Chapter 11

241 12 0
                                    

Hari ini aku masih enggan kesekolah. Pikiranku masih kacau, aku masih berusaha mencerna apa yang terjadi.
Semua hal yang dalam hitungan detik bisa merubah hidupku, hari hari ku, hati dan pikiranku.
Aku beralih berdiri kesisi jendela kamar.
Aku coba mengingat semua yang udah Setra jelasin kemarin. Tentang perasaan nya terhadapku.
Tuhan. . Bukan kah seharusnya itu menyakitkan? Tapi entah kenapa rasa itu gak seberapa, bahkan perasaanku lebih sakit saat ku melihat Kak Irgi terbaring tak berdaya.

Ddddrrrrttttt
Kuraih ponsel dari saku celanaku.
" Bisa ketemu? " bbm Setra
Belum sempat ku balas sudah masuk satu bbm lagi yang ternyata masih dari Setra.
" Aku sudah didepan rumahmu"
Kutengok keluar jendela, dan ternyata benar Setra sudah berdiri didepan gerbang rumahku.
Aku bergegas keluar kamar, menuruni anak tangga dan menemui Setra.
Kubuka pintu gerbang dan menyuruh Setra masuk, aku dan Setra duduk berhadapan disofa ruang tamu.
Kucoba menatap dalam wajah orang yang selama ini aku impikan tuk jadi kekasihku. Namun kali ini aku merasa asing berada dihadapannya. Aku merasa ada yang berbeda, entah tentang hati aku atau perasaan aku.
Kuhela napas dalam dalam.

" Aku cuma mau tau gimana keadaan kamu Ra?. Tadi pagi aku sengaja nunggu kamu disekolah dan aku ketemu Mia,, dia bilang kamu gak sekolah. Apa kamu baik baik aja? "

" Entahlah, ada beberapa hal yang menggangu pikiran aku saat ini"

" Soal Irgi? " tanya Setra to the point

Aku tersentak, aku nggak tau harus jawab apa. Karena aku sendiri masih belum mengerti dengan apa yang terjadi.

Setra mengeluarkan sebuah buku harian dari dalam tasnya.

" Ini Ra, mungkin ada baiknya kamu baca ini " Ucap Setra sambil menyerahkan buku harian itu ketanganku. " Buku ini milik Irgi, semua hal tentang kamu dia tulis disini. Aku rasa Irgi pun nggak akan marah kalau kamu baca buku ini "

" Ta.. Tapii Tra aku "

" Stttssss .. Kamu hanya cukup membacanya saja Ra. Begitu selesai kamu baru boleh berkata apapun"

Aku menerima buku harian itu.

" Aku pamit ya Ra"

Kuantar Setra sampai keluar gerbang. Kemudian aku bergegas kekamarku dan membaca buku harian milik Kak Irgi.
Ada sedikit keraguan untuk membuka dan membacanya, tapi aku penasaran.
Kubuka buku itu perlahan.
Lembar pertama

Lagi.. Dan sekali lagi aku hanya bisa memandangnya dari kejauhan. Sosok gadis yang menurutku sangat periang.
Mungkin..
Atau bahkan sangat tidak mungkin untuk mendekatinya.
Dia siapa..?
Dan aku siapa..?
Kita sama sama tidak saling mengenal.
Aku hanya mengenal namanya
Maura..
Nama yang sangat indah.
Aku ingat pertama kali aku mulai berusaha untuk menyapamu.
Saat itu kamu membalasnya dengan senyuman. Dan jujur sejak hari itu aku hampir tiap malam nggak bisa tidur, hahaa.. Sedikit lebay buat seorang pria, tapi itu lah kenyataannya.
Sejak hari itu juga tiap kita ketemu aku berusaha untuk menyapamu, mengantarmu pulang walaupun sepanjang jalan kita hanya terdiam.

Tanpa sadar aku tersenyum, aku coba memejamkan mata dan mengingat pertemuan pertama ku dengan Kak Irgi. Walaupun memang waktu itu tiada kesan sama sekali dihati aku.
Entah...
Atau mungkin pada saat itu hati ku sudah dkuasai oleh perasaanku terhadap seseorang.
Setra...
Tiba tiba sosok itu melintas dalam gelapku.
Perlahan kubuka mataku. Kuambil bingkai foto dari atas meja belajarku, bingkai yang berhiaskan fotoku saat sedang bersama Setra.

Setra.. Entah bagaimana perasaanku terhadapmu saat ini.
Apa mungkin dengan Kak Irgi aku hanya merasa bersalah, sementara dengan kamu... ?
Ah.. Entahlah
Aku kacau banget pada saat ini, semoga kamu nggak tersakiti oleh sikap aku ya Tra?
Aku masih sayang kamu..

Seraya meletakkan kembali bingkai foto itu diatas meja. Kemudian membuka lembar kedua buku harian Kak Irgi.

Lembar kedua

Masih soal kamu Ra..
Kamu yang benar benar sudah menyita hati dan pikiran aku.
Kamu tau Ra..?
Aku pernah berusaha buat ngelupain sosok kamu, aku menjalin suatu hubungan dengan seorang gadis teman satu kampus aku. Menurutku dia cantik periang sama seperti Mauraku. Mungkin karena itu juga aku menyukainya walaupun hati aku sudah terpaut sama kamu.
Sebulan
Dua bulan
Tiga, empat sampai lima bulan hubunganku dengannya baik baik saja, sampai suatu hari aku kembali bertemu dengan kamu Mauraku.
Dengan percaya dirinya aku mengajak kamu nonton, dan senangnya kamu gak nolak.
Jujur sejak saat itu aku merasa semakin jauh dengan nya, dan merasa kamu pun mulai membuka diri terhadapku.
Aku melupakannya perlahan, mungkin dia tersakiti oleh sikapku, entah Ra.
Aku merasa jahat banget pada saat itu terhadapnya. Aku menemuinya dan meminta maaf, aku akhiri hubunganku dengannya. Sejak saat itu aku sudah nggak pernah lagi melihatnya, atau bahkan berkomunikasi dengannya.

Ku buka lembar berikutnya. Ternyata ada selembar foto seorang gadis, dan itu bukan aku.
Mungkin ini mantannya Kak Irgi. Cantik banget.

Aku terus membaca catatan harian Kak Irgi hingga lembar terakhir. Mata ku mulai lelah tanpa sadar aku pun tertidur.

________
Kucoba memberanikan diri menepuk bahu seorang pria yang berdiri membelakangiku.
Perlahan diapun berbalik menatapku, alangkah terkejutnya aku saat kulihat sosok pria itu adalah Setra. Wajahnya pucat pasi namun tetap tersenyum.
" Take care ya sayang" ucap Setra seraya menjauh meninggalkanku.
Aku coba mengejarnya namun ia menghilang dikegelapan.

Aku terbangun dari mimpiku, mimpi yang benar benat aneh. Kuusap wajahku dengan kedua tanganku.
Aku coba beranjak dari tempat aku tidur. Berjalan kearah dapur menuju kulkas dan mengambil segelas air dingin.
Kudengar suara Mamah tengah berbicara ditelepon dengan seseorang.
Kututup kembali pintu kulkas dan berjalan menghampiri Mamah, kebetulan pada saat itu Mamah sudah selesai berbicara ditelpon.

" Serius banget? Bicara sama siapa sih mah? " tanyaku penasaran.
" Tante Tiara, kamu tau nggak Ra, anaknya itu baru saja sadar dari koma. "

Mataku membelalak saat mendengar jawaban Mamah. Kak Irgi sudah siuman, benarkah ini?.

_____________________________________

 Tentang Rasa (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang