Our Struggle

977 77 26
                                    

Nadine mengemasi pakaiannya dan bersiap pulang bersama Jude dan Mika. Benaknya berkecamuk antara memikirkan ucapan Jude dan memikirkan perasaan James. Mendengar ucapan Jude yang akan menyiapkan kepulangan mereka ke Manila, James langsung bergegas mengemasi pakaiannya dan kembali ke San Francisco dengan terburu-buru. Nadine tahu jika James marah mendengar perkataan Jude. Tapi Nadine pun tak dapat berbuat banyak untuk mencegah kepergian James.

-Bumbum, apa kau sudah tiba di SanFo? Apa kau marah padaku?

Nadine masih sempat mengirim pesan pada James namun belum terjawab.

"Nadz, sudah siap? Papa sudah menyiapkan tiket untuk kita. Sepertinya, kita langsung saja ke bandara dan kembali ke Manila. Biar Mika saja yang kembali ke San Francisco," ucapan Jude semakin membuat Nadine bingung. Ada apa dengan Jude hingga sepertinya begitu memaksakan diri mengajak Nadine kembali ke Manila.

"Kuya, ada apa denganmu? Kau baru saja kecelakaan. Kondisimu belum sembuh benar. Mengapa kau memaksa untuk pergi ke Manila? Aku masih bisa kok tinggal beberapa hari lagi di SanFo," ucap Nadine namun Jude langsung menggelengkan kepalanya.

"No, sayang. Ada yang harus kubicarakan pada tito Dong dan tita My. Dan aku harus menemui mereka secara langsung," Nadine mengerutkan kening mendengar ucapan Jude.

"Soal apa?" tanya Nadine namun Jude hanya tersenyum menjawabnya.

"It's a secret. Surprise for you," jawabnya kemudian bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Nadine yang terdiam terpaku di tempatnya.

Drrtttt.... Drrrttt......

Lamunan Nadine buyar saat sebuah pesan whatsapp masuk di ponselnya.

-Sorry, tadi aku terburu-buru. Aku gak marah denganmu, pumpkin sayang 😘. Aku buru-buru pergi karena harus menyelesaikan urusan di SanFo dan secepat mungkin memesan tiket pesawat pulang ke Manila. Aku harus berada di pesawat yang sama denganmu. Aku tidak akan membiarkan istriku pergi hanya berduaan dengan pria lain.

Nadine tersenyum membaca pesan dari James. Rupanya ia terburu-buru pergi karena ingin mengambil langkah cepat agar bisa berada di penerbangan yang sama dengannya pulang ke Manila.

-Kau sudah membuatku khawatir. Aku pikir kau marah dan langsung meninggalkanku begitu saja.

-Kalaupun aku marah, aku tidak akan sebodoh itu dengan tidak membawamu bersamaku.

-Kamu terlalu sweet, bumbum 😂😂

-It's because of you, pumpkin. See u at the airport. I love you.

-I love you too

"Kuya...... I'm sorry. Aku tahu aku jahat. Tapi akan lebih jahat lagi jika ragaku bersamamu tapi hatiku milik orang lain. Kau pasti akan merasakan sakit dan aku tak ingin terus menerus membuatmu tersakiti," batin Nadine menghela nafas panjang.

.
.
.

Nadine menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan James, namun sosok pria tampan itu tak jua ia temukan.

Drrtt.... Drrtttt....

-Tidak usah mencariku. Aku sudah melihatmu dari sini. Jude akan curiga jika aku menampakkan diri di depan kalian. Love you, my pumpkin.

-Baiklah kalau begitu. Sampai bertemu di Manila. Love you too, my bumbum.

"Whatsapp dari siapa, Nadz?" Nadine terhenyak mendengar Jude bertanya padanya.

"Ehm... Ini... Ini Lauren. Aku memberitahunya jika hari ini kita pulang ke Manila," jawab Nadine dapat menemukan jawaban yang tepat. Jude pun hanya mengangguk menerima jawaban dari Nadine.

Once But ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang