Hari pertama menjadi intel negara benar-benar menakjubkan. Kami semua datang dari berbagai daerah di Korea Selatan dengan tujuan yang sama, yaitu untuk melindungin negara. Namun sedikit pengecualian untukku, karena aku berada di markas ini untuk sebuah tugas. Bertahun-tahun aku hidup di sini karena belas kasihan bos besar yang dengan murah hati mau menampungku dan menjadikanku anak angkatnya setelah melihatku yang nyaris mati dipukuli di pasar karena mencuri makanan. Tapi saat itu kehidupanku benar-benar menyedihkan. Aku adalah anak jalanan yang tidak memiliki orangtua. Sebelumnya aku tinggal di panti asuhan, dan ketika aku berusia tujuh tahun aku kabur dari panti asuhan karena aku benci dengan semua ketidakadilan yang terjadi di sana.
Selama menjadi anak angkat bos besar, aku dididik dan dilatih dengan sangat keras. Tak jarang aku mendapatkan luka lebam di sekujur tubuhku dan patah tulang di beberapa tulang rusukku akibat pelatihan yang begitu keras dan tak kenal belas kasih. Namun semua itu tidak membuatku patah semangat, aku justru semakin berambisi untuk menjadi pria yang tangguh karena aku ingin membalas semua kebaikan bos besar yang selama ini diberikan padaku. Aku ingin menunjukan loyalitasku dan bersumpah setia untuk kejayaan organisasi yang dipimpin oleh bos besar.
"Selamat pagi dan selamat datang di markas intel negara Seoul, Korea Selatan. Sebelumnya aku ingin mengucapkan selamat pada kalian semua karena kalian adalah orang-orang pilihan dan orang-orang tangguh yang berhasil menjadi bagian dari anggota intel negara. Di sini kalian akan dididik untuk menjadi intel terbaik dan berkesempatan untuk menjadi anggota intel khusus di bawah pimpinan kapten Lee."
Aku melihat seorang pria muda yang begitu berkharismatik dan dipenuhi dengan berbagai lencana di dadanya. Ternyata markas ini benar-benar mempekerjakan orang-orang yang sangat ahli di bidangnya, pantas jika selama ini mereka mendapatkan reputasi yang baik dalam menyelesaikan setiap kasus yang terjadi. Aku harus menjadi salah satu dari anggota intel khusus agar aku bisa mendapatkan kepercayaan dari kapten itu. Kulihat ia adalah pria yang begitu tangguh, dan tentu saja memiliki kompetensi yang sangat bagus di markas ini. Jika aku berhasil mengelabui kapten itu, maka posisiku di sini tidak akan pernah dicurigai oleh siapapun.
"Untuk pelatihan pertama, kalian akan melakukan pelatihan menembak. Untuk itu kalian bisa langsung pergi ke hanggar untuk melakukan pelatihan menembak bersama senior Im Yoona."
Kami semua berjalan dengan tertib menuju hanggar yang berada di sayap kanan markas. Dan sejujurnya aku sedikit muak dengan semua hal ini karena aku merasa seperti hewan yang harus mematuhi segala protokol yang tertulis di sini. Aku sepertinya memang harus belajar untuk menyesuaikan diri, karena selama ini kehidupanku selalu bebas dan dipenuhi kekerasan. Di usiaku yang baru menginjak empat belas tahun, aku sudah diperkenalkan dengan dunia malam dan juga minuman keras yang memabukan. Dan saat itu bos besar sudah memintaku untuk mencicipi semua rasa minuman keras dan beberapa kali ia pernah memberiku mariyuana yang dilinting seperti rokok. Jika dipikir-pikir, bos besar sebenarnya bukan orang yang baik. Ia sebenarnya adalah orang yang sangat jahat, tapi entah mengapa aku tetap menganggapnya sebagai pahlawan penyelamatku, meskipun ia kerap kali memukuliku jika aku tidak bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik. Tapi sekali lagi, semua ini adalah hutan budi yang harus kulunasi, jadi suka tidak suka, aku harus melakukan apapun yang diperintahkan oleh bos besar dan meletakan kesetiaanku padanya dengan sepenuh hati.
"Perkenalkan, namaku adalah Im Yoona, aku adalah penanggungjawab dari hanggar ini. Di sini aku akan menjadi mentor kalian selama melakukan pelatihan menembak."
Untuk pertama kalinya aku merasa begitu kagum pada seorang wanita. Mentor yang bernama Im Yoona itu benar-benar berbeda dari semua wanita yang selama ini telah kutemui. Ia memiliki wajah lembut yang tersembunyi dibalik wajah tegasnya. Dan ia juga memiliki senyum yang sangat manis, aku sungguh tidak bisa mengalihkan tatapan mataku darinya. Kupastikan selama melakukan sesi pelatihan ini aku tidak akan mengecewakan senior cantik itu.
YOU ARE READING
Bullets Of Justice
FanfictionHidup penuh sandiwara dan pengorbanan itu memang sulit, namun itulah yang harus dijalani Yoona dan suaminya Lee Donghae yang merupakan seorang intel di Korea Selatan. Hubungan pernikahan yang tidak pernah dipublikasikan, membuat mereka tidak pernah...