24

930 87 9
                                    

Veranda pov

Aku dan Naomi semakin haru semakin dekat. Semanjak kejadian di puncak dan banyak hal yg kita lalui bersama Naomi tak segan menghubungiku lebih dulu sekedar untuk bercerita, nyerocos ga jelas dengan kekesalan yg ga jelas pula. Kita jadi sering makan bareng, jalan bareng, kalo mandi n tidur ga bareng yaaa soalnya kini naomi lebih sering menghabiskan waktunya di rumah. Dan aku yakin kebiasaan malamnyapun sudah tak pernah dilakukannya lagi.

Aku senang naomi berubah menjadi lebih baik. Bahkan sekarang dia mulai memikirkan kehidupannya. Dia bertanya padaku bisnis yg cocok dengannya. Aku sudah memberi ide berbagai hal yaaa tapi tetap saja di yolaknya dengan ribuan alasan. Walaupun hanya sekedar wacana, tapi setidaknya dia sudah memiliki niatan untuk menata kehidupannya.

Ku kirim pesan padanya.

"Sore ketemuu yuukk. Kangeen niihh po."

"Hmm boleh. Tempat biasa yaa. Sekalian temenin aku makan"

"Oke siap. Oh ya, mau ku jemput ato ketemu disana aja?"
"Ketemu di sana aja deh. Kebetulan aku mau ketemu orang. Katanya minta aku endorse makanannya. Lumayan kan aku ketang juga.😁

"Ciee  jadi artis sosmed.  Nanti bakalan jadi youtuber  'doyan makan' nihh. Awasloohh makin nduuut. Pipinya kondisikan yaa 🤭"

"Ish malah ngeledeek. Kalo aku punyaa uang sendiri ga akan ku traktirr looh."

"Gpp ga ditraktir makanan yg penting aku ttep dapet jatah  makan bawah kamuu ajaa 😘😊🤭"

"Ish auuh ahh. Udh ah aku mau dandan dulu."

"Jangan terlalu cantik dandannya  nanti banyak yg naksirr. Okee see you po.  Suskses makannya🤭 eh sukses acaranyaa.😬 kiss dluu donk"

😘😘😘

☺️☺️🥰🥰😍😘😘

Pesan masuk kembali bergerar dihp ku. Aku tersenyum. Pasti naomi yg bales sambil mengucapkan kata makian.

Eh Melody?
"Ve bisa ketemu ga sekarang? Ada yg ingin aku bicarakan sebelum aku berangkat ke singapura."

Ada apa yaa? Apa Melody akan menanyakan perkembangannya?

"Ok Mel. Kita ketemu di cafe deket mini market itu yaa."

Aku pun bersiap ke tempat pertemuanku bersama melody. Saat tiba disana kulihat Melody sudah disana.

"Hai Mel." Sapaku. Dia tersenyum padaku. Wajahnya tampak lelah, sepertinya dia kurang tidur. "Sepertinya kamu kurang baik mel?" Tebakku melihatnya terlihat sedikit pucat.

"Aku hanya kelelahan. Soalnya harus bermalam di rumah sakir." Jelasnya.

"Siapa yg sakit?" Tanyaku. "Lidya?" Tebakku mengingat michelle bilang akhir-akhir ini lidya jarang menemuinya.

"Aku kesini mau bicara yg menurutku sangat penting ve." Melody mengalihkan pembicaraan.

Ahh mungkin kerabatnya yg lain. Lagi pula kan Naomi juga ga bercerita apapun tentang Lidya. Terus pasti naomi akan memintaku menemaninya melihat keadaan lidya.

"Tentang apa?"

"Sebenarnyaa aku menyukaimu ve, entah sejak kapan perasaan itu tumbuh semakin dalam." Melody menatapku lekat aku dapat melihat ketulusan di matanya. "Mungkin aku terlihat main main dengab perkataanku mengingat kita memang jarang bertemu karena aku memang sibuk dan sedang banyak masalah. Terlalu aneh bukan jika aku menyatakan cinta ini secara tiba -tiba?"

"Aku sadar aku kalah saing dengan orang orang di dekatmu. Saat semua orang mengetahui banyak hal tentangmu karena berada di sampingmu sedangkan aku tidak."

"Tapii mel akuu....."

"Ya aku tau ve. Perasaanmu dan hatinu bukan untuk aku kan? Aku tau nama siapa yg kini terukir di hatimu. Apa jika aku mengulang waktu saat meminta tolong padamu untuk merubahnya, apa itu akan merubah perasaanmu?" Dia menatapku berkaca.

Yaa.. aku sempat bertemu melody awal-awal naomi bekerja di minimarket. Melody memintaku untuk mengawasi Naomi dan mendekatinya untuk merubah Naomi. Melody bilang bekerja di minimarket mungkin akan menjadi pengalaman dan pelajaran bergarga untuk naomi dalam menghargai orang.

"Terimakasih yaaa ve kamu sudah berhasil mengarahkan Naomi kearah yg lebih baik. Bahkan shani dan lidyapun aku melihat perubahan dari mereka. Ini jauuh lebih berharga dibanding persaanku padamuu." Melody menggenggam tanganku. "Entah bagaimana aku bisa membalas kebaikkanmu."

"Memerubahkuuu?" Suara lain menyadarkan kami.

Aku dan melody berbalik bersamaan. Naomi?

"Jadi semua ini cuma sandiwaraa? Jadi semua ini cuman karena ka melody?" Naomi menarap dengan penuh berkaca. "Selamaat." Naomi bertepuk tangan dan pergii.

"Naomiiii." Panggilku hendak memanggilnya namun kuhentikan. Lagi pula buat apa aku mengejarnya? Dia marah bukan hanya tentang itu. Dia cemburu melihat melody bersamaku. Dia marah padaku yg berdekatan dengan org yg disukainya.

"Vee kamu tak mengejarnya? Dia akan salah paham." Melody terlihat panik.

Aku menghembuskan nafas berat. Aku tersenyum pada melody. "Naomi itu marah bukan padaku saja mel. Tapi dia marah dan cemburu pada kamu."

"Naomi menyukaimu Mel. Mungkin kamu tak pernah sadar akan hal itu. Naomi menyanyangi kamu melebihi perasaan adik terhadap kakaknya. Naomi tak pernah suka seseorang berdekatan denganmu, termasuk aku."

Melody terlihat kaget dengan apa yg aku katakan.

"Taa...taapi ve, lidya juga shani selalu menyangkut pautkan naoki denganmu, bahkan mereka sering menggoda naomi ttg mu dan aku melihat na...naomi tersipu malu karena itu."

"Tapi mel kenyataannya bukan aku mel. Tapi kamu." Aku tersenyum miris

Tiba tiba saja melody menarikku dalam pelukkannya. Aku sama sekali tidak membalas pelukkannya. Habungan diantara kami terlalu memusingkan. Aku mencintai naomi sedang naomi pada melody dan melody sendiri padaku. Namun juka garus memilih, aku ingin naomi bahagia, mendapatkan cintanya.

"Ve aku akan menjelaskannya pada naomi." Ucapnya walaupun aku tak tahu maksud dari kata menjelaskan dari melody. Menjelaskan ttg perasaannya atau melody yg menyuruhku merubah naomi.

Aku tersenyum getir. "Gak perlu Mel. Jika dia berubah karena dirinya sendiri dia akan menyadarinya dengan sendirinyaa. Ini mungkin bisa jadi pembuktian seberapa persen dan tulus dia berubah."

"Inilah yg aku suka dari kamuu. Kamu dewasa, bijak dan cara pandangmu yg luas." Pujinya. "Maaf ve aku ga bisa lama aku harus ke bandara. Aku ga tw ketemu kamu lagi kapan setelah dari singapur rencananya aku akan ke jerman. Dan aku menyatakan semua ini agar aku tenang disana. Aku tak ingin memikul beban rasa penasaran terhadap perasaanku." Melody melepaskan pelukkannya dan bangun dari duduknya.

"Aku sekali lagi nengucapkan terinakasih dan juga minta maaf." Melody mengulurkan tangannya. Aku membalasnya. "Senang bertemu dan mengenalmu ve."  Tersenyum dan pergi.

Aku menatap punggung melody. Aku yg sehatusnya berterimakasih. Karena berkatmu melody aku menemukan perasaan luar biasa pada orang yg luar biasa. Aku menemukan banyak hal karenamu tentang Naomi. Sosok yg aku cintai. Kamu yg mendekatkan aku dengan perasaan luar biasa ini.

Tbc

kitaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang