Episode 15

107 20 1
                                    

Mina menatap Sehun yang sedang sibuk dengan ponselnya dari dalam mobil. Tanpa sadar Mina meraba dadanya yang terasa nyeri. Semenjak keputusannya untuk memberikan sebuah perpisahan terindah untuk Sehun, sudut hati Mina selalu terasa sesak dan nyeri setiap kali menatap pria itu.

Hari ini Mina berusaha memberikan sebanyak mungkin senyumnya untuk Sehun. Bahkan Mina melupakan semua rasa sungkan dan malunya dengan berusaha berada sedekat mungkin dengan Sehun. Gadis ini sesungguhnya merasa sangat malu ketika tanpa sadar memeluk lengan Sehun, apalagi bersandar disana sepanjang pria itu menyetir.

Namun sesuatu bernama egois di dalam hati Mina membuatnya membenarkan segala yang dia lakukan hari ini.

"Hanya untuk yang terakhir kali Mina. Ini adalah pertama dan terakhir kalinya kamu melakukan semua itu pada Oh Sehun," bisik Mina pada dirinya sendiri dan tanpa sadar setetes air mata mengalir dari sudut matanya.

Dari luar Sehun nampak menyelesaikan percakapannya di telepon dan bergegas masuk ke dalam mobil. Mina segera memasang senyumnya dan menghadapkan tubuhnya kearah Sehun.

"Jadi? Bagaimana? " tanya Mina penasaran. Sehun menghabiskan waktu hampir 15 menit berkutat dengan ponselnya hanya untuk mengabulkan permintaan Mina.

Senyum berpuas diri segera terpampang di wajah Sehun mendengar pertanyaan Mina, hingga membuat matanya berbentuk seperti bulan sabit.

" Tentu saja...." Perkataan Sehun terpotong ketika menatap gadis di hadapannya. Senyum memang terpasang di wajah cantik Mina, namun Sehun dapat menangkap setitik air mata di kedua mata teduh gadis itu.

"Noona menangis?" bisik Sehun sementara jemarinya perlahan menyentuh wajah Mina untuk menghapus airmatanya. Mina terlonjak ketika merasakan jemari dingin Sehun di wajahnya. Buru-buru Mina menjauhkan wajahnya dari Sehun dan menghapus kasar wajahnya.

"Mana mungkin aku menangis Sehun. Aku tadi hanya menguap," jawab Mina cepat-cepat sembari menarik tisu dari dalam tasnya untuk menghapus air mata di sudut matanya.

"Noona...." Sehun masih tidak yakin dengan jawaban Mina. Entah kenapa ada sesuatu yang aneh dengan Mina hari ini. Namun Sehun tidak dapat mendeskripsikan dengan perkataan yang jelas.

"Ayo cepat kita pergi. Ingat Sehun waktu terus berjalan," ucapan Mina seolah menyadarkan Sehun. Ditambah dengan gaya Mina yang menunjukkan jam di pergelangan tangannya. Tanpa menunggu kalimat berikutnya, Sehun bergegas memacu mobilnya membelah jalanan Seoul.

"Bersiaplah menjadi gadis paling bahagia hari ini, Hwang Mina," perkataan Sehun disambut tawa lepas dari bibir mungil Mina.

Walaupun sesungguhnya hati gadis itu menangis.

Bersamamu adalah yang membuatku paling bahagia, Oh Sehun.

***

"Ramen?" tanya Mina tidak bisa menyembunyikan nada kecewa dari suaranya. Sehun hanya dapat tertawa meminta maaf.

"Maafkan aku noona. Hanya tempat ini yang bisa menyediakan ruangan private untuk kita berdua. Itupun karena Seungri-hyung berbaik hati menyiapkan ruangan ini untuk kita berdua," penjelasan Sehun masih belum bisa menghilangkan ekspresi kecewa dari wajah Mina.

"Tapi ini hanya Ramen, Sehun," keluh Mina menatap semangkuk mie yang mengepul di hadapannya.

"Noona, makanlah dulu. Aku masih menyiapkan banyak hal untukmu hari ini," Mina otomatis mengangkat kedua alisnya mendengar perkataan Sehun.

"Aku berjanji akan membuatmu menjadi gadis paling istimewa mala mini," kata-kata Sehun terdengar begitu pasti ditelinga Mina. Yang tanpa sadar menghasilkan senyum di wajahnya.

***

"Wow, aku tidak menyangka ramen ini enak sekali," Mina tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari mangkuk yang ada di hadapannya. Ramen yang beberapa saat yang lalu dia cela, justru tidak henti-hentinya dia puji.

"Tentu saja enak. Kamu tidak melihat antrian saat kita masuk tadi?" balas Sehun dengan nada sombong khasnya yang selalu berhasil menghasilkan tawa dari bibir Mina.

"Hey, ingat tadi kita masuk dari belakang, Sehunie," balas Mina cemberut dan memukul ringan bahu Sehun. Tawa Sehun semakin kencang ketika mendapati ekspresi Mina. Noona kesayangannya hari ini benar-benar seperti orang yang berbeda. Mina banyak tersenyum. Bukan berarti sebelumnya Mina jarang tersenyum, tetapi hari ini Mina benar-benar tersenyum. Tanpa ada yang dia tutupi. Hari ini juga, Sehun merasa Mina sangat manja padanya. Merajuk dan tidak sungkan melakukan skinship dengannya.

Sehun tidak keberatan dengan semua itu. Dia hanya belum terbiasa dengan Mina yang baru ini.

Pemikiran ini membuat Sehun menggenggam tangan mungil Mina yang baru saja memukuli bahunya.

"Noona, apakah terjadi sesuatu denganmu akhir-akhir ini?" Sehun akhirnya tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Mina hanya menatap Sehun dengan tatapan bertanya. Masih tidak memahami maksud dari pertanyaan pria di hadapannya.

"Noona, hari ini nampak......" Sehun tidak bisa melanjutkan perkataannya, karena memang sedari tadi dia tidak dapat menemukan istilah yang tepat untuk Mina.

"Nampak apa? Apakah aku nampak aneh? Berlebihan ?" suara Mina tiba-tiba panik mendengar pertanyaan Sehun. Sesuatu yang dia khawatirkan sepertinya benar-benar terjadi. Sehun menanggapnya aneh karena sikap berlebihannya.

Mana ada teman yang memeluk lengan teman prianya. Apalagi bersandari di lengannya selama si teman prianya menyetir.

Sungguh memalukan, Hwang Mina!

"Tidak...tidak Noona. Jangan salah paham dulu," Sehun cepat-cepat memperbaiki pertanyaannya. Dia tidak ingin melihat Mina yang introvert. Sehun ingin melihat sisi lain dari Hwang Mina yang ceria. Karena sisi ini membuat Mina nampak lebih manusiawi dan terjangkau bagi seorang Oh Sehun.

"Aku menyukai Noona yang ceria seperti ini. Dan manja kepadaku. Hanya saja, ini seperti bukan noona, dan entah kenapa setiap kali menatap noona tersenyum, seolah-olah noona memberikan senyum terakhir untukku," Mina tidak bisa untuk tidak tertegun mendengar perkataan Sehun. Setitik air mata nyaris turun jika jemari dingin Sehun tidak menyentuh kedua pipinya.

"Noona tidak akan meninggalkanku kan?" suara Sehun yang begitu lembut seolah semakin menambah rasa sakit di dada Mina.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu Sehun," sebuah kebohongan kembali terucap dengan begitu mudahnya dari mulut Mina. Namun sebongkah rasa bersalah membuat Mina melanjutkan perkataannya.

"Namun jika suatu saat kamu sulit menemuiku atau sebaliknya, Sehunnie harus tetap percaya bahwa aku mengawasimu dari jauh. Dan aku akan selalu menjadi pendukung Sehunnie nomor satu," Mina meraup jemari Sehun yang ada di wajahku dengan jemari mungilnya yang nampak begitu mungil dibandingkan milik pria di hadapannya.

"Dan percayalah bahwa apa yang terjadi di antara kita adalah sesuatu yang sangat berarti bagiku, sehingga mengucapkan selamat tinggal adalah sesuatu yang sangat berat bagiku,"

***

Sweet Lies - Sehun Episode (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang