“Apa yang kalian dapatkan di kosnya?”tanya Suga yang berdiri menghadap J-Hope dan Rose di sebuah ruangan putih tanpa benda satu pun di sana.
“Yahh, Cuma kumpulan softlens biru tersusun rapi” jawab J-Hope.
“Hmm. Kita harus lebih mendapatkan informasi. tak ada yang melihat kalian, kan?” tanya Suga lagi.
J-Hope terdiam. Ia jadi teringat cowok SMP yang dipukulinya kemarin. Rose menepuk bahu J-Hope pelan.
J-Hope terpaksa berterus terang.
“Cowok SMP, dia bersembunyi di gudang kecil, menelpon seseorang..., hassh” J-Hope mengembil nafas sebentar.
“Jadi kubuat dia pingsan” lanjutnya.
Ekspresi suga mulai agak garang.
“Kenapa kau tidak membunuhnya?”
“APA?!” Rose dan J-Hope hampir serempak.
“Kau bilang anak itu menelpon seseorang, kan? Kita tidak tau siapa di telfonnya!, bagaimana jika itu Bloody eye, huh? Apa yang akan direncanakannya?”
‘Bos ini....kadang jenius kadang psikopat..’-batin Rose.
“Ma-maafkan kami!” Rose
membungkuk diikuti J-Hope.
“Kalian ini...”
Tiba-tiba pandangan Suga mem-blur.
Suga menyipitkan mata lalu mengucek matanya dengan jempol dan telunjuk.
Pandangan semakin mengabur, bahkan kepalanya mulai pusing.
Suga berjalan mundur hingga menyender dinding dan menggenggam kepala dengan tangan kanannya.
J-Hope dan Rose mulai cemas.
“Bos! Apa kau baik-baik saja??” J-Hope menghampiri Suga tapi tangan kiri Suga mendorong J-Hope.
“Pergilah..!”
“Tapi-“
“Pergi!!”
Rose menggenggam tangan J-Hope lalu menariknya keluar ruangan.
“Rose! Bagaimana dengan Bos?”“Dia menyuruh kita pergi, kita turuti saja!”
Baru beberapa langkah keluar, Rose dan J-Hope berpapasan dengan Seokjin.
Seokjin melihat ekspresi Rose dan J-Hope agak aneh.
“Rose? J-Hope? Kalian kenapa?” tanya Seokjin.
Seokjin memutar matanya kebawah dan melihat Rose menggenggam tangan J-Hope.
“Kami akan keluar sebentar” ujar Rose datar lalu menarik J-Hope pergi.
“Tu-tu-tunggu! Jangan menarikku kenapa?” terdengar suara J-Hope yang lalu berjalan di samping Rose.
Seokjin menghela nafas berat lalu menggelang kepalanya pelan.
Ia pun masuk ruangan dan mendapati Suga ambruk di lantai.
Seokjin membulatkan mata lalu menghampiri Suga.
“SUGA!”
Seokjin membantu Suga berdiri dengan melinkarkan tangan kiri Suga ke leher Seokjin.
“Suga!! Kau kenapa?!” tanya Seokjin cemas.
“Aku hanya kurang tidur...” jawab Suga lemas.
“Aissh! Kau juga tidak makan selama 3 hari!!, kau harus dirawat! Kau harus sehat dan menyelesaikan misi ini!!” tegas Seokjin lalu membawa Suga keluar gedung dengan lift dan pergi kerumah sakit dengan mobil.