❤️Part 25❤️

7.7K 284 6
                                    

"Come on Sabrina... Lu mau ngomong apa ?"

Sabrina hanya terkekeh

"Fine... gw bakal langsung aja jujur ke lu"

Ada keheningan selama beberapa detik

"Sebenarnya.... Gw jatuh cinta sama lu sejak dulu kita sahabatan"

==================================================================

Aku menatap Sabrina kaget

Maddy benar

Maddy ternyata benar

"Gw suka sama lu dari dulu, bahkan sebelum kita sahabatan. Gw udah bahagia pas kita sahabatan, tapi gw butuh sesuatu lebih dari itu. Gw pikir setelah gw pergi lu bakal sadar kalau lu butuh gw, tapi apa ? Gw balik- balik lu udah sama cewe itu, Apa sih bagusnya dia ? Kenapa lu lebih pilih dia daripada gw ? Kenapa ?" Jelas Sabrina panjang lebar

"Sabrina... Gw ga pernah punya perasaan sama lu, maaf... tapi gw ga bisa membalas perasaan lu. Gw cintanya sama Maddy."

"Apa bagusnya Maddison ? Gw jauh lebih baik daripada Maddison itu ! Ini bukan cinta monyet anak SD ! Gw suka sama lu emang dari sd, tapi sampai sekarang gw masih punya perasaan lebih buat lu !"

"Sabrina... tenang" Ucapku berusaha menenangkan Sabrina

"Kita bentar lagi udah lulus Sma dan gw masih ada perasaan buat lu ! 7 tahun Liam ! 7 tahun gw suka sama lu ! 7 fucking years ! 7 tahun bukan waktu yang sebentar...."

"Sabrina.... Tenang dulu, ok ?"

Sabrina menarik nafas panjang

"Perasaan ga bisa dipakasakan... Gw selalu nganggep lu sahabat gw, ga lebih" Ucapku sambil menatap Sabrina

"Coba aja kalau ga ada Maddison ! Lu bakal pacaran sama gw, Gw yakin !" Sabrina terlihat kembali emosi

"Gw kembali itu buat lu ! Balasan yang gw dapet setelah kembali kesini apa ? Lu malah pacaran sama cewe ga jelas"

"Hey ! Maddy ga seperti yang lu pikirin ! She is amazing." Dia boleh saja marah, tapi dia tidak boleh menghina Maddy- ku

"Apa bagusnya dia ?! Cantikan juga gw ! Gw juga lebih kaya ! Gw lebih dari dia !"

"No ! She is way better than you ! Jangan pernah lu hina Maddy !" Aku langsung berdiri lalu pergi dari cafe itu. Sebaiknya aku pergi saja daripada emosiku semakin tinggi

=======================================================

Sesampainya aku dirumah, aku menerima telfon dari Sean.

"Halo ?" Sapaku

"Hey, Liam"

"Hey, kenapa ?"

"Gw denger semua omongan lu sama Sabrina loh"

"Hah ? Apa ?"

"Gw duduk dibelakang lu berdua, kayaknya acara perdebatan kalian seru banget sampai kalian ga sadar ada orang disekeliling kalian"

"Ah.... iya, gw ga nyadar tadi"

"I just want to tell you that I'm proud of you"

"Ew ! Kenapa lu jadi kaya bapak- bapak yang bangga sama anaknya ya"

"Liam ! Gw serius nih, Lu setia sama adek gw"

"Of course, I love Maddy"

"By the way... Gw ngerekam semua pembiacaraan lu sama Sabrina loh, nanti gw kasih Maddison biar lu berdua ga berantem lagi."

"Gila ! Lu kurang kerjaan ya"

Aku bisa mendengar suara kekehan Sean

"Ya udah, gw mau kasih denger Maddison dulu. Besok lu dateng aja"

"Gw emang udah rencana besok mau dateng ke rumah lu"

"Sejak lu pacaran sama adek gw, kayaknya lu lebih banyak dateng buat ketemu adek gw deh. Aku merasa diduakan mas.... Aku sedih...."

"Gila !" Ucapku lalu menutup telfon secara sepihak

Ternyata Maddy benar, Sabrina menyukaiku

Sepertinya insting wanita sangat kuat

Keesokan harinya ( Maddison Pov )

Aku baru bangun pukul 12 siang karena kemaren malam, Sean memberikan rekaman pembicaraan Liam dan Sabrina. Disatu sisi aku bahagia karena Liam tidak akan menghianatiku, tapi disisi yang lain aku masih marah karena Liam berbohong kepadaku. Aku pantas untuk marah bukan ? Aku tidak bisa tidur karena hatiku merasa bimbang.

"Maddy..." Aku mendengar suara yang sangat kukenali

Sejak kapan Liam masuk ke kamarku ? Sepertinya aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri sampai tidak menyadari keberadaan Liam.

Aku menghela nafas kasar

"Maaf" Aku mendengar suara Liam lagi

"Maaf ga merubah apapun" Ucapku dengan suara dingin

"Aku tau aku salah, I learn from my mistake... Aku janji aku ga bakal bohong sama kamu lagi" Liam sekarang duduk didepanku

Aku hanya menunduk

Liam memegang lalu mengangkat daguku sehingga posisiku sekarang menatap Liam

"Please... I miss you so much"

Pikiranku dan hatiku berperang

Disatu sisi aku ingin memaafkannya

Disisi yang lain aku ingin membuat Liam merasakan sakit hatiku

Apa yang harus aku lakukan ?

"Kalau kamu ga bohongin aku dari awal... none of this would happen. But you choose to lie, Liam... Kamu milih untuk bohong... Kalau kamu jujur, will I be jealous ? Pasti aku cemburu, tapi setidaknya aku menghargai kamu karena kamu jujur sama aku"

"I know Maddy, maaf..."

"Ucapan aku benar kan ? Sabrina suka sama kamu kan ?" Aku terkekeh palsu

Liam hanya mengganguk

Kita terdiam untuk 5 menit

"Forgive me, Maddy"

  -TO BE CONTINUE
Jangan lupa vote dan comment ya
Menerima kritik, tapi jangan kritik yang sengaja untuk menjatuhkan yaaa :)
Maaf kalau banyak typo

Melted (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang