29 (akhir viny shanii??)

472 45 7
                                    

Shani pov

Aku seperti biasa berada di apartemant viny, tentunya menghabiskan malam panjang bersamanya.  Sekarang  aku sudah jarang menginap ditempat Lidya, kini tempat ku berlabuh adalah viny. Jadi yaaa pagi siang malam aku berada di tempat viny, ada atau tidak ada dia pasti aku ada di apartemantnya.

Viny sedang membersihkan diri, sedangkan aku masih sibuk bermalas-malasan di tempat tidur karena aktifitas malam kita yang cukup membuat badanku pegal pegal. Ku pegang hpku membuka room grup yang hanya berisikan kami bertiga. Aku, Naomi dan Lidya.
Guys,    Kemana kita  nanti malam?

Tak ada balasan. Yaaa mungkin mereka sibuk. Karena naomi berbiat berkata jujur pada Ka Veranda sedangkan Lidya pasti sedang sibuk sibuknya dengan kegiatan rutinnya bersama ka MElody.

Huh.
Aku kembali menaruh hpku di nakas, berbarengan dengan viny yang keluar kamar mandi.

"Kenapa?" Tanya heran dengan ekspresi lesalku.

"Itu tuuhh mereka ga bales chatkuu."

"Yaa mungkin mereka sibuk." Tanya viny sibuk mengeringkan rambutnya.

"Hmm yaa." Jawabku malas, kembali terlentang di kasur sambur kaki yang dipijakkan di tembok. Mungkin seperti sikap lilin tapi cuman sebagian kecil aja tubuhku yang menempel tembok.

"Eh ya, emangnya Lidya sibuk banget yaa? Lele nanyain muluu, apalagi zara. Emang lidya udah kerja?" Tanya viny penasaran dan curiga.

"Ehh.. ehmmm ya gitu." Jawabku bingung. Karena aku tak tau harus berkata apa tentang Lidya.

"Atau dia punya pacar lagi?" Viny muali menyelidiki.

"Enggaklah! Lidya cuman maunya sama Michelle doank." Jawabku mantap.

"Ya tapi dia ga perlu ngilang dari lele kan? Mana dia jarang kasih kabar lagi, ya setidknya dia kabari sama za..."

"Bebs, aku ke kamar mandi dulu yaa." Aku buru buru ke kamar mandi sebelum kehabisan kata menjelaskan semuanya pada Viny.

Aku segera membersihkan diri. Sekembalinya dari kamar mandi tak ku dapati viny di dalamnya. Namun kudapati harus dari tuangan lain. Fix. Bebebs ku lagi masak. Harumnyaa bikin lapaar.

Aku buru bur merapikan diri. Segera ke dapur dan duduk mengamati viny dengan rambutku yang masih setengah basah.

"Beb, kamu masak apa? Harum banget sih, bikin laper tau." Gerutuku sekaligus aku mengumumkan isi hati perutku.

"Ayam lada hitam. Kamu suka kan?"

Ting. tong.
Bel berbunyi saat aku belum sempat mengutarakan bahwa aku menyukai semua yang dihidangkan bebebkuu.

Viny melihat ke arah jam. "Tumben kinal on time banget. Biasa dia kan kang ngaret." Ku lihat viny hendak membuka celemeknya.

"Udah beb, biar aku yang buka aja." Aku mengajukan diri sekaligus bangun dari dudukku. Karena aku tak ingin waktu makanku tertunda hanya karna kinal yang datang. Tapi bagaimana kalau dia datang untuk menghabiskan jatah makanku? Omg. Aku harus antisipasi dengan membuat kinal kenyang hanya dengan air.

Aku berjalan ke arah pintu. "Sebentar!" Teriakku yang entah terdengar atau tidak itu tak masalah. Aku hanya riaih saja dengan bel yang terus menerus ditekan tanpa jeda hingga membuat gaduh.

kitaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang