Confused, Nadz!!

802 81 26
                                    

Berkali kali Nadine melirik ke arah jam tangannya. Matanya menatap ke sekeliling restaurant, tapi sosok yang ia tunggu tidak kunjung tiba. Lelah memperhatikan sekitar, ia mulai beralih menatap sosok pria yang kini tengan asyik menyantap makanannya dengan santai.

"Ia tak pernah berubah. Selalu menyingkirkan buncis dan wortel saat memakan beef steak," gumam batin Nadine sambil menyunggingkan senyum.

"Kalau kau terus menatapku seperti itu, kasihan chicken spaghetti-mu. Dia pasti iri denganku karena kau lebih tertarik menatapku ketimbang menyantap makananmu."

"Ehmm.... Aku.... Siapa yang menatapmu? Aku sedang mencari Lauren. Dimana dia? Mengapa belum juga datang?" James mengulum senyum melihat Nadine yang terlihat gugup karena tertangkap basah sedang menatapnya dengan seksama.

"Mungkin Lauren nyasar," jawab James sekenanya namun sukses membuat mata Nadine terbelalak.

"What? Nyasar? Bukannya dia sangat mengenal jalan-jalan di Manila. C'mon, James. Aku sedang tidak ingin bercanda," sahut Nadine dan James pun menghentikan sejenak kegiatan makannya.

"Sebaiknya kau makan saja dulu makan siangmu. Aku hafal sekali kalau kau sedang lapar, kau akan menjadi uring-uringan dan suka mengomel. So, makan dulu baru setelah itu kita memikirkan dimana keberadaan Lauren," ucapan James ada benarnya pikir Nadine. James masih saja hafal kebiasaan dirinya jika sedang lapar. HANGRY!!

"Ehm..... James. Apa tidak masalah jika kita hanya makan berdua? Maksudku, apa tidak akan ada yang keberatan?" tanya Nadine di sela sela keheningan mereka yang fokus menyantap makanan masing-masing.

"Satu-satunya orang yang terlihat keberatan karena kita makan siang berdua saja itu adalah kau, Nadz," jawaban James membuat Nadine memasang tampang cemberut.

"Tentu. Karena sepertinya aku sedang dijebak oleh Lauren," sahut Nadine ketus.

"Makananmu sudah habis, seharusnya kau sudah kenyang. Tapi kau tetap saja uring-uringan dan kesal. Apa salahnya sih kalau kau makan siang denganku? Apa kau terlalu membenciku hingga untuk satu meja makan bersama saja kau keberatan?" James mulai tidak nyaman dengan ucapan-ucapan yang Nadine lontarkan.

"Aku tidak membencimu, James. Aku hanya tidak ingin ada kesalahpahaman kalau kita makan berdua seperti ini. Bisa saja Angela.........."

"Owh!! Aku mengerti sekarang. Kau mempermasalahkan wanita yang bahkan sekarang aku sudah tidak tahu lagi dimana keberadaannya! Entah dia masih hidup atau bahkan sudah menghadap Yang Maha Kuasa. C'mon Nadz! Harus berapa kali lagi kujelaskan padamu jika sampai saat ini, sampai detik ini, aku tidak pernah mengkhianatimu!" ucap James dengan suara yang cukup tegas. Beberapa pengunjung rastaurant nampak menoleh ke arah meja mereka.

"Aduh, Nadz!!! Ngapain sih kamu bahas soal Angela lagi. Sebenarnya ada apa denganmu? Kamu sudah move on, Nadz!! Kenapa masih mengurusi soal itu? Dasar bodoh!!!" Nadine merutuki dirinya sendiri.

"Ehm, maaf James. Aku tidak bermaksud............"

"Kalau makanmu sudah selesai, sebaiknya kita kembali ke kantorku. Kita cari Lauren disana," potong James dan Nadine pun hanya diam dan mengikuti ucapan James.

Sepanjang perjalanan kembali ke kantor James, mereka berdua saling terdiam. Hanya lantunan lagu "All Of Me" yang terdengar dari audio mobil yang menemani perjalanan mereka. James dan Nadine sama-sama larut dalam pikiran mereka masing-masing. Pertemuan pertama mereka setelah setahun berpisah nampaknya tetap tak dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Bayang kejadian satu tahun yang lalu tetap saja menjadi topik pemikiran mereka dan membuat keadaan diantara mereka tidak bisa membaik layaknya membuka lembaran baru untuk kehidupan mereka masing-masing.

Once But ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang