Want You More....

1.1K 91 37
                                    

Nadine terpaku di tempatnya. Pikirannya kacau. Otaknya tak dapat bekerja dengan baik saat ini. Ucapan James barusan membuatnya linglung. Benarkah apa yang James katakan? Mereka belum bercerai?

"James, aku mohon. Jangan kau bohongi aku dan jangan kau permainkan perasaanku lagi!" pinta Nadine memundurkan langkahnya menjauh dari tempat James berdiri.

"Kau sangat mengenalku, Nadz. Aku benci kebohongan. Bahkan aku lebih memilih berkata jujur walau menyakitkan. Sama seperti saat kau bertanya padaku saat itu. Apakah aku pergi dengan Angela malam itu dan aku menjawab, ya. Tapi aku pergi dengan alasan tertentu, Nadz. Dan sama dengan kejujuran itu, akupun mengakui jika sampai saat ini, aku tidak pernah menandatangani surat perceraian kita dan tentu saja tidak akan pernah. Pasti papamu mengatakan hal yang sebaliknya, bukan?" Nadine menggeleng-gelengkan kepala berusaha tak mau mendengar apa yang James ucapkan padanya.

"Tidak!! Kamu bohong!! Tidak!!" Tiba-tiba saja Nadine langsung berlari kearah lemari pakaian, menarik koper dan berniat mengemasi seluruh pakaiannya.

"Nadz, apa yang kamu lakukan? Kau mau kemana?" tanya James berusaha mencegah perbuatan Nadine.

"Aku mau pergi dari sini. Aku akan mengajak Mika pergi bersamaku. Tidak baik bagiku jika terus bersamamu, James. Kita tidak boleh seperti ini," ucap Nadine membuat James panik.

"Tidak! Kau tidak akan pergi kemanapun. Tidak akan!"

"James, please!! Aku sedang bingung saat ini. Apa kau mengerti perasaanku sekarang, huh? Mendapati kenyataan jika kita belum bercerai padahal sekarang statusku sudah menjadi tunangan dari pria lain? Menurutmu bagaimana jika kau menjadi diriku sekarang? Bagaimana?"

"Tinggalkan Jude!!"

"Apa??"

"Nadz, kau mencintaiku. Aku tahu itu. Kita perbaiki semuanya, kita kembali hidup bersama seperti dulu. Kita bangun keluarga kecil yang bahagia. Impianmu. Impian kita!!" Nadine kembali menggeleng.

"Tidak semudah itu, James!!" Nadine membulatkan tekad untuk pergi. Ditariknya koper yang sudah berisi seluruh pakaiannya dan ia berniat pergi meninggalkan kamarnya.

"Kau tidak akan pergi kemana-mana!!!" James menarik pergelangan tangan Nadine. Menarik tubuh Nadine dengan sedikit memaksa kemudian mengungkungnya dalam dekapan tangan kekarnya. Nadine berusaha membebaskan diri dengan berontak, namun kekuatan Nadine tidak berpengaruh sama sekali pada dekapan erat tangan James di tubuhnya.

"James!! Lepasin!! Aku lelah, James. Aku lelah!!!"

"Aku juga lelah, Nadz!! Tapi aku tidak menyerah!! Kau tahu betapa sakitnya hatiku saat melihatmu bersama Jude kemarin? Betapa marahnya aku saat melihatmu memeluknya? Memegang tangannya!! Sementara aku tahu betul jika kau masih istriku! Kita saling mencintai, Nadz. Hanya keadaan lah yang tidak memihak pada cinta kita! Aku mohon, Nadz. Jangan menyerah seperti aku yang tidak pernah menyerah untukmu," mohon James dengan penuh emosi. Tubuhnya masih memeluk Nadine dengan erat namun Nadine dapat merasakan jika tangan James bergetar dan mulai melemah.

"Aku tidak bisa menyakiti Jude. Tidak bisa........."

"Tapi apa kau bisa menyakitiku?" tanya James setengah berbisik.

Nadine menggeleng. Ia pun tak sanggup menyakiti James setelah berulang kali mencoba memungkiri perasaanya pada James. Ia menyerah. Cinta itu masih ada bahkan justru tidak pernah berkurang sama sekali. Satu tahun usaha kerasnya melupakan James berakhir sia-sia hanya dalam sekejap mata.

"Katakan, apa yang harus kulakukan?" ucap Nadine pelan sambil terisak.

"Ikuti kata hatimu, Nadz," bisik James pelan di telinga Nadine.

Once But ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang