Aku Kembali

3K 98 9
                                    

San Francisco, California

Nadine mengemasi pakaian sambil terus menundukkan wajahnya. Ekor matanya sesekali bergerak kearah sesosok pria yang kini tengah mengamatinya sambil berdiri bersendekap dan juga balas menatapnya dengan seksama.

"Kamu yakin mau pulang? Yakin kembali ke Manila? Kamu siap?" Jude masih menatap Nadine dengan seksama. Ada keraguan yang Jude tangkap dari sikap Nadine sejak semalam. Nadine nampak gelisah dan tertekan, pikir Jude.

"Apa aku punya pilihan lain, kuya?"

"Nadz, stop calling me with 'kuya'!" Jude melangkah mendekat kearah Nadine, duduk disamping Nadine yang kembali mengemasi pakaiannya.

"Sorry. Tapi aku terbiasa memanggilmu dengan sebutan kuya," Nadine merasa bersalah tapi apa mau dikata. Ia terbiasa memanggil Jude dengan sebutan "kuya".

" Hufth!! Aku yang harusnya bilang sorry. Aku sudah janji untuk tidak memaksamu," Jude mengusap kepala Nadine dan mengecupnya. Ia mengutuk kecerobohannya yang tak dapat mengontrol emosi dan egonya sendiri.

"Kuya bisa menyusulku nanti setelah pekerjaan kuya selesai disini. Aku harus pulang demi papa dan perusahaan kami, kuya. Kuharap kau mengerti akan posisiku sebagai anak tertua. Sampai Ezy siap memimpin perusahaan, akulah yang harus mengambil tanggung jawab ini. Sesuai permintaan papa," Nadine meraih kedua tangan Jude dan menggenggamnya. Menatap dalam kedua bola mata Jude yang teduh dan penuh kasih. Jude pun balas mengusap pipi Nadine dengan sangat lembut dan menyunggingkan senyumnya yang terlihat damai.

"Tapi bagaimana jika......."

"Sssssttttt..... Aku bisa menjaga diriku, kuya. Kalaupun aku bertemu dengannya nanti, aku sudah siap. Satu tahun berada disini, membuatku yakin jika aku sudah melupakan semuanya. Kuya-lah kekuatanku," Jude tersenyum mendengar ucapan Nadine.

"Terima kasih, Nadz. Aku yakin dan percaya jika Nadine yang sekarang, bukanlah Nadine yang kutemui satu tahun yang lalu. Aku mencintaimu, Nadz," Jude meraih tubuh Nadine dan memeluk wanita cantik itu.

"Aku menyayangimu, kuya," Nadine balas memeluk Jude.

"Kapankah kudengar kata itu Nadz?" batin Jude.

Quezon City, Manila

"An, apa kamu sudah dengar berita kalau Nadine kembali ke Manila hari ini?" Andrea membelalakan matanya mendengar ucapan Kiana. Ia pun spontan berhenti mengunyah frenchfries-nya dan menatap Kiana dengan seksama.

"Serius?"

"Barbie yang WA aku. Kalau Barbie yang ngomong, aku percaya seratus persen," ucap Kiana sambil memasukkan frenchfries ke dalam mulut Andrea yang menganga karena tertegun.

"Dia udah sembuh?" Kiana mengerutkan kening mendengar ucapan Andrea yang kurang begitu jelas karena sambil mengunyah frenchfries-nya.

"Kamu pikir Nadine sakit?" Kiana balik bertanya.

"Nih!" Andrea menggerakkan telunjuknya dan menunjuk ke arah dadanya sendiri. Kiana mengerti apa yang Andrea maksud.

"About James?" Andrea langsung mengangguk mantap,"kurasa.... Dia sudah sembuh dari sakit yang itu. Kan ada kuya Jude yang jadi obatnya. Jangan pura-pura lupa, deh. Mereka sudah engangement, sayang," Kiana mengingatkan Andrea akan status Nadine sekarang.

"Apalah arti sebuah engangement jika hatimu masih tertaut pada pria yang sama. Dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati? Who knows?" Kiana memutar bola matanya mendengar ucapan Andrea.

"Udah, ah! Jangan nethink sama sahabat sendiri. Lebih baik sekarang kita hubungi Lauren dan siap-siap sambut kedatangan Nadine. Kita harus rayakan berkumpulnya kita kembali dalam formasi lengkap," Andrea mengangguk setuju mendengar ucapan Kiana. Merekapun lekas meninggalkan cafe dan menuju kediaman Lauren.

Once But ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang