Tubuhnya yang terikat hanya bisa pasrah. Sudah tiga hari terakhir Taehyung hanya menahan nafas saat Yujin nenyiksanya.Sama halnya dengan kali ini, Yujin memukuli tubuhnya dengan sudip listrik pengusir lalat. Menimbulkann luka bakar kehitaman.
Taehyung diam, merasakan sakitnya dalam keheningan. Yujin menarik kasar rambut Taehyung, keningnya mengerut saat menyadari nafas putranya pendek-pendek. Tubuh Taehyung juga terasa dingin meskipun ia baru menyetruminya.
Ada rasa iba yang muncul, namun Yujin tepis dengan keras. Pria itu menghempaskan kasar kepala Taehyung hingga tubuhnya menabrak tumpukan kardus dan bedebum jatuh.
Yujin keluar tanpa mengunci pintu, yang artinya masa hukuman Taehyung sudah selesai. Hyerin masuk dengan berlinang air mata.
Wanita itu segera melepas ikatan Taehyung dan memeluknya. Ia kian menangjs saat tau suhu tubuh tuannya.
'Hipotermia tuan Tae kambuh..'
Batinnya gelisah. Bayangkan saja kau di kurung di gudang selama seminggu tanpa penghangat ruangan padahal diluar turun salju.
Hyerin menangkup wajah pucat Taehyung. "Tidak adil.. Kenapa harus aku.." lirihannya terdengar begitu memilukan dengan pandangan kosong.
"Tuan Tae.."
Dengan ditolong beberapa pelayan, Hyerin membantu Taehyung. Membawanya ke kamar dan mengganti pakaian yang sudah tak layak itu.
Hyerin khawatir saat tak ada ekspresi berarti. Taehyung hanya menatap lurus dan kosong, tanpa berkedip dan penuh energi. Taehyung sedang terjebak dalam dunianya sendiri.
"Taetae.." Hyerin mendekat dan mengusap lembut surai tuan mudanya. Barulah kelopak Taehyung berkedip dan menoleh.
Pemuda itu diam walau merespon. Hyerin menghela nafas dengan senyuman getir. "Taetae mau makan apa?"
Wanita paruh baya itu senang saat Taehyung terlihat berpikir sebentar. Namun tetap tak menjawabnya. Taehyung hanya menatapnya, lalu cairan merah keluar dari hidung Taehyung tanpa di komando.
Hyerin panik, tentu saja.
Apalagi suhu tubuh Taehyung yang mendingin dan nafasnya semakin berat.
Hyerin mendekap Taehyung untuk ke sekian kalinya setelah membersihkan cairan berbau anyir itu, lalu menangis terisak melihat kondisi pemuda yang menderita.
Kenapa ia tak pernah bisa menolong Taehyung dan menariknya dari kekejaman Sang Appa.?
Taehyung diam, matanya mulai berkunang dan kepalanya berat. Tubuhnya pun sakit dan jangan tanyakan apakah dia kedinginan atau tidak.
"Aku ingin bertemu Hyung, Ahjumma.." pelan Taehyung dalam pelukan Hyerin.
Dan pada saat yang sama, Namjoon masuk dari pintu balkon. Pemuda penyuka permen itu tertegun beberapa saat kala melihat keadaan Taehyung .
"Kalau begitu ayo keluar." suara Namjoon menginterupsi membuat Taehyung dan Hyerin menoleh."Ayo kita ke kakakmu." ajak Namjoon lagi.
Taehyung yang sudah berhenti mimisan mendongak untuk meminta ijin Hyerin. Wanita itu melepas pelukannya dan berjalan ke arah lemari.
"Ahjumma akan menyusul sebentar lagi. Jangan nakal dan menurutlah pada Namjoon-ssi."
Dan untuk pertama kalinya seminggu terakhir, Taehyung tersenyum tipis. Sangat tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness [✔]
Fiksi Remaja"Appa. ." "Kau bukan anakku!! " "Hyung. ." "Menjauh dariku!!" "Tidak adil, kenapa harus aku!?" "Berhenti! Kau hanya akan melukai dirimu sendiri! "Aku lelah. . Sangat lelah. ." Setidaknya hargai selagi ada, rawat selagi mampu, dan katakan se...