Rion pov
Aku berusaha mendekati brankas, namun aku mendengar langkah kaki beberapa orang dengan jarak kurang lebih 3m dari ruangan ku berada.
Aku mengurungkan niatku untuk membobol brankas itu, untung alat ku belum ada yang keluar, karena itu bisa menjadi petunjuk.
Aku memilih untuk mempersiapkan diriku agar tidak lengah.
1..
2..
3..
Benar dugaan ku, 3 orang datang. Aku mengenal 2 diantaranya. Dio dan pemilik perusahaan yang kutemui saat acara makan malam 'Ayahku' walau aku kurang yakin tentang itu. Mungkin yang satunya lagi rekan Dio.
Aku berusaha menghalau mereka, Dio dan rekannya. Pemilik perusahaan itu tampak tidak bergeming. Hingga satu tembakan tepat di perut kananku.
Ku tepis semua rasa sakit, aku mulai menghantam mereka agar senjata itu tidak melukai ku lagi. Kerena mungkin saja jika aku terus terluka aku tidak memiliki energi untuk kabur dari mereka.
Aku berusaha mengatur nafas ku, sambil memikirkan jalan keluar. Aku terus menatap Dio yang terus mengawasi ku tanpa senjata, dan itu membuatku lega.
Sebenarnya aku berharap tertangkap agar tidak ada lagi perintah dari 'si gila' itu lagi, namun bukan tertangkap basah seperti ini. Aku ingin ia juga hancur, walau aku harus hancur bersamanya.
Aku menemukan jalan keluarnya, namun jalan itu berada tepat belakang rekan Dio. Aku harus menyerang mereka lalu kabur agar aku bisa lolos.
==================Entah nasib buruk apa yang dialami Rion saat ini, setelah misinya 2 gagal sekarang hujan turun disaat lukanya masih terbuka lebar.
Ia memilih berhenti di sebuah pohon karena tidak bisa menahan sakitnya, namun biarlah darahnya hilang bersama air hujan.
Hingga tak lama kemudian sebuah mobil berhenti di dekatnya, dan munculah orang yang ia sangat ia kenal. 'Keyna Revano dan Alvin Revano'- sepupunya.
Merka segera menaikan Rion ke atas mobil lalu melesat menuju apartement Rion.
==================Di apartement Rion
Rion tengah terkulai lemas karena lukanya hampir infeksi, dan tenaga nya habis untuk melakukan misi yang gagal.
Keyna dengan hati hati membersihkan luka Rion karena ia telah belajar pada ayahnya- seorang dokter- bagaimana membersihkan luka tembakan.
"Apa yang kau lakukan hingga seperti ini?" Tanya Keyna cemas.
"Bukan apa apa" lirih Rion yng nyaris tidak terdengar.
"Terserah lah" kata Keyna yang merasa ia tidak akan mendapatkan jawaban dari batu yang bahkan hampir mati ini.
Keyna mengecek suhu badan Rion dn ternyata ia demam tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Expectation
RandomMereka berusaha untuk menghancurkan harapan orang lain untuk membuat orang itu serendah mereka. Apa ada orang yang membuat harapan itu muncul kembali sebelum semua nya berakhir?