episode 7

128 18 0
                                    

"Noona, kamu masih dikampus?" suara Sehun diseberang panggilan membuat Mina menghentikan tangannya dari atas keyboard komputer dihadapannya. Kernyitan di dahinya langsung terbentuk ketika mendengar nada panik dari suara Sehun.

"Ya, kenapa Sehunnie?" balas Mina mulai memusatkan perhatiannya kepada lawan bicaranya.

"Nana ada disana?" Mina tanpa sadar menghembuskan nafasnya ketika mendengar sebuah nama yang disebutkan Sehun. Seharusnya Mina sadar sedari awal, Sehun tidak mungkin meneleponnya hanya untuk mencarinya dan menjemputnya di kampus. Pertama karena Mina tahu jadwal Sehun hari ini sangat padat dan yang kedua dia hanyalah Hwang Mina. Dia bukan siapa-siapa bagi seorang Oh Sehun. Berbeda dengan gadis yang sedang dicari Sehun.

"Aku tidak tahu dia berada dimana, Sehun-ssi," tanpa sadar Mina menjawab pertanyaan Sehun dengan sedikit tajam, namun segera menyesalinya. Bukan salah Sehun dan juga Nana terhadap apa yang Mina alami saat ini. Bukan salah siapapun, kecuali kesalahan Mina sendiri.

"Noona?" suara Sehun terdengar heran mendengar nada tajam Mina, dan terutama panggilan Mina kepadanya. Sejak kapan gadis ini memanggilannya dengan panggilan seformal ini? Apakah dia menelepon di saat yang tidak tepat?

Tetapi sekarang sudah pukul 6 sore, dan seharusnya Mina sudah selesai kuliah. Sehingga Sehun seharusnya tidak menganggu kegiatan formal Mina. Sehun dapat mendengar helaan nafas Mina, dan membuatnya semakin penasaran.

"Maaf Sehun, aku tidak bertemu Nana-ssi hari ini. Dan aku harus pergi sekarang," nada suara Mina sudah kembali seperti semula di ujung panggilan, tetapi tetap tidak membuat Sehun tenang.

"Noona, aku...."

"Aku akan menghubungimu jika bertemu dengan Nana-ssi. Ok?" jawaban Mina dengan cepat memotong perkataan Sehun dan sekaligus menutup panggilan itu.

Disatu sisi Mina segera membereskan semua perlengkapan yang ada di hadapannya, karena dia tidak bisa menahan lebih lama air matanya. Pasti sangat memalukan menangis ditengah perpustakaan sesepi ini. Disisi yang lain, Sehun merasa ada yang janggal dengan Mina. Dalam hati Sehun berniat datang ke apartemen Mina malam ini, setelah semua urusannya selesai.

Urusan menemukan kekasih Hyungnya yang melarikan diri. Lagi.

Kadang Sehun masih heran dengan cara berpacaran Nana dan Chanyeol. Mereka sama-sama keras kepala, dan selalu seperti anak kecil setiap kali bertengkar. Chanyeol akan pura-pura tidak peduli. Dan Nana dengan sifat drama queennya akan melarikan diri dari mereka semua. Dan Sehun selalu yang mencari gadis itu.

Dia hanya ingin memastikan sahabatnya baik-baik saja.

Ya, Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk sahabat dan juga hyungnya.

***

Mina menekuk dan memeluk kedua lututnya di atas sebuah bangku yang berada di halaman belakang panti asuhan. Tempat ini adalah favoritnya semenjak pertama kali dia menginjakkan kaki di panti asuhan ini bertahun-tahun yang lalu. Dia datang ke panti asuhan ini ketika berusia 7 tahun, dan dia cukup paham bahwa dia mungkin akan menghabiskan seumur hidupnya di tempat ini. Karena siapa yang berminat mengadopsi anak yang sudah berusia 7 tahun, pemalu dan jarang berbicara. Gadis yang bahkan tidak ingat beberapa bagian hidupnya sendiri. Mereka pasti lebih tertarik dengan bayi lucu dan mengemaskan.

Namun, sepasang suami istri Hwang membuktikan bahwa sifat pesimis Mina saat itu ternyata tidak terbukti. Sepasang suami istri hangat itu bersedia mengadopsi Mina dan memberikan nama mereka untuk gadis mungil pemalu itu. Serta yang terpenting memperbolehkan Mina merasakan kehangatan keluarga kembali setelah kepergian kedua orang tua kandungnya, yang membuat Mina menjadi sosok hangat seperti saat ini. Dia masih pemalu dan tidak suka berbicara, namun dia telah berubah menjadi gadis yang hangat.

Bertahun-tahun meninggalkan Seoul dan juga panti asuhan ini, tidak pernah membuat Mina melupakannya. Ketika kesempatan datang untuk menimba ilmu di Seoul, Mina langsung mencari panti asuhan ini. Dan disinilah dia berada hampir setiap akhir pekan. Membantu sang ibu pengasuh untuk mengurusi panti asuhan ini. Atau paling tidak membantu agar setiap anak yang ada di tempat ini tidak merasa sendirian seperti dirinya dulu.

"Kenapa tidak diangkat? Nama itu sepertinya sudah meneleponmu berulang kali?" suara ibu pengasuh memecahkan lamunan Mina. Pandangan Mina teralih dari kolam ikan kecil di hadapannya ke ponsel yang ada disampingnya. Nama Sehun terpampang sesaat sebelum panggilan itu berakhir dan menunjuukan sudah ada belasan panggilan tidak terjawab.

"Aku sedang tidak ingin mengangkatnya, bu," jawab Mina tenang. Jawaban gadis itu membuat sang ibu pengasuh duduk disampingnya dan membelai rambutnya lembut.

"Menghindarinya?"

Mina menghela nafas sesaat mendengar pertanyaan wanita disampingnya. Dia memang menghindari Sehun malam ini. Namun, sejujurnya Mina tidak paham kenapa dia harus menghindari lelaki itu. Sehun tidak tahu perasaan Mina terhadapnya. Bahkan pria itu tidak memahami perasaaannya sendiri. Sehingga, untuk apa juga Mina menghindari Sehun.

Malam ini Mina hanya merasa ingin sendiri. Dia lelah dengan perasaan sepihaknya dengan Sehun. Perasaan itu membuat Mina menjadi orang paling egois, karena ingin memiliki pria itu untuk dirinya sendiri. Dan dia tidak suka menjadi orang yang egois. Sifat egois hanya akan membuatnya menyakiti orang lain.

"Apakah aku jahat bu jika ingin egois?" Mina justru menanyakan pertanyaan yang ada dikepalanya, alih-alih menjawab pertanyaan ibu pengasuhnya.

"Kamu ingin egois terhadap pria itu?" tanya wanita disampingnya lembut. Mina mengangguk pelan dan menyandarkan kepalanya di bahu wanita yang sudah dia anggap sebagai ibu sendiri.

"Cinta memang memaksa kita untuk egois Mina. Namun yang harus selalu kamu ingat adalah bahwa jangan sampai keegoisan kita menyakiti orang lain. Karena seharusnya cinta itu membawa kedamaian, dan bukan saling menyakiti,"

"Tetapi mencintainya sungguh menyakitkan bagiku bu. Sungguh aku ingin berhenti mencintainya saja," airmata Mina menetes tanpa gadis itu sadari. Rasanya terasa begitu melegakan dapat menceritakan perasaannya pada seseorang.

"Ibu yakin kamu akan menemukan jalannya, Mina. Cinta akan membuatmu dewasa dengan caranya sendiri," tangan berkerut karena dimakan usia menarik wajah cantik Mina agar menatapnya.

"Jadi jangan pernah menyesal jatuh cinta, gadis cantik," sebuah suara yang menenangkan yang menguatkan Mina. Memberikan secercah cahaya untuk gadis itu, sekaligus sebuah kekuatan tak kasat mata yang membuatnya mengambil ponsel yang ada disampingnya, dan mulai membaca satu persatu pesan yang dikirimkan oleh pria yang dia cintai dalam diamnya.


Oh Sehun.

***

Sweet Lies - Sehun Episode (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang