14

1.3K 126 6
                                    

Ve pov

Rasanya sungguh aneh,  setelah bercinta ditinggalkan. Aku merasa seperti pelacur. Huh.  Aku terlalu berlebihan.  Bercinta? Rasanya kata itu tak tepat untuk kita,  karena kita tidak terlibat akan perasaan cinta.

Sebenarnya, awalnya  aku bermaksud mengajak naomi mengunjungi makam kedua orang tuaku. Entah mengapa rasanya aku sangat ingin mengenalkannya pada orang tuaku.  Hmm sebagai teman mungkin?

Aku menuju penakaman menggunakan sepedaku,  mengingat jaraknya yang tak terlalu jauh dari rumah.

"arghh. " jeritanku Ketika sebuah mobil menyerempetku.

Sempat ku perhatikan sejenak kendaraan roda empat itu,  rasanya itu familiar. Deg

"naomi? " lirihku.  "sebegitu bencikah dirimu padaku?"

Dengan luka dilututku aku meneruskan perjalananku, mengingat aku sudah sampai perkonplekkan makam.  Tak mungkin aku mengurungkan niatku untuk mengunjungi kedua orang tuaku.

Kini aku berhongkok di makam kedua orang tuaku yang bersebelahan. Ini bukan suatu kebetulan atau direncanakan. Tapi aku kehilangan kedua orang tuaku secara bersama.

Kurang lebih dua tahun lalu, orang tuaku menjadi korban tabrak lari. Sang penabrak tebtunya mendapatkan hukamannya. Dan aku harus kehilangan kedua orang tuaku secara bersamaan. 

"Ayaah,  Ibu! Kuliah ve hampir selesai. Hanya tinggal sidang skripsi.  Dan setalah wisuda ve mendapatkan tawaran kerja di luar negeri.  Rencananya ve akan mengambil tawaran itu." ceritaku. "ayah dan ibu tak perlu khawatir. Karena ve akan mengunjubgi atah dan ibu rutin." aku terdiam kembali.

"entah kenapa ayah..  Ibu.. Akhir akhir ini aku merasakan peradaan aneh.  Jantungku berdekup lebih kencang dari biasanya,  dan rasanya terkadang aku merasa tercekik.  Bahkan aku merasakan senang,  sedih secara bersamaan.  Sebenarnya apa yang terjadi padaku?"

Setelah menceritakan hari hariku dan perasaanku.  Aku memejamkan mata.  Mengangkat kedua tangan dan memanjatkan doa, untuk kedua orang tuaku.

Aku bergegas pulang.  Sesampainya di rumah aku segera mengobati lukaku.

Drtt drtt..  Hpku berdering.  Sebuah panggilan masuk.

Melody?
Apa naomi sudah mengadukan kejadian tadi pagi?  Apa melody marah akan hal itu?

Buang semua pertabyaan tak berguna itu.  Kuangkat panggulannya.

"ve! " sapanya dengan nada cemas.

"iya mel ada apa? "

"hmmm kamu lihat lidya atau naomi ga?  Soalnya lidya kabur dari rumah sakit." tanyanya membuatku mengerti kecemasannya.

"naomi tadi baru dari rumahku tapu aku ga tau dia pergi kemana setelah itu. Kalau lidya mungkin di tempat temanku michele." terangku.

"bisahkah kamu mengantarku ketempat michele? " ajaknya tanpa berpikir dua kali aku menerima ajakkan itu,  karena aku merasa terlibat.

***
Author pov

Shani tertidur mengeratkan pelukannya.  Bukan pada sebuah guling.  Tapi pada seseorang yang berbadan tinggi kurus dengan rambut pendek yang menghiasi.

"Heiii bangun,, udah siang. Kamu mandi gih." yang dipeluk membangunkab shani sembari merapikan rambut shani.

Shani bersembunyi di leher viny. "Nghh apaaahh?" lengkuh shani dengan suata parau.

"Mandi bareng yuuk" ajak shani sembari memainkan hidungnya.

Vinny yang terpancing dengan kelakuan nakal shani langsung menindih tubuh shani. Dan Shani membuka matanya. Mengalungkan tangannya pada viny.

kitaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang