03

88 24 0
                                    

"Kenapa? Kudengar dari rekan mu, kau tidak pernah gagal" kata seorang clien, yang hanya dijawab dengan mengendikan bahu oleh pemuda di hadapannya.

"Tapi kudengar kau berhasil menyiksanya" lanjut cliennya itu sambil menyeringai, yang dibalas anggukan dari pemuda itu.

"Tapi ini lebih baik, karena jika kau langsung membunuhnya itu tak kan seru"

"Saya kesini bukan untuk bertele tele, saya hanya ingin mengembalikan uang anda" kata pemuda itu sambil meletakkan sejumlah uang di atas meja.

"Sudah saya katakan saya lebih senang jika seperti ini, bahkan saya ingin memberimu lebih"

"Saya bukan orang yang akan menerima uang tanpa menyelesaikan pekerjaan" kata pemuda itu lalu pergi.
==================

"Bagaimana?" tanya atasan Dio, ketika mereka tinggal berdua dalam ruangan itu

"Saya tidak mendapat apapun"

"Baiklah, aku hanya memberimu waktu 6 bulan, jangan membuat kesalahan selama 6 bulan ini" kata atasannya lalu meninggalkan Dio sendiri disana.

"Argh!! Kenapa serumit ini?" kata Dio menggeram kesal.

"Kau sendiri yang menerima kasus ini, jadi kau harus menerima konsekuensinya." kata Jino yang ntah sejak kapan berdiri di pintu.
==================

Ketika Rion baru keluar dari mobilnya, ponselnya tiba tiba bergetar dari saku hoodie yang ia pakai.

"Ku dengar kau gagal" kata orang itu tanpa basa basi, yang tak dijawab oleh Rion.

"Dan itu karena polisi muda yang kau tolong" lanjut orang itu.

"Cih, kau yang menembaknya"

"Good boy, tak kusangka kau sejenius itu. But, next time don't make a mistake. or all over" kata orang itu mengancam.

Rion langsung mematikan sambungan telponnya karena ia sangat bosan dengan ancaman itu. Ia memasukkan kembali ponselnya, lalu masuk ke gedung apartementnya.
==================

"Cih, Aish.. Shit" umpat seorang pemuda berwajah western yang baru masuk ke apartemennya dan melihat ada dua makhluk disana.

"Kenapa?" tanya Kevin yang sedang bermain game di apartemen Rion.

"Kenapa kalian ke sini?" Kata Rion pada Kevin dan Alvin yang merupakan sepupu sekaligus teman Rion.

"Numpang main" kata Alvin dengan santai, yang mendapat jitakan dari Kevin.

"Kami kesini disuruh Om Reno sama Tante Reva supaya lo pergi pertemuan keluarga besok. Udah lama banget lo nggak ikut, katanya" Jelas Kevin.

"Kangen kata nyokap gue" Kata Alvin yang masih berkutik dengan Game Rion.

"Lo free kan besok? Jadi nggak ada alasan lagi lo nggak pergi" kata Kevin.

"Jangan ngehindar lagi coba aja dulu" Kata Alvin memberi saran.

"Mmm..." kata Rion lalu masuk ke kamarnya, mengabaikan dua orang yang terlampau semena mena di apartemennya.

Last ExpectationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang