Prolog

213 25 4
                                    

Seorang pria remaja tengah gencar melakukan aksi kriminal untuk mencapai keinginannya.

Hingga ia mendengar sebuah suara yang membuat aksi brutalnya terpaksa dihentikan, karena ia memiliki prinsip 'Jangan korbankan diri sendiri demi orang lain'.

Ia memilih untuk keluar dari gedung sialan itu dengan cara melompat dari lantai tiga. Karena ia yakin semua akses keluar masuk sudah ditutup. ia sudah dikepung.

"Ayolah, ini bahkan masih musim semi tapi kenapa pergelangan kakiku terasa ngilu" Ia mulai berlari menghiraukan rasa sakitnya.

Ketika ia merasa posisinya sudah aman, ia mulai berjalan sedikit santai dan melepaskan masker serta topi yang ia kenakan.

Misi gagal, tulang remuk, udara sangat dingin dan parkir mobil jauh sekali. Malam yang sadis untuk pria yang bangsat itu.

Ia berjalan sambil mengusak surainya lalu terkekeh karena kebodohannya yang memilih melakukan misi pada malam musim semi, seperti orang frustasi.

Lalu tiba-tiba ia melihat seorang pria tergeletak dengan darah di sekitar tubuhnya.

"Kurasa sekarang saatnya kembali menjadi manusia normal yang baik hati" gumamnya lalu mengangkat tubuh pria itu ke mobilnya.
==================
Dio Pov

Semua terasa sangat dingin, sunyi, dan bau anyir yang begitu jelas. Apa lagi kalau bukan darah.

Apa yang terjadi? Aku bahkan tidak menyadarinya sama sekali dan tubuhku mati rasa, sulit digerakkan.

Hingga akhirnya mataku menangkap sosok pria dengan pakaian serba hitam bejalan mendekatiku. Lalu semua berubah menjadi gelap.

Last ExpectationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang