20

1K 83 15
                                    

"Kamu yakin mau tau??" Michelle tersenyum.

"Hmmm" lidya berdeham seraya mengangguk.

Michele beranjak dari duduknya, perlahan satu persatu kancing piyamanya dan membiarkannya jatuh perlahan ke lantai. Yang membuat terpampang lekuku tubuh Michelle yg hanya dibalut oleh bra untuk menutup bagian dadanya.

Lidya meneguk ludahnya susah payah, "Ka...  Kamu ngapain?" Gugup lidya seraya berjalan mundur.

"Katanya kamu mau tau caranya??"
Michele mengerling nakal pada Lidya. Dan perlahan berjalan semakin dekar dengan Lidya.

"Ya kamu ngomong ajaaa." Lidya sudah tepat punggungnya bersandar di tembok. "Kaa.. Kamu mau apaa?" Lidya semakin panas dingin gugup.

"Aku mau praktekin langsung ke kamu.
Emang kamu ga mau?"  Michelle mengalungkan kedua tangannya pada leher lidya, menatapnya intens.

"Taa.. tapi Kan aku ga kedinginan." Tembal lidya.

"Emang harus nunggu dingin ya, kalau mau sama kamu?" Tanya Michelle mengharapkan jawaban lidya. Namun lidya tak memberikan jawaban.

"Hmm baiklah" Michelle sengaja memasang wajah lesunya. Mengalah.
Memungut kemeja piyamanya. Memakainya tanpa mengancingnya.

"Loohh kokk, Dipake lagiii?" Lidya tampak kecewa.

"Katanya kamu ga mau. Ya aku pake lagilah." Michellepun kembali duduk ditepi kasur.

"Tapi Serondee boleeeh laaah. Hhhe" jawab lidya cengengesan seraya menggaruk kepalanya.

"Ya udah kalo gitu kamu yang lepasin." Ucap Michelle sedikit manja dan menggoda terlebih lagi dia mengedipkan sebelah matanya.

"Seronde yaa jangan mintaa lebiih aku agaak cpee hhe." Lidya berhambur  naik ke atas tubuh michelle.

"Ishh dasarr." Michele memukul pelan pundak lidya. "Hmm tergantung pelayanan kamuuuhh" michelle meniup telinga lidya membuatnya memejamkan mata.

"Jangan remehkan pemulaa sepertiku. Rasa ingin taukuu banyak looh." Lidya tersenyum jail.

"Show me. I will teach you. Michelle mengalungkan tangannya di leher lidya.

Lidya menciumi michelle. Mencium kening michelle. Mencium mata michelle. Mencium hidung. Kedua pipi. Mencium dagu.

"Semua  milikku bukan?" Lidya bertanya dan memastikan namun belum sempat menjawab Lidya melumat bibir michelle. Michelle mengangguk dalam ciuman mereka.

"Hummpp ummp" Michelle melengkuh nikmat seraya menekan kepala lidya agar memperdalam ciuman mereka.
Lidya yang tak ingin kalah  melumatnya bahkan menghisap, mencoba mendominasi. Memainkan lidahnya saat mulut Michelle memberi akses masuk.

"Humpp hummp" Michelle melingkarkan kedua kakinya pada pinggang lidya.

Lidya melepas ciuman merka. "Huhhh huhh huuh" nafasnya tidak teratur.
"See.. Sebe.. Sebeentar...  Hhuh
Akuuhh am... Ambill na..fas du.. Duluu."

Michelle hanya trsenyum melihat wajah lidya. "Belum apa-apa udah keok duluuaan. Gimana sih."

"Ya ka....n engaaaa...ap saa...yaang Huh huu." Lidya masih kesulitan mengatur nafas. "Ga u...sah ci...cii...um yaa..  Huhh."

"Aku ikut kamu aja. Yang penting kita sama-sama enak." Michelle mengelus pipi lidya yg tampak kelelahan.

"Huuhh akuu bukaa yaahh."
Lidya membuka pakaian michelle tanpa tersisa termasuk menanggalkan dua penutup privasinya.

Lidya tertegun menatap tubuh Michelle yang putiih mulus. Memandangnya dari atas kebawah.
"Kenapa? Ga sesuai harapan kamu?" Michelle bingung."

Lidya menggeleng dan tanpa menunggu waktu lagi, dia mulai mancumbui leher michelle.

kitaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang