05

55 22 1
                                    

Malam ini Rion baru kembali dari supermarket dekat apartemennya untuk membeli beberapa kebutuhannya.

Ia pun mulai bersiap siap untuk makan malam bersama keluarganya, walau sebenarnya ia tidak tau siapa pun dari keluarganya.

Rion mengalami amnesia sejak 2 thn yang lalu. Rion sendiri bahkan tidak mendapat gambaran apa apa. Namun, menurut dokter ia memiliki trauma yang membuatnya memilih melepaskan ingatannya.

Ia memiliki sebuah fobia terhadap piano tanpa tau sebabnya, dan ia juga tidak tau siapa yang dimaksud 'Zen Argara'-pria gila yg melatar belakangi setiap tindak kriminalnya- setiap kali ia mengancam dengan nama 'Kansya Hanaru'

Pertanyaan selalu muncul hinga sebuah pernyataan konyol yang terlintas 'apa ia pacarku?'.

'tapi yang penting kau tidak tau aku amnesia Zen, baiklah kita ikuti permainanmu'-Rion

Ia mulai mengenakan pakaian formalnya, karena Kevin bilang ia harus mengenakan pakaian formal.

"Sudah siap?" Tanya Alvin.

"Sejak kapan lo disana?" Tanya Rion kaget.

"Barusan"
==================

Makan malam keluarga terasa begitu tegang, tapi semua berjalan lancar. Tidak ada yang curiga jika ia amnesia , meski semua kaku Rion dapat menyesuaikan.

Ia pun baru mengetahui jika ia memiliki seorang adik bernama Marva, Marva Davendre. UpBahkan Keyna yang menjadi temannya sejak awal dibangku SMA pun merupakan sepupunya Keyna Revano adik dari Alvin Revano bahkan Rion tidak pernah berfikir itu akan terjadi.

Ketika di perjalanan kembali ke apartemennya, ia mendapat telpon dari seseorang yang sangat ingin menghancurkannya. Membuatnya lagi lagi mengumpat namun ia tetap mengangkatnya.

"Markas sekarang!! Client mu menunggu" kata orang disebrang sana, membuat Rion terpaksa harus ke tempat yang dimaksud.
==================

"Menurutku motif semua tindak kriminal ini dilakukan satu orang yang sama, namun bukan untuk uang" kata Dio menganalisa apa yang terjadi.

"Ku rasa ini paksaan karena ia meninggalkan beberapa jejak untuk bisa kita selidiki, namun tandanya terlalu sulit untuk dipahami" lanjut Dio.

"Apa kau tidak berpikir jika ia masih amatiran atau ceroboh?" Tanya Jino.

"Jika memang begitu pasti ia telah tertangkap dari awal. Mungkin ia ingin memberontak dengan caranya agar ia bebas tanpa beban" jelas Dio.

Tiba tiba handphone Dio bergetar menandakan ada panggilan masuk. Ia segera mengangkat dan mendapat kabar bahwa ada yang melakukan pencurian.

Dengan segera Dio dan Jino keluar dari ruangannya dan memacu mobil mereka dengan kecepatan tinggi.
==================

Rion sedang mencoba menerobos sebuah perusahaan yang di jaga ketat. Ia tau benar pemilik perusahaan ini, Perusahaan keluarganya.

Ia tidak mengetahui seluk beluk perusahaan ini, ia cuma di perintahkan mencuri beberapa dokumen lalu pergi.

Sebenarnya ia tidak ingin melakukannya, tapi ini semua mempertaruhkan nyawa orang yang menurutnya penting namun ia lupa siapa itu.

Ketika ia masuk ke salah satu ruangan ia menemukan sebuah brankas. Namun ketika ia baru ingin mendekati brankas tiba tiba ada dua orang pria datang membawa senjata memasuki ruangan..

Last ExpectationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang