"Siapa kau? Kenapa kau mengetahui teknik kuncian itu?"
Tak
Donghae menendang pistol yang digenggam Krystal dan mengunci tubuh ramping wanita itu menggunakan tubuhnya. Tak peduli darah yang merembes dari lengannya dan menetes-netes di atas lantai yang dipijaknya, saat ini yang ia inginkan hanyalah mengetahui jati diri wanita itu yang sesungguhnya karena ia begitu mirip dengan Yoona. Dan setiap inci tubuhnya mengalirkan sengatan listrik yang sejak dulu selalu ia rasakan jika bersentuhan dengan Yoona.
"Kuulangi sekali lagi, siapa kau sebenarnya?"
Krystal memutar bola matanya malas sambil mencoba untuk lepas dari kungkungan Donghae. Darah segar yang mengalir dari lengan Donghae membuatnya jijik dan merasa ingin muntah. Tapi sayangnya Donghae kali ini tidak ingin melepaskannya dengan mudah karena pria itu memiliki begitu banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya terkait dirinya.
"Apakah penjelasanku sebelumnya kurang jelas? Aku, KRYSTAL PARK! Pemilik sekaligus pemimpin Bloods. Jika kau tahu siapa aku sebenarnya, sebaiknya kau segera lepaskan tanganmu dari tubuhku karena aku tidak segan-segan untuk membunuhmu, meskipun aku harus mengejarmu hingga keseluruh duniapun, pasti akan kulakukan." Ucap Krystal penuh tekad. Donghae tersenyum getir dengan ucapan wanita itu dan segera melepaskan tangannya dari tubuh Krystal. Diliriknya sekilas luka menganga yang bersarang di lengannya. Itu bukan kali pertamanya ia mendapatkan luka yang sama di lengannya karena dulu ia juga pernah mendapatkannya.
"Kau mengingatkanku pada isteriku." Ucap Donghae datar dan segera berjalan pergi meninggalkan Krystal yang masih berdiri di tempat sambil menatap marah pada Donghae yang telah menyusahkannya hari ini.
Flashback
"Pandangan mata harus sejajar dengan arah datangnya peluru. Kau harus fokus dan jangan sekali-sekali kau lengah, karena musuh tidak akan segan-segan untuk membunuhmu. Lalu tarik pelatuknya."
Donghae berdiri di belakang Yoona sambil mengajari Yoona teknik-teknik menembak yang benar agar kemampuan Yoona lebih baik lagi. Meskipun Yoona memang sudah menguasai semua tekhnik yang diajarkannya, tapi ia tetap harus mengasahnya berulang kali agar tekhnik itu semakin tajam melekat di dalam pikiran Yoona.
Dorr!
"Bagus, kau berhasil menembak pusat sasaran. Kemampuanmu semakin meningkat Yoong."
Yoona tersenyum senang sambil menatap Donghae berbinar-binar. Akhirnya setelah sekian lama ia menjadi murid sang kapten, ia dapat mendengar kalimat pujian itu dari bibir Lee Donghae. Bahkan selama ini ia tidak pernah membayangkan akan mendapatkan pujian itu karena sikap kaptennya yang pelit akan pujian.
"Hmm.. kau sedang merayuku kapten." Goda Yoona dengan kerlingan nakal. Donghae menatap kedua manik Yoona tajam, lalu tiba-tiba ia memlintir tangan Yoona ke belakang. Yoona mengaduh kesakitan sambil mendengus gusar karena sang kapten yang tiba-tiba menyerangnya disaat ia sedang tidak siap.
"Pelajaran ke dua, kau tidak boleh lengah Yoong, meskipun itu pada kekasihmu sendiri." Seringai Donghae puas. Yoona masih mengaduh kesakitan karena Donghae tak kunjung melepaskan kunciannya. Pria itu justru semakin memperparah rasa sakitnya dengan ikut mengunci tangan kanannya yang sedang menggenggam pistol agar mengarah tepat kearah lehernya sendiri.
"Dalam satu kali tarikan, kau bisa mati."
"Lepaskan aku kapten Lee!! Kau ingin membunuh kekasihmu sendiri? Yang benar saja!" Bentak Yoona kesal. Donghae hanya menatap Yoona tajam dan tidak berniat sedikitpun untuk melepaskan kuncian tangannya dari Yoona.
![](https://img.wattpad.com/cover/153134113-288-k789.jpg)
YOU ARE READING
Bullets Of Justice
ФанфикHidup penuh sandiwara dan pengorbanan itu memang sulit, namun itulah yang harus dijalani Yoona dan suaminya Lee Donghae yang merupakan seorang intel di Korea Selatan. Hubungan pernikahan yang tidak pernah dipublikasikan, membuat mereka tidak pernah...