Chapter 22

3.2K 154 19
                                    


Author

"Enggg"Erang Vina , ia merasakan Sakit yang ter-amat di tulang punggungnya . Ia mencoba menyesuaikan cahaya yg masuk ke mata indahnya.

KOSONG . Ruangan serba putih yg ia tempati hanya ada dirinya sendiri . . . . LAGI .

Mengingat kejadian Yg menimpanya membuatnya Sakit bukan hanya Fisik tapi juga batin .

Bayangkan ! Melihat suami mu bercinta dengan wanita lain itu sangat amat sakit . .

Mengingat kejadian kemarin , hatinya semakin sakit saat mengetahui anaknya Tidak selamat .

Bayi, bayi yg ia harapkan . Seorang wolf mungil yg ia harapkan telah lenyap dari rahimnya karena ayahnya sendiri .

Sakit ..

Vina tau bayinya telah tiada karena Kiara yg telah mengatakannya .

Vina tak sanggup bila harus menahan sakit ini lagi , Bukan .

Dia dia bukan lemah , dia ini wolf yg hebat bila hanya menahan sakit Fisik .

Tapi dia juga manusia , dia tidak bisa menahan rasa sakit hati ini terus menerus , bahkan terdengar didalam kepalanya Atea berguman umpatan kasar dan kata menyerah , Atea tak sanggup untuk hidup bersama seseorang yg telah membunuh anaknya .

CUKUP .

"Baiklah, Aku menyerah dengan semua ini . Aku ini bukan orang yg bisa dipermainkan . Sudah cukup! Saatnya aku pergi meninggalkannya . Meninggalkan orang yang telah membunuh anakku sekaligus ayah dari Almarhum anakku"ujar Vina dengan amarah yg menguasai hatinya.

Vina melepas segala alat bantu medis yg menempel ditubuhnya.

Berjalan gontai menuju pintu ruangan putih tersebut .

"Lama juga aku disini , namun tak ada satupun yang menjengukku selain kiara kemarin malam"ujarnya saat melihat kalender yg ada diruangan putih itu sesaat sebelum kembali berjalan menuju pintu.

2 minggu dia disini . Saatnya dia harus pergi.

"Iya Rey aku berani bersumpah! Hikss .. hikss.."Saat Vina berhasil keluar dari ruangan putih yg ia tempati terdengar sayup-sayup seorang wanita menangis seraya mengucap sumpah-sumpah Kepada ........ Rey?..

Vina berjalan mengikuti suara itu , suara itu berasal dari koridor rumah sakit yg terlihat sepi .

Vina tau wanita itu .
Dia , wanita itu adalah dokter jalang itu.

"Aku bersumpah Rey dia anakmu! , kau bisa melakukan tes Dna kalau kau mau hikss hikss"

"Baiklah , aku percaya . Tapi kumohon jangan katakan pada siapapun"ujar rey Frustasi

"Baiklah"ujar dokter wanita seraya tersenyum dan memeluk rey .

Deg!

"Anak?"ujar Vina kepada dirinya sendiri matanya mulai mengeluarkan air mengingat anaknya yg telah tiada .

Vina berlari keluar rumah sakit , nasib baik baginya karena rumah sakit yg sedang sepi .

Ia berlari menuju hutan yg dekat dengan Rumah sakit , punggungnya sedikit sakit namun Atea masih berusaha untuk menyembuhkannya walaupun Atea juga sakit karena Matenya telah menghamili wanita lain .

"Anakk?"guman Vina lagi sambil berlari dan terus menghapus air matanya.

"Jadi dia membunuh anakku untuk mendapatkan anak dari wanita itu?"ujar Vina sambil terus berlari dan menangis.

"Aku tau , aku tau saat itu aku terjatu dan menyebabkan aku kehilangan anakku . Tapi aku terjatuh karena dia! , dasar lelaki berengsek!"Lagi ia menyumpah serapahi Rey dengan penuh amarah .

"Agghhh!!"Vina meringis saat kakinya menyandung akar yg Lumayan besar sehingga membuatnya terjatuh .

******

Hallo :*  Maaf kalo ganyambung :D

And maaf kalo ga nge-Feel :')

JanganLupa Vommentnya

And beri kritik and saran yah ! Tapi , Jangan kasar-kasar yahhh ..

Karena Author juga punya hati T_T :')

My Mate is a Fake nerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang