CHAPTER 17

30 9 0
                                    


Seokjin menaiki mobil silver kesayangannya yang tampak begitu banyak lecet.

Rose terdiam, lalu berlari menuju lantai bawah, ruang pelacak.

Rose berlari pelan melewati berbagai monitor dengan staf-stafnya yang sibuk membuat, memperbaiki, sampai memperbarui sistem lacakan.

Rose menghampiri Hyunjin yang sedang membuat kopi.

“Hyunjin!” panggil Rose sambil memegang pundak Hyunjin.

“Oh, senior, aku membuat kopi, apa kau mau?”

“Sepertinya enak, tapi tidak sekarang, aku ingin kau melacak Seokjin”

“senior Seokjin kenapa?”

“gelagatnya aneh, sudah , kau cari saja..!” pinta Rose sambil mendorong Hyunjin ke ruang monitornya.

Hyunjin menaruh kopinya di meja kecil.

Tangannya mengetik-ngetik keyboard transparan, tak lama terlihat Seokjin berada di lokasi gedung kosong.

“itu gedung bekas Jhope tadi...!” ujar Rose.

Tak lama layar pelacak lokasi itu menghilang. Hyunjin menepuk keyboardnya.

“Sial, pelacak itu di hancurkannya lagi, susah payah aku menciptakan itu” gerutu Hyunjin.

Rose berpikir sejenak.

“Kau sudah kerja keras” Rose menepuk pundak Hyunjin.

“lanjutkan saja minum kopimu itu” lanjut Rose lalu pergi.

Hyunjin hanya menatap Rose bingung. Tak lama ia meminum kopinya lalu tersedak.

“Kurasa Rose sudah tau kopi buatanku gak enak” gumamnya.

***

Kos Jungkook.

Jungkook duduk di sofa. Ia menatap sebuah vas bunga mawar depannya.

Tapi bukan itu yang ia pikirkan.

Ia memikirkan soal mimpi tadi.

Teman Rose ada di bawah kendali Souly eye, tapi bagaimana Jungkook menanyai hal itu kepada Rose? Jungkook menghela nafas, ia mengambil ponselnya di dekat vas mawar itu.

Ia menelpon kontak Rose. Tapi sayangnya nomor itu tidak bisa di hubungi. Jungkook melempar ponselnya di sofa depannya. Ia mengadah ke atas.

‘apa Rose lagi mengejar Jhope? Atau jangan-jangan ia ikut terpengaruh Souly eye??’-batin Jungkook.

Jungkook berdiri lalu mengambil jaketnya.

Ia langsung keluar kos. Ia terus berjalan dan berjalan. Ia menaiki atap gedung sebuah apartemen.

Ia melihat begitu banyaknya jalan, gedung, dan orang-orang, semunya dipenuhi lampu-lampu malam dan bulan sabit.

Jungkook melepas softlen mata kirinya.

“jika benar Bloody eye dan Souly eye saling terhubung, maka harusnya aku bisa mengetahui keberadaannya....”gumam Jungkook.

Mendadak mata kiri Jungkook nyeri. Mata kirinya terlihat sebuah gedung kosong, siluet mobil, Pistol dan seringai seseorang yang semuanya bercampur aduk.

.
.
.

“Arh!” lelaki muda pemilik Souly eye itu memegang mata kanannya.

“Ada apa bos??” Tanya Kai heran.

“Bloody eye.....beraninya dia melacakku..!” gerutu lelaki muda itu.

Lelaki muda itu menutup matanya. Ia mencari arah Bloody eye. Ia masuk ke dunia mimpi lagi.

Bloody eyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang