04

74 23 2
                                    

Siang ini Dio sedang suntuk di apartemennya. Ia mencoba mencari kegiatan namun semuanya sangat membosankan. Dipikirannya terus terlintas sebuah wajah, yang membuatnya kurang fokus belakangan ini.

Karena bosan, Dio melangkahkan kakinya keluar apartementnya. Hingga ia berhenti di sebuah apartemen di lantai 7. Ia mulai menekan bel beberapa kali, namun tidak ada tanda tanda kehidupan dari dalam.

Dio mulai memasukkan beberapa kombinasi angka, berharap pintunya bisa terbuka.

"Ayolah!! Apa kira kira passwordnya?" Kata Dio mulai frustasi.

"Hei!! Sedang apa?" Tanya seseorang dari belakang Dio yang membuatnya terkejut.

"Hanya berkunjung" jawab Dio mencoba menetralisir rasa terkejutnya.

"Kau siapa Rion?" Tanya Dio mencoba mencari topik.

"Sepupunya, Kevin. Dan kau sendiri??"

"Dio, temannya....mungkin" jawab Dio.

"Apa dia tidak ada di dalam?" Tanya Kevin.

"Ntahlah, dari tadi tidak ada yang membukakan"

Mendengar jawaban dari Dio, Kevin mulai memasukkan beberapa angka dan pintu terbuka memperlihatkan Rion yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di lehernya.

Ntah Rion baru bangun atau dari luar namun tidak ada yang berniat untuk bertanya.

"Astaga!! Kenapa kalian kesini??" Kata Rion yang baru menyadari ada makhluk lain selain dirinya.

"Apa kau tidak mendengar? Sudah berapa kali belnya berbunyi?" Tanya Kevin, merasa pendengaran sepupunya yang kurang berfungsi.

"Ya.. kupikir hanya orang iseng . Jika itu kau bukankah biasanya kau langsung masuk?" Bela Rion.

"Aku bosan, jadi aku ke sini" kata Dio santai lalu duduk di ruang tengah.

"Aku mengantar ini" kata Kevin yang memperlihatkan makanan yang dibawanya.

"Oh.. Thanks Kev" kata Rion sambil menoleh keluar jendela apartemennya karena merasa ada orang yang melihatnya dari tadi.

'Aish, pikiranku kacau. Untuk apa orang mengintaiku bodoh'-Rion
==================

Kevin sudah pergi dari tadi, tapi entah apa yang membuat Dio betah di apartemen Rion.

"Apa kau tidak ada pekerjaan??" Tanya Rion mulai jengah yang hanya dibalas dengan endikan bahu oleh Dio.

"Lakukan sesuka mu aku hanya bosan sendirian"

Rion pergi ke kamarnya untuk mengambil pakaian kotor dan kunci mobil, lalu menuju keluar apartemennya.

"Mau kemana lo?"

"Laundry"

"Gue ikut~, ya ya?" jatuh sudah harga diri seorang pria umur 23 dihadapan bocah 18 tahun

"Serah"

Last ExpectationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang