Yoona membuka matanya perlahan ketika sinar matahari menerobos masuk melalui celah-celah jendela kamarnya dan terpaksa membuatnya bangun dari alam mimpi yang membuainya. Ibu muda itu tampak menggeliat beberapa kali untuk menghilangkan rasa pegal yang ia rasakan akibat terlalu lelah bekerja. Setelah dirasa kesadarannya cukup terkumpul, Yoona mulai menoleh ke samping untuk membangunkan sang suami agar segera bersiap untuk menuju ke markas. Tapi melihat sang suami dan sang putra tengah tertidur lelap sambil saling memeluk satu sama lain membuat Yoona merasa tidak tega untuk membangunkan mereka berdua. Rasanya hatinya begitu hangat saat melihat dua pria yang paling berharga dalam hidupnya sedang berada di sisinya dan saling memeluk satu sama lain. Yoona kemudian mengelus kepala Enzo pelan sambil mencium pipi chubby putra semata wayangnya itu.
"Enzo-ya, mommy menyayangimu." Bisik Yoona lembut di telinga Enzo sebelum ia memutuskan untuk bangkit dan menyiapkan sarapan di bawah bersama ibunya. Tapi sebelum Yoona benar-benar keluar dari kamar, Yoona sempat mengguncang pundak Donghae pelan dan menyuruh pria itu untuk segera bangun.
"Hmm, aku akan bangun setelah ini." Racau Donghae dengan mata setengah terpejam. Yoona tersenyum kecil memperhatikan pria manjanya, dan setelah itu ia benar-benar keluar dari kamarnya untuk menemui ibunya di bawah.
-00-
"Eomma."
Yoona memanggil ibunya pelan ketika ibunya sedang memotong-motong sayur di atas meja dapur. Nyonya Im yang melihat Yoona datang langsung melambaikan tangannya pelan dan mengangsurkan secangkir teh pada Yoona.
"Ini minumlah. Bagaimana semalam, apa Enzo kesulitan tidur?"
"Yah begitulah eomma, Enzo pasti akan merasa euforia setiap kali kami ada untuk menemaninya." Ucap Yoona dengan nada lelah sambil menopangkan dagunya di atas meja. Nyonya Im tersenyum lembut pada Yoona dan hanya memaklumi kelakuan cucu manisnya itu. Memang setiap kali Donghae dan Yoona pulang, Enzo pasti akan merasa senang. Anak kecil itu akan menghabiskan waktunya yang berharga bersama ayah ibunya dengan menceritakan seluruh kesehariannya di sekolah maupun di rumah. Anak itu seperti tidak ingin kehilangan momen-momen berharganya bersama sang ayah dan sang ibu, sehingga setiap malam jika Yoona dan Donghae datang Enzo pasti akan bercerita panjang lebar dan sama sekali tidak mau memejamkan mata hingga anak itu benar-benar kelelahan.
"Wajar Enzo bersikap seperi itu, selama ini kalian jarang bersamanya dan menemaninya di rumah. Kau juga tidak pernah datang ke sekolahnya untuk melihat pertunjukan dramanya bulan lalu, jadi eomma kira itu wajar jika Enzo merasa senang dengan kehadiran kalian di rumah. Yoong, apa kau tidak ingin resign dan memutuskan untuk menjaga Enzo di rumah? Terkadang eomma merasa kasihan pada Enzo, ia membutuhkan sosok ibu dan ayahnya di rumah. Setidaknya jika kau di rumah, kau masih bisa menggantikan sosok Donghae yang mungkin akan sering sibuk di luar rumah. Jadi Enzo masih memiliki sosok salah satu orangtuanya di rumah." Nasihat nyonya Im lembut. Yoona tak mempu berkata-kata dan hanya diam dengan pikirannya sendiri. Tentu saja sebagai seorang ibu ia juga menginginkan hal itu. Tapi ia perlu waktu, masih banyak hal yang harus ia selesaikan terkait dengan kasus kematian ayahnya yang janggal. Dan lagi selama ini semua rekan-rekannya tidak mengetahui statusnya yang telah menikah dengan Donghae. Mereka pasti akan sangat terkejut jika tiba-tiba ia mengajukan resign dengan alasan jika ia ingin fokus menjaga anak di rumah. Apalagi anak itu sebesar Enzo. Mereka pasti akan merasa marah padanya karena ia telah membohongi mereka selama itu.
"Sebenarnya aku juga tidak tega pada Enzo, tapi aku tida bisa resign begitu saja dari kantor. Rekan-rekan kami selama ini tidak mengetahui hubungan kami yang sebenarnya. Mereka hanya mengira jika kami berdua adalah rekan kerja di lapangan, jadi aku dan Donghae oppa membutuhakn sedikit waktu untuk mengatakan semua ini pada Sehun, Yeri, Lay, dan rekan kami yang lain. Lagipula kami sudah melakukan banyak kebohongan pada mereka, dimulai dari kebohonganku saat aku hamil, saat itu Donghae oppa memberikan alasan jika aku tengah mengambil study lanjutan di London, padahal nyatanya saat itu aku tengah mengandung Enzo dan tinggal di rumah Eommonim di Nami. Lalu setelah itu kami menjadi sering berbohong untuk menutupi hubungan kami yang sudah berkembang hingga sejauh ini. Bahkan sebelum kami memutuskan untuk menikah, abeoji juga sudah mengingatkan kami tentang resiko yang akan kami hadapi, tapi saat itu kami sudah berjanji satu sama lain untuk saling menguatkan satu sama lain hingga pada akhirnya kami benar-benar menikah dan memiliki Enzo. Eomma, tolong bantu aku untuk memberikan pengertian pada Enzo." Mohon Yoona dengan wajah memelas. Nyonya Im sendiri sebenarnya cukup iba pada kehidupan Yoona yang keras dan penuh intrik. Sejak awal menjadi seorang intel itu memang tidak mudah. Tapi ini semua adalah keinginan putrinya. Yoona sejak kecil selalu bercita-cita ingin menjadi seorang intel karena tuan Im dulu sering menceritakan kisah-kisah menakjubkan para detektif negara. Dan sekarang setelah putrinya menjadi seorang intel, putrinya itu sedikit serakah karena selain karir ia juga ingin memiliki sebuah keluarga yang bahagia. Jadi seperti inilah konsekuensinya, ia harus rela menjalankan peran ganda sebagai seorang ibu dan sebagai seorang agen rahasia negara. Oh dan jangan lupakan jika saat ini Yoona juga tengah menjadi seorang model.
YOU ARE READING
Bullets Of Justice
FanfictionHidup penuh sandiwara dan pengorbanan itu memang sulit, namun itulah yang harus dijalani Yoona dan suaminya Lee Donghae yang merupakan seorang intel di Korea Selatan. Hubungan pernikahan yang tidak pernah dipublikasikan, membuat mereka tidak pernah...