"Hidup itu terlihat berat ketika dipikirkan tapi terkadang terlihat biasa saja ketika dijalani"
--verschillend--
"Ber, lo gak papa kan?" tanya seseorang dengan napas yang terdengar sangat ngos-ngosan.
Berry yang sedang menikmati waktu santainya dengan berbaring di atas nakas tempat tidur uks pun terlonjak kaget karna pertanyaan yang terdengar terlalu tiba-tiba itu. Di samping Berry sudah terdapat seseorang yang masih mengatur tarikan napasnya. Dengan segera Berry pun langsung mendudukkan dirinya dan menatap penuh khawatir pada seseorang itu.
"Eh eh, tarik napas dulu Vit tarik napas" titah Berry
"Tarik... buang... tarik... buang... tarik... buang..." lanjut Berry. Vita yang di perintah pun hanya mengikuti apa yang diucapkan Berry hingga napasnya kembali teratur.
"Lo gak papa kan Ber? Apa yang sakit?" tanya Vita kembali dengan nada yang terdengar khawatir
"Lah emang gue kenapa?" tanya balik Berry
"Tadi kata kak Nandio lo pingsan terus gue disuruh ke sini buat nemenin lo dan karna gue panik ya jadilah gue lari-larian nyemperin lo nya" jelas Vita
Satu lagi sifat Vita yang diketahui Berry. Gampang Panik. Tapi paniknya ditempat yang bener ya Vit. Jangan orang lagi panik ehh malah ditambah bikin panik gara-gara si Vita.
"Ohh iya tadi gue habis kena hukum sama kak Nandio" balas Berry sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. 'Ehh tapi kapan gue pingsannya? Jago nipu juga ya ternyata tuh orang' lanjut Berry yang hanya disuarakan dalam hatinya.
Mengingat apa yang diucapkan Vita membuat Berry menjadi berasa terbang ke langit yang paling atas. Membayangkan si muka datar dan berhati batu yang diam-diam ternyata mengkhawatirkan seorang Berry. Hati ade meleleh bang.
"Kok bisa kena hukum? Emangnya lo kenapa?"
"Kesiangan gue Vit" singkat Berry. Vita yang masih diam dengan wajah yang keciri sekali bingung dan penasaran membuat Berry mau tak mau melanjutkan ucapannya.
"Tadi pagi habis gue shalat subuh gue nonton infotainment ehh tau taunya gue bablas sampe ketiduran dan jadilah berakhir dengan gue yang telat" jelas Berry
"Hii dasar kebo, kirain lo sakit beneran. Nyesel gue buang-buang tenaga buat lari" ucap vita sambil menoyor kepala Berry.
"Tapi kan sekarang gue emang beneran sakit" Berry mengerucutkan bibirnya tidak terima dengan pernyataan Vita.
"Bodo amat" lagi-lagi vita menoyor kepala Berry. Kali ini Berry curiga jangan-jangan hobi Vita itu menoyor kepala orang? Seneng banget noyor-noyor perasaan. Buktinya gak nyampe lima menit aja udah dua kali ngelakuin hal kayak gitu.
"Gue mau ke kantin mau nitip sesuatu gak?" tambah Vita.
"Mau" balas Berry sambil menganggukan kepalanya dan dilanjutkan dengan menyebutkan semua pesanannya.
--verschillend--
Hari ini adalah hari terakhir Berry. Hari terakhir mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa. Seperti biasa jika ada upacara pembukaan maka akan ada upacara penutupan. Karna setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Lah apaan sih gak nyambung.
Kegiatan upacara kali ini terasa lebih khidmat dibanding upacara beberapa hari yang lalu. Memang ya cuaca itu terkadang suka menjadi faktor segalanya dalam upacara. Seperti sekarang langit sore ditambah angin yang bersual-siul sangat berperan besar dalam proses kekhidmatan upacara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verschillend
Roman pour AdolescentsAndai ini adalah sebuah novel maka akan ku beri judul "Verschillend" (Belanda = Perbedaan). Mau tau karna apa? Karna ini adalah kisah antara aku dan kau yang sangat berbeda. Jika aku perempuan maka kau lelaki Jika aku periang maka kau pendiam Jika a...