Episode 8

129 17 3
                                    

Nana otomatis memukul kepala Sehun ketika mendengar kepanikannya karena Mina tidak mengangkat belasan teleponnya. Kejengkelannya semakin menjadi-jadi ketika Sehun bercerita bahwa Mina tidak mengangkat panggilannya maupun membalas pesannya setelah Sehun menelepon gadis itu untuk mencari keberadaan Nana.

"Kamu sadar tidak jika sudah sangat bodoh?" celetuk Nana kesal sembari menatap wajah frustasi Sehun ketika panggilannya lagi-lagi tidak diangkat oleh Mina. Di belakang mereka, sedang ada kesibukan luar biasa karena beberapa menit lagi semua member Exo harus segera ke bandara untuk bertolak ke Hongkong.

"Memang salahku apa?" tanya Sehun polos hingga Nana dan Chanyeol tidak sadar kembali memukul kepala si bocah besar ini.

"Bodoh!" kata yang sama otomatis keluar dari mulut Nana dan Chanyeol mendengar kalimat yang keluar dari mulut Sehun. Bahkan Nana secara tidak sadar menarik rambutnya sendiri karena frustasi.

Semenjak tadi malam Mina tidak mengangkat panggilan Sehun atau membalas pesan Sehun. Melihat wajah frustasi sahabatnya, Nana dan Chanyeol akhirnya mengintrogasi Sehun, dan kalimat yang keluar dari mulut bocah satu ini langsung otomatis membuat Nana memukul kepalanya karena kesal.

Bisa-bisanya Sehun menelepon Mina hanya untuk mencari keberadaan Nana. Disaat Nana tahu pasti bahwa Mina sedang lembur diperpustakaan karena mengerjakan tugas. Jika berada di posisi Mina, Nana pasti juga akan sangat kecewa dengan Sehun. Pemuda tidak peka ini bukannya menawarkan diri menjemputnya atau menanyakan kabarnya, tetapi justru mencari gadis lain.

"Mina tahu jika kita bersahabat, Na. Jadi tidak mungkin dia marah hanya karena hal sesepele itu," bantah Sehun frustasi ketika lagi-lagi panggilannya tidak direspon oleh Mina. Hatinya tidak tenang karena baru kali ini Mina tidak mengangkat panggilannya selama beberapa bulan dia mengenal gadis itu. Dan keadaannya saat ini tidak memungkinkan untuk mencari gadis itu, ke apartemennya sekalipun. Dalam beberapa menit lagi, dia harus ke bandara untuk mengadakan salah satu konsernya.

"Lagipula, kenapa kalian berdua bertingkah berlebihan seolah-olah Mina noona kekasihku saja. Dia tidak mungkin cemburu" Sehun tanpa sadar mengerucutkan bibirnya ketika mengemukakan kalimatnya. Tangan Nana otomatis menarik bibir Sehun dengan kesal.

"Aku capek bicara denganmu Hun," geram Nana gemas sembari beranjak dari samping kekasihnya karena para manager sudah memerintahkan para member Exo untuk segera masuk ke mobil.

"Sayang, tolong jelaskan dengan Bahasa yang bisa dimengerti manusia ini, kenapa Mina eonnie sampai marah kepadanya," lanjut Nana ke arah kekasihnya, Chanyeol sebelum memberikan kecupan ringan dipipi kekasih tampannya. Chanyeol hanya mengangguk patuh walaupun tangannya otomatis menarik tengkuk kekasihnya untuk memberikan ciuman dibibir.

"iyuuh," celetuk Sehun malas melihat kemesraan kedua sahabatnya ini.

Kali ini untuk pertama kalinya Sehun tidak merasakan sesuatu yang tidak nyaman ketika melihat kemesraan kedua sahabatnya ini. Kekhawatirannya terhadap Mina membuat perhatiannya hanya terfokus pada gadis itu.

"Aku akan berusaha mencari Mina di apartemennya dan di kampus Hun. Jangan khawatir," kata-kata Nana sesaat sebelum Sehun melangkahkan kaki meninggalkan dorm membuat Sehun tersenyum tulus.

Karena sesungguhnya dia memang mengkhawatirkan ibu perinya

***

Mina mengerjapkan mata melihat siapa yang mendatanginya di café. Nana menatapnya dengan tatapan campuran antara cemas, gemas dan sedikit was-was. Mina memang belum sempat membalas panggilan Sehun atau pesannya. Sebenarnya dia sempat menelepon Sehun, tetapi ponsel pria itu tidak aktif, jadi sepertinya masih dalam perjalanan menuju Hongkong. Tetapi sepertinya sedikit berlebihan jika sampai Nana datang menghampirinya.

"Eonni, maafkan Sehun dan juga aku yang tidak peka ini ya?" perkataan Nana justru semakin membuat kedua mata besar Mina membesar. Untungnya saat ini café sedang sepi, sehingga percakapan antara dirinya dan Nana tidak akan menganggu pekerjaannya ataupun menjadi pusat perhatian.

"Heh?"

"Eonnie marah pada Sehun karena dia mencariku kemarin malam ya? Anak satu itu memang kurang peka. Maafkan dia ya?," jemari Nana menggenggam jemari dingin Mina, dan membuat Mina otomatis menarik tangannya. Dia tidak terbiasa dengan kedekatan semacam ini.

"Aku tidak marah pada kalian,"gumam Mina ragu.

"Apakah aku merepotkan kalian karena tidak mengangkat panggilan Sehun tadi malam?" mata bulat Mina menatap khawatir pada Nana. Mina sama sekali tidak menyangka bahwa tindakan kekanakannya tadi malam menyusahkan orang lain. Dan Mina bukan tipe orang yang suka menyusahkan orang lain.

"Tidak-tidak eonni, kamu salah paham. Kami berdua tidak menyusahkanmu, justru kami yang merasa menyusahkanmu dengan tingkah Sehun yang tidak peka dan kekanakan," mendengar jawaban Nana, Mina hanya menggeleng pelan.

"Aku baik-baik saja, Nana-ssi. Kemarin malam aku hanya tiba-tiba harus pergi ke panti asuhan karena ibu membutuhkanku, dan tanpa sadar aku melupakan ponselku," Mina berusaha menjelaskan keadaan kemarin malam dalam Bahasa yang dia harapkan dapat dipahami oleh Nana, dan mungkin juga Sehun. Mina mengingat setiap kata yang dia ucapkan saat ini, agar dia dapat memberikan jawaban yang sama ketika Sehun mengintrogasinya.

"Dan aku baru sempat menelepon Sehun tadi pagi-pagi, tetapi ponselnya terlanjur tidak aktif. Mungkin dia masih di perjalanan," lanjut Mina tenang sembari menimang ponselnya sekilas.

Raut wajah lawan bicaranya sontak berubah lega ketika mendengar penjelasan Mina. Seulas senyum lebar terpampang di wajah cantik Nana.

"Syukurlah jika begitu. Aku sungguh merasa tidak enak, jika eonni salah paham dengan hubunganku dan Sehun," Mina tanpa sadar menaikkan kedua alisnya tanda heran dengan kalimat Nana. Sebelum sadar, bahwa dia terlalu menunjukkan perasaan cemburunya. Yang seharusnya dia simpan untuk dirinya sendiri.

"Aku dan Sehun hanya bersahabat, jadi eonnie jangan berpikiran yang aneh-aneh tentang kami berdua ya?"

"Aku bahkan bukan siapa-siapa bagi Sehun, Nana-ssi. Sehingga tidak mungkin aku berpikiran buruk tentang kalian berdua," kata-kata yang keluar dari mulut Mina entah kenapa membuat gadis itu merasa mual sendiri. Entah sudah berapa banyak kebohongan yang keluar dari mulutnya semenjak mengenal Sehun.

Pria itu sepertinya memang memberi efek yang tidak baik untuknya.

Atau mencintai pria itu membuatnya melakukan sesuatu yang bukan dirinya.

Nana menggeleng pelan mendengar jawaban Mina.

"Aku tidak heran jika Sehun tidak menyadari perasaan eonnie kepadanya, namun aku yakin dengan pasti perasaanmu, Mina eonnie," Nana sengaja menjeda kalimatnya hanya untuk menatap sepasang mata lembut dan hangat, namun entah kenapa menunjukkan sorot terluka setiap kali menatapnya.

"Aku yakin dengan pasti bahwa Mina eonnie menyadari perasaanmu sendiri yang menyukai sahabat bodohku itu," Mina refleks menarik tubuhnya menjauhi Nana ketika mendengar kalimat dari gadis itu.

"Tidak-tidak, eonnie bukan menyukai Sehun, tetapi sudah mencintainya bukan?"

***

aku sebenarnya sayang banget ama cerita ini, tapi sedih karena dikit yang mau mampir 😥
tapi sayang kalo gak dilanjutin juga....
jadi anggaplah ini stress releaseku ajalah

enjoy yak 😘

Sweet Lies - Sehun Episode (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang