%26

624 60 1
                                    

LONG PART? MAYBE?
.
.
.
.

Bahkan sampai pagi ini, Yerin tidak bisa tidur. Ia begadang semalaman menunggu Sinb kembali. Yerin menyesal sudah membentak Sinb seperti itu. Yewon juga ikutan begadang untuk menemani Yerin. Yewon sama sekali tidak ada rasa ngantuk. Hanya khawatir yang besar saat Sinb menghilang.

Mata Yerin sembab. Ia terlalu banyak menangis menyesali perbuatannya. Meskipun yang ia sesali karena membentak Sinb. Padahal bukan itu alasan sebenarnya. Yewon masih terus memeluk dan menenangkan Yerin yang masih menangis.

Yewon sendiri merasa Sinb di tempat yang tidak aman. Tapi Yewon yakin Sinb baik baik saja. Yewon tidak bisa mengetahui dimana Sinb berada. Sampai kepalanya pusing memikirkannya. Akhirnya dia menyerah dan menunggu Sinb kembali.

"Hiks.. Yewoon.. aku nyesel. Aku nyesel udah marahin Sinb kayak gitu. Hiks.. aku cuma lagi emosii.." ucap Yewon

"Kamu ga mau istirahat dulu? Kamu ga cape?" Tanya Yewon khawatir

"Gaa.. hiks.. aku mau nunggu in Sinb"

"Tapi Yerin.. aku ga bisa jamin Sinb pulang cepat. Jadi kamu istirahat dulu. Nanti kalau Sinb pulang, aku panggil kamu"

"Shireo! Aku mau langsung ketemu Sinbiii.. huaaaa.."

Air mata Yerin kembali deras. Entah sudah sampai mana baju Yewon basah karna air mata Yerin.

TOK! TOK! TOK

Keduanya kompak menghadap pintu

TOK! TOK! TOK!

"Buka lah. Berdoa saja itu Sinb" suruh Yewon

Dengan air mata yang masih mengalir dan semangat penuh, Yerin berlari ke arah pintu dan membukanya.





Saat pintu itu terbuka, orang itu langsung jatuh karna tidak ada pegangan. Tubuhnya sangat pucat. Lemas. Dan sulit digerakkan. Tapi Yerin tau siapa orang itu.

.

"Si.. Sinb?!"

Yerin mendapati Sinb dengan banyak luka. Sebelah matanya membengkak dan membiru. Hidungnya terdapat darah yang sudah kering. Ujung bibirnya bengkak juga dan berwarna ungu.

Sedangkan di perutnya, Sinb merasa sangat sakit. Terjatuh pun ia masih memegang perutnya sambil meremas bajunya itu. Sinb benar benar tidak berdaya sekarang..

"Sinb?! Sinb kamu kenapa?! Kamu ngapain Sinb?!" =Yerin

"Hhh.. kkhh.. kkhhgg" =Sinb

Sepertinya Sinb tidak mampu bicara sekarang.

"Yewon aah!! Bantu aku membawa Sinb!" =Yerin

"Ne!" =Yewon

Yewon dan Yerin sama sama membawa Sinb naik ke atas menuju kamarnya. Yerin merasa sangat bersalah pada Sinb. Ia tidak tau kalau ia membuat Sinb babak belur begini. Sekarang Yerin yang melakukan semuanya. Mengobati luka di wajah Sinb dan di perutnya. Meskipun Sinb meringis, tapi Yerin tetap terus mengobatinya.

Bahkan Yewon dilarang ikut mengobati. Jadi Yewon hanya bisa melihat Sinb yang berbaring tidak berdaya itu.

Saat keadaannya udah pulih, gua bakal tanya sama dia, kenapa dia bisa begini --batin Yewon.

.
.
.
.

Cukup lama Yerin mengobati Sinb, akhirnya Sinb bisa tertidur. Yerin juga ikutan tidur di samping Sinb sambil memeluk Sinb. Yewon berada di meja makan sejak mereka mulai tidur. Tidak ada yang ingin ia lakukan selain mendapat penjelasan dari Sinb.

Suka tapi Diam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang