Dark Atmosphere

401 24 7
                                    

Satu minggu setelah kepergian Yoona, Donghae mulai beradaptasi dengan status barunya. Sekarang ia belajar untuk melakukan semuanya sendiri. Mulai dari membangunkan Enzo untuk pergi ke sekolah, menyiapkan Enzo sarapan, dan mengantarkan Enzo ke sekolah. Namun itu semua tidak serta merta dikerjakan oleh Donghae sendiri karena Jaekyung selalu membantunya. Sejak mengetahui semua hal yang menimpa Donghae, ia semakin berani menunjukan rasa perhatiannya dengan sering datang ke rumah Donghae untuk menyiapkan sarapan atau mengurus Enzo jika Donghae sedang sibuk menyelesaikan pekerjaanya di markas.

"Selamat pagi."

Jaekyung menyapa ayah dan anak yang sedang berjalan beriringan menuruni tangga satu persatu. Enzo yang berada di sebelah Donghae langsung menatap Donghae aneh lantaran Jaekyung sudah berada di rumahnya sepagi ini.

"Dad, kenapa aunty Jae bisa masuk ke rumah kita?" Tanya bocah kecil itu polos. Donghae mengendikan bahunya tak tahu dan langsung menatap sang tukang kebun yang kebetulan baru saja lewat di depan mereka.

"Sepertinya Jungso yang membiarkannya masuk. Jungso ssi, lain kali jangan biarkan orang yang tidak dikenal masuk ke rumah ini." Peringat Donghae sungguh-sungguh dengan wajah dingin. Jungso tampak merasa bersalah dan langsung menundukan kepalanya dalam. Namun Jaekyung langsung menepuk pundak Jungso pelan untuk menenangkan pria awal tiga puluhan itu.

"Tenang saja Jungso ssi, Donghae tidak akan memecatmu hanya karena kau mengijinkanku masuk ke dalam rumah ini, aku yang akan bertanggungjawab jika kau dipecat oleh kapten galak itu."

Jaekyung dengan terang-terangan menatap Donghae penuh permusuhan, namun sama sekali tak ditanggapi oleh Donghae.

"Daddy, aku lapar."

"Ohhh kau lapar, ayo ayo kita sarapan bersama."

Jaekyung dengan antusias langsung menyiapkan menu sarapannya untuk Donghae dan Enzo. Donghae langsung mendudukan Enzo di atas kursi dan ia pun menyusul di sebelah Enzo sambil membaca setiap email yang masuk ke dalam ponselnya. Sesekali Donghae juga melirik Jaekyung yang dengan telaten memenuhi setiap keinginan Enzo yang aneh-aneh. Sebenarnya ia cukup salut dengan kegigihan Jaekyung untuk menarik perhatiannya, tapi sejak awal ia sudah bersumpah untuk hanya mencintai Yoona, sehingga keberadaan Jaekyung di sini hanya ia anggap sebagai teman yang dapat ia manfaatkan untuk menjaga Enzo atau memasakan Enzo makanan jika ia sedang sibuk. Lagipula mencari pembantu rumah tangga yang benar-benar bisa dipercaya sangat sulit. Apalagi dengan statusnya sebagai intel yang kini sudah semakin tersebar luas di kalangan masyarakat, membuatnya harus berhati-hati dalam memasukan seseorang kedalam kehidupan rumah tangganya. Dan selama ini Jaekyung menurutnya bukan tipe wanita yang membahayakan serta dapat dipercaya. Hanya saja ia sedikit risih dengan sikap Jaekyung yang seakan-akan ingin menggantikan posisi Yoona di rumahnya.

"Hae, kau tidak ingin memakan sarapanmu?"

"Hmm, sebentar lagi."

Donghae memasukan ponsel pintarnya ke dalam saku seragamnya dan mulai menyendokan nasi kedalam mulutnya. Suasana sarapan pagi itu terlihat hening seperti biasa. Hanya Enzo yang sesekali ribut karena ia tidak suka wortel dan meminta Jaekyung untuk menyingkirkannya.

"Nanti siang aku akan ada rapat dengan dewan jenderal, apa kau bisa menjemput Enzo di sekolahnya?" Tanya Donghae sambil mengunyah makanannya. Jaekyung langsung mengangguk bersemangat dan terlihat antusias.

"Bisa bisa, tentu saja aku bisa. Kebetulan hari ini aku sedang tidak memiliki pekerjaan."

"Memangnya kau selama ini memiliki pekerjaan?"

Bullets Of JusticeWhere stories live. Discover now