. Semenjak kejadian tersebut Soo-Ah menjadi phobia terhadap air.

Ide membunuh dengan cara seperti itulah yang Mark usulkan. Ia menarik kedua sudut bibirnya teramat lebar. Tersenyum dengan mata berbinar ketika melihat sang korban mulai menahan nafasnya dalam air. Mengetuk-ngetuk kaca memberikan tatapan memohon kepada mereka.

Seiring habisnya pasokan oksigen dalam paru-paru Soo-Ah, menipis pula kesadaran Yoojung. Tekanan darahnya semakin rendah. Kepalanya berdenyut pusing. Pemandangan terakhir kali ia lihat sebelum pingsan adalah dimana Soo-Ah membelalakkan matanya, mencekik lehernya begitu serbuan air memenuhi paru-parunya.

Taeyong menepuk pundak Mark. "Kau urus dia," ucapnya menunjuk mayat Soo-Ah. Sedangkan dirinya membalikkan badannya mendekati Yoojung setelah mengetahui kucing kesayangannya pingsan.

Ia melepas rantai di pergelangan kaki Yoojung, menggendong gadis itu ala bridal style dan membawanya keluar dari ruangan pengap itu. Mark menatap kepergian Taeyong dengan tatapan yang sulit diartikan. Sejurus kemudian kembali menatap aquarium berisi mayat Soo-Ah, tersenyum simpul sebelum bergumam, "baiklah. Aku akan mendapat lebih banyak waktu bersama Yoojung nantinya."

APARTMENT 127 [SUDAH TERBIT - PREORDER DIBUKA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang