tok tok tok!!
Suara ketukan di pintu membangunkannya. "Tuan muda, sarapan anda."
Taehyung membuka mata. Mendengar suara Hyerin membuatnya ingat hal memalukan yang tadi malam ia lakukan.
"Masuk saja dan letakkan di meja"
Sebelum kepala pelayan itu benar-benar masuk, Taehyung suda berada di kamar mandi. Mengguyur tubuhnya dan berharap hari ini ia dapat merasakan kebebasan.
Selesai mandi, Taehyung mengecek ponselnya. 20 panggilan tak terjawab dan itu semua dari Jimin.
Mungkin ia harus siap mendengarkan ceramah pagi sahabatnya itu.
"Taetae.."
Panggilan itu membuatnya menoleh. Hyerin setia menunggunya di ranjang dengan tangan membawa nampan berisi makanan.
"Ahjumma belum keluar dari tadi?" tanya Taehyung senang, Hyerin mengangguk. "kalau begitu suapi aku" titahnya riang dan Hyerin hanya terkekeh.
Pagi itu, Tuhan masih membiarkan senyum bertengger di wajah tampan Taehyung.
at School
"Ya! kenapa teleponku kau abaikan!!?" Jimin berteriak kesal hingga wajahnya memerah. Tak taukah Taehyung bahwa Jimin mencemaskannya setengah hidup.
"Jangan lebay"
Sungguh, jika membunuh bukan kejahatan maka Jimin akan melakukannya saat itu juga.
Langkah kedua namja itu terhenti didepan loker. Banyak kata-kata kotor dan bahasa kasar pada loker Taehyung.
Jimin menepuk pundaknya dan ia hanya tersenyum kecut. "Pergilah dulu, aku akan membereskannya."
"Tapi.."
Ucapannya terhenti saat Taehyung membuat wajah yang tak ingin dibantah.
"Arasseo arasseo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness [✔]
Teen Fiction"Appa. ." "Kau bukan anakku!! " "Hyung. ." "Menjauh dariku!!" "Tidak adil, kenapa harus aku!?" "Berhenti! Kau hanya akan melukai dirimu sendiri! "Aku lelah. . Sangat lelah. ." Setidaknya hargai selagi ada, rawat selagi mampu, dan katakan se...