#13 TIGA BELAS

11 1 0
                                        

1 Januari awal ditahun 2018 yang sangat menyenangkan bersama ketiga sahabatku. Kami mulai berjalan jalan sambil mencari kerang.
Aku merekam melalui Handphone ku
"hei By by hadap sini" aku memanggil Aby yang sedari tadi berusaha mencari kerang
"Hay, disini saya sedang mencari Batu Akik" katanya dengan muka polos.
Aku ketawa, Zia juga.
Lalu Gading menemukan sebuah kerang yang berukuran cukup besar dari telapak tangan.
Dia baru sadar ketika aku mulai merekam kejadian itu kemudian dia memamerkan kerang hasil temuannya dan berkata layaknya bahasa yabg digunakan dalam sebuah acara televisi kartun Rabbit Invation
"paripaparu" kata Gading
"puapuapua" sahut Zia
Dan dari kejuhan Aby juga menyahut
"pawawipawawi pawawipawawa"
Gak usah dibaca mereka bicara apa, karena kalau kamu baca mungkin kamu juga bakalan tertular virus autis mereka hahaha, virus yang sudah terjadi turun temurun dari beberapa generasi.
Kebetulan sinyal disana tidak susah tetapi malah mudah ditemukan.
Ibuku menelfonku lewat Apl Whatsapp yang sedang sering digunakan pada tahun itu.
"halo"
"hei dimana nak?"
"dii.. " jawabku lama karena pada saat aku bernagkat aku tidak izin kepada ibuku kalau aku bermain ke pantai, aku hanya izin mau main sama kawan. Jangan diconto lagi yak :D. Belum selesai ku menjawab ibuku sudah bertanya lagi, wajarlah bagi seorang ibu untuk khawatir kepada anaknya yang dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang tak ada kabar hehe.
"dimana?" sahut ibuku
"dii.. Pantai"
"di Pantai? Masyaallah ati ati"
"iya"
"cepet pulang"
"iyaa"
"atii ati"
"iya"
"sebelum magrib harus udah sampai rumah"
"iya"
"asslaamualaikum"
"waalaikumsalam"
Lalu ku tutup telefon dari ibuku dan kembali bersama kawan.
Aku melihat handphone ku sudah menunjukan pukul 2 lebih.
"hey, pulang yuk" ajakku
"ahh mantai setengah jam itu apa" Kata Gading sedikit kesal.
"Hayuk nanti kesorean entar pulangnya" ajak Zia.
"okelah" Kata Gading.
Waktu Pulang Hujan lebat sekali, Aku berlari menututi Aby berjalan menuju parkiran sepeda kami, lalu berteduh sebentar di teras Mushola dekat sepedaku, aku mengWA ibuku bahwa nanti aku pulanh telat karena cuaca hujan. Lalu sebelum ku matikan handphone ku, kudapati telefon dari Zia tetapi yang terdengar adalah suara Gading.
"hey dimana?"
"di parkiran"
"loh, aku udah dijalan, yaudah aku tungguin dimana gitu lah"
"oke" sambil ku tutup telfon dari Gading.
"Aby, Gading sama Zia udah jalan"
"hah? Lha masih deras?"
"aku bawa jas hujan bisa buat berdua besar kok"
"aku gak masalah"
"ayo"
"yuk"
Sampai di sepeda motorku
"kamu pakai jashujan nggak?"tanyaku ke Aby
"enggak, aku gak usah tapi jaketku aja yang ditaruh di Jok, Yang penting jaketku nggak basah"
"oke, kamu nggak ikutan pakai jas hujan?"
"enggak kamu aja"
Dijalan aku banyak berdoa membaca ayat kursi ya kurasa bisa mengurangi rasa khawatirku kalau terjadi apa apa, dan Aby yang gemeteran karena kedinginan.
"aby, kalau nggak kuat aku gantian yang depan"
"nggak papa, yang penting kamu pulang, selamat nggak kena marah ibumu"
"oke" aku melanjutkan berdoa membaca ayat kursi lagi.

Kami bertemu Zia dan Gading di sebuah Toko yang menjual bensin didepannya
"heleh Aby rumah mu gunung kehujanan dikit langsung kedinginan" ejek Gading
Aby hanya senyum sambil terus gemeteran
Aku dan Zia hanya ketawa
setelahnya kami melanjutkan perjalanan pulang mulai jalan beriringan dengan Aby dan aku yang berada dibelakang Gading dan Zia.
Jas hujan sudah kulepas sejak tadi dan Aby menggunakan jaketnya kembali.
Sampai di pertigaan jalan hampir sudah dekat dengan jalan raya.
Aby teriak "Gadingggg!!!"
"rara rara, Gading jatuh"
"hah? Jatuh mana?"
Belum dijawab Aby langsung menyuruhku untuk turun. Waktu itu aku sempat ingin mendirikan sepedanya Gading tetapi Zia yang berada didekat sepeda duduk dengan mata melirik padaku memberi kode seakan akan dia mengatakan
"tolongin aku dulu baru motornya dodol" 
Lalu ku bantu Zia berdiri dari tempat ia duduk, dan Dibantu warga sekitar. Ada Bapak bapak yang sempat meminta maaf karena kesalahannya yang hendak mau menyebrang jalan tidak melihat arah berlawanan, langsung main nyebrang jalan pakai sepeda motor, dan Gading sudah tidak bisa mengindarinya dan bruk, Untunh saja mereka jatuh di atas tanah yang penuh dengan rumput sehingga lukanya pun tak separah yang kalian kira. Lalu kami duduk di emperan toko yang memang sengaja tutup pada hari itu. Lalu kembalu melanjutkan perjalanan pulang dijalan aku selalu menahan Aby yang kecepatan motor melaju sangat sangat kencang apalagi disore hari banyak sekali kendaraan di jalan raya, ramai sekali.
Pukul setengah 6 kami berempat sampai dirumahku mereka tidak langsung pulang melainkan masih bercengkrama dan berbagi foto pada saat di pantai tadi, dirumah tidak ada siapapun karena keluargaku sedang pergi ke Ponorogo. Hingga pas waktu azan Magrib mereka bertiga berpamitan untuk pulang karena Ibu Zia sudah menelfon Zia untuk pulang, mereka pulang bersamaan keluargaku datang.

4 Free SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang