Chapter 28 - Sinar untuk Genta

1.9K 138 2
                                    

Yang belum pernah terjadi,  justru sekarang berjalan dengan mudahnya. Semua hal baik itu karena hadirnya kamu. Kamu memang istimewa.

Gentara Ferdinand
Sinar Meydina

•••••

Siapa yang menyangka kalau laki-laki dingin nan galak seperti Genta mempunyai sisi romantis yang cukup besar, yang ternyata selama ini belum pernah ia tunjukkan pada siapapun?

Selama perjalanan di dalam mobil, tidak sedetikpun Genta melepaskan genggaman pada tangan Sinar. Selama berkendara, senyum semringah dari wajah Genta tidak pernah hilang. Cowok itu seperti baru saja mendapatkan undian berhadiah yang sudah ia tunggu-tunggu selama hidupnya ini.

"Mas ...," panggil Sinar pelan dengan kikuk. Sebenarnya ia senang dengan genggamannya Genta, tetapi kalau terlalu lama seperti ini, Sinar jadi susah untuk bergerak.

"Jangan panggil pake 'mas' lagi. Panggil aja Genta."

"Udah kebiasaan. Mas Genta juga kan, pasti lebih tua dari saya. Jadi biar sopan aja manggilnya."

"Terserah kamu deh," kata Genta tidak mempermasalahkan lagi apapun panggilan Sinar padanya. Sekarang hati Genta sedang berbahagia. Sekalipun ada sesuatu yang bisa membuatnya marah,  Genta pasti tidak akan menghiraukannya.

"Mas Genta mau sampai kapan megangin tangan saya begini?"

Cowok itu melirik ke tangannya sendiri dan terkekeh. Ternyata Genta pun tidak sadar kalau tangannya masih saja menggenggam tangan Sinar. "Emang kenapa? Kamu nggak suka tangan kamu digenggam kayak gini?" Lalu Genta mengangkat kedua tangan yang terkait itu ke udara.

"Suka. Tapi daritadi tangan kiri saya gatel, Mas. Mau ngegaruk jadi nggak bisa kan," ucap Sinar praktis membuat Genta tergelak sejadinya. Gadisnya yang sekarang ini benar-benar polos tak terelakkan.

Dilepasnya tangan Sinar dari genggamannya. Baru gadis itu bisa dengan leluasa menggaruk tangan kirinya yang gatal.

"Huh, akhirnya," kata Sinar bernapas lega.

"Sama pacar kamu sebelumnya, kamu juga begini?" tanya Genta sesekali menoleh ke Sinar.

"Pacar yang mana, Mas? Saya nggak pernah pacaran. Mana ada cowok yang mau sama saya. Saya juga nggak pernah kepikiran untuk pacaran sama seseorang."

"Jadi?" Kedua alis Genta terangkat.

"Jadi apanya?"

"Aku pacar pertama kamu?" Ada sedikit keterkejutan dari pertanyaan itu.

"Emang sekarang mas Genta jadi pacar saya?" tanya Sinar yang sejujurnya memang tidak mengerti.

Sontak Genta mengusap wajahnya amat frustasi seraya mengembuskan napas yang terlalu putus asa juga dengan kelakuan gadis ini. Benar-benar menyebalkan dan menguji kesabaran.

"Oiya, Mas!" Kebiasaan Sinar sering kali memekik seperti ini. Kalau Genta tidak kuat mental, bisa jadi di usia muda ia akan terkena serangan jantung akut.

"Apa?"

"Selama nungguin mas Genta tadi, saya jadi kepikiran sama mamanya mas Genta. Bu Sinta yang sering pesan kebaya di nenek, itu mamanya mas Genta kan?"

My Blind Girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang