14.3

1.3K 138 8
                                    

Author pov

Dengan kendaraan roda duanya,  ve mengantar melody ke kediaman Michele. Namun saat sampai di sana mereka hanya bertemu dengab asisten rumah rangga michele yang bermain Dengan zara.

"oncy pe,  ama pergi cama apa." ucap zara memberitahu ve.

"appa? " ve berpikir saat zara menyebut appa.  Ve tersenyum mengerti siapa yang dimaksud zara.

"ya udah, zara lunjut maen ya.  Onty mau pulang dulu." pamit ve zara mengangguk mEngerti kemvali belari masuk kedalan rumah.

Setelah tak berhasil menemukan yang dicari mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka.

"mel kita cari kemana lagi? " tanya ve ditengag perjalanan mereka.

"hmm..  Kita ke tempat naoni ve. " ucap melody ragu karena dia tak yakin naomi berada di rumahnya.

Ve mengikuti setiap petunjuk yang di arahkan melody.  Sampai setelah setengah jam mereka sampai di halaman rumah megah.

Ve membuka helm nya,  menatap oenuh tanya pada bangunan megah ini. 

"rasanya bangunan ini tak asing? Rasanya aku pernah mengunjungi tempat ini? " pikir ve.

"ayo ve. "ajakan melody mengagetkannya.  Terlebih lagi tiba tiba melody menggenggan tangannya, membawa ve mengikutinya untuk memasuki rumah bak istana ini.

Mereka memasuki ruang tamu keluarga prasetya.  Pikiran ve masih bertanya merasa tak asing dengan tempat yg kini dipijaknya.

"aku masuk dulu.  Cek mereka." ucap melody dan ve mengangguk menjawabnya.

Ve menatap sekitarnya setelah kepergian melody. Menatap foto keluarga.  Tidak ini tidak layak disebut foto keluarga. Hanya ada foto naomi dengan seorang pria. Ayah?

"apa ini ayah naomi?  Rasanya aku pernah melihatnya?  Tapi dimana? " pikiran ve melayang ingatanya terbawa pada kejadian 2 tahun lalu.

Flashback

Setelah keputusan pengadilan menyatakan bahwa pengendara itu layak mendapatkan hukuman,  dan dinyatakan mendapatkan hukuman 2 tahun penjara.  Namun entah mengapa masih ada yang mengganjal dalam diri ve. 

Lidya Anatasia laksani.  Sebagai tersangka utama kasus tabrak lari yang menewaskan 2 orang dan 2 orang luka-luka.  Hukumab 2 tahun jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa sebanyak 5tahun tentunya lebih ringan dari pasal undang undang mengenai menghilangkan nyawa seseorang atau bisa dikatakan pembunuhan tidak berencana.

Ve memang tak pernah sekalipun menghadiri acara persidangan.  Karena rasa sakit hatinya.  Dan juga persidang tang memang berjalan singkat karena tersangka sangat kooperatif selama persidangan.

Namun setelah semua sidang berakhir.  Seseorang menjemput ve. Membawa ve ke kediaman Prasetya.  Prasetya memberikan sejumlah uang sebagai santunan.  Juga sebagai biaya hidup ve.

"ini ada cek.  Kamu bisa ini nominalnya sendiri.  Sebagai uangkapan bela sungkawa saya dan permohonan maaf saya atas kelakuan nakal anak saya." Fariz prasetya menyodorkan cek pada ve.

Ve menghela nafas panjang.  Menatap cek tersebut.  Dengan mantap ve mengembalikan cek tersebut.

"Maaf tuan, uang anda sama sekaki tak bisa mengembalikan apapun terutama orang tua saya.  Tuan tak perlu khawatir saya telah memaafkan putri tuan.  Bukankah putri tuan sudah mendapatkan hukumannya? " tolak ve tegas.

"baiklah kalau kamu menolak tawaran saya ini.  Bagaimana mengenai kehidupanmu?  Saya dengan senang hati akan membiayai kehidupanmu.  Dan saya pastikan kamu akan hidup sangat berkecukupan tanpa kekurangan apapun." fariz kembali memberikan tawaran.

kitaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang