Episode 6

138 18 7
                                    

Nama Hwang Mina saat ini sudah masuk menjadi salah satu panggilan cepat diponsel Sehun. Dan sekaligus dipikirannya. Empat bulan mengenal gadis itu, membuat sedikit beban di bahu Sehun terasa ringan. Jadwal dan tekanan pekerjaannya sebagai seorang idol, selalu terasa lebih ringan setiap kali melihat senyum tulus Mina. Gadis itu seolah sudah menjadi buku diary Sehun. Mengalahkan segala jenis buku diary yang ada di dunia ini. Sehun tidak perlu menulis atau menyusun kalimat ketika bertemu Mina. Dia tidak perlu berpura-pura menjadi Sehun yang nampak baik-baik saja dengan segala perkataan buruk orang diluar. Bersama seorang Hwang Mina, Sehun dapat menjadi dirinya sendiri, bahkan lebih daripada di depan para membernya yang lain, yang sudah seperti kakak lelakinya sendiri.

Sehun bahkan rela untuk terus menerus disemprot oleh Suho, Leader sekaligus rekan sekamarnya karena terlalu sering pergi menemui Mina. Bahkan terkadang Sehun sampai menginap di apartemen gadis itu. Walaupun sofa minimalis Mina tidak cukup menampung tubuh jangkungnya, namun entah kenapa tempat itu jauh lebih nyaman daripada dormnya yang mewah.

Satu hal yang Sehun sukai dari apartemen Mina, selain kehadiran gadis itu, adalah dia tidak perlu merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan disudut hatinya. Sehun tidak menyukai perasaan yang selalu terasa disudut hatinya ketika harus menatap salah satu hyungnya memperlakukan sahabatnya sedemikian dekatnya. Walaupun Sehun paham hubungan mereka berdua adalah sepasang kekasih, namun setitik perasaan tidak nyaman selalu muncul. Sebuah perasaan asing, yang Sehun anggap sebagai intuisi seorang sahabat. Entah kenapa, Sehun selalu merasa Hyungnya akan menyakiti sahabatnya. Dalam waktu dekat atau waktu lama.

"Sehunnie, ayo makan dulu. Bukankan kamu yang minta dibuatkan bubur ditengah malam seperti ini?" suara Mina memecahkan lamunan Sehun, dan otomatis membuat sebuah senyum muncul di wajah tampan Sehun. Diangkatnya tubuh jangkungnya dari atas sofa dan dengan cepat berada disamping gadis berambut berantakan.

"Maaf merepotkanmu malam-malam, noona," bisik Sehun perlahan ketika matanya akhirnya menatap penampilan ibu peri yang ada dihadapannya. Bagi Sehun saat ini Mina adalah ibu perinya. Terasa hangat, dan membuatnya selalu merasa lebih baik setiap kali selesai bertemu dengannya. Rasa bersalah seketika muncul dihatinya. Wajah Mina nampak sedikit bengkak karena baru bangun tidur, demikian juga rambutnya yang diikat asal-asalan. Salahkan Sehun yang tiba-tiba datang ke apartemen gadis itu di jam berkunjung yang tidak normal. Hampir pukul 1 pagi dan memaksa gadis itu untuk memasakkan bubur jagung kesukaannya. Sebenarnya saat ini semua makanan yang dibuat Mina adalah makanan favorit Sehun.

Kehangatan yang Sehun cari langsung dia dapatkan ketika suapan pertama bubur jagung masuk ke dalam perutnya. Kehangatan yang membuat Sehun merindukan ibunya, dan entah kenapa ingin menitikkan airmata.

"Kamu tahu bahwa aku tidak pernah merasa direpotkan dengan semua ini, Sehunnie," jawaban Mina membuat Sehun mengalihkan perhatiannya dari mangkok yang ada di hadapannya. Matanya bertemu dengan mata hangat Mina, yang walaupun nampak sedikit mengantuk, namun tetap terasa hangat. Dan nyaman.

Tanpa sadar Sehun meletakkan kepalanya di atas meja, dan menutup kedua matanya.

"Capek?" tanya Mina pelan sementara tangannya membelai lembut rambut pria yang ada di hadapannya. Anggukan dari kepala Sehun berarti tanda bagi Mina untuk menyimpan semua pertanyaan ingin tahunya. Pria ini hanya ingin beristirahat, dan Mina sangat mengetahuinya.

Berbulan-bulan yang lalu, Mina pasti akan mengatakan dirinya sedang mabuk jika sampai bisa membelai rambut Sehun. Namun kenyataannya, hubungan mereka berdua berubah sedemikian cepatnya dalam hitungan bulan.

Sehun sedemikian dapat dekat dengannya, rasanya seperti memiliki kucing besar yang sangat manja. Pria itu dapat dengan mudahnya datang ke apartemennya, pada jam berapapun. Kadang seperti mala mini, lewat tengah malam dan minta dimasakkan makanan ringan, untuk kemudian tidur di sofa kecilnya. Atau kadang, Mina sudah menemukan pria itu tertidur di sofanya, tanpa tahu kapan dia datang.

Mina tahu bahwa Sehun hanya merasa nyaman dengannya. Pria ini menemukan seseorang yang dapat mendengarkannya, dan Mina akan berusaha menjadi sosok itu. Walaupun di sudut hatinya, dia mengharapkan lebih.

Mina tanpa sadar mencintai pria ini. Sosok manja dan hangat di hadapannya.

Mina seharusnya menghentikan perasaannya ketika dia sudah menyadarinya. Namun, hati manusia sepertinya memiliki jalan yang berbeda dengan logika. Ketika otaknya memerintahkannya untuk berhenti, hatinya justru semakin mendekati pria ini.

Sedangkan Mina tahu sebuah kenyataan, bahwa pria ini hanya akan menyakitinya.

Karena cintanya tidak akan pernah terbalas.

Sampai kapanpun, cintanya hanya menjadi cinta yang bertepuk sebelah tangan

Karena pria ini telah mencintai gadis lain. Seseorang yang terlalu sering dia ceritakan kepada Mina. Gadis beruntung yang seringkali membuat pria ini frustasi. Seorang sosok yang seringkali membuat Mina iri. Sosok yang kadang membuat Mina ingin berteriak di hadapan pria ini.

Agar pria ini menyadari bahwa dia telah jatuh cinta pada sahabatnya sendiri.

Bahwa dia telah mencintai kekasih sahabatnya sendiri.

Namun, biarkan Mina menyimpannya seorang diri saat ini. Biarkan dia egois sesaat dengan sifat Sehun yang belum menyadari perasaannya sendiri. Sehingga dia dapat lebih lama dengan pria ini.

Bolehkah dia egois sekali saja dalam hidupnya?

***

ada yang nungguin story ini gak sih?

kutiba-tiba pengen update story ini karena gak sabra pengen lanjutin #exoseries, mengingat story-nya Sehun ini penting banget jadi jembatan antar cerita yang paling aku sukai di #exoseries (iya tau gak boleh pilih kasih ama anak sendiri)

enjoy this story ya 


luv 

-dev


Sweet Lies - Sehun Episode (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang