CHAPTER 10

53 18 0
                                    

Happy reading .....

Jungkook dan Taehyung terlambat lagi kesekolah.

Di depan gerbang, mereka di hadang satpam kekar, nafasnya beringas seperti uap air yang menerpa muka mereka.

“KALIAN MASIH SAJA TERLAMBAT!” kesal satpam lelah memperingatkan Jungkook dan Taehyung.

Taehyung berpikir lalu memasang wajah memelas.

“Satpam ganteng... aku lapar, jadi kami sarapan dulu..., kami janji gak akan terlambat lagi, oke!” Taehyung menunjukkan kelingkingnya.

‘Kau gila -_-‘ batin Jungkook.
Satpam menatap kelingking Taehyung datar.

“kelingkingmu minta dipotong, ya?”

Yang awalnya ceria, kini pucat. Taehyung memasukkan kedua tangan kekantong celanannya.

“Permisi....”

Taehyung, Jungkook, dan satpam menoleh ke arah suara.

Jungkook dan Taehyung ternganga bukan main.

“Ro-Rose??” tebak Taehyung.

Seakan baru tersambar petir atau apa, Rose berubah drastis.

Penampilannya begitu imut, kuncir dua, tas pink imut, bahkan suaranya sangat imut.

Berbeda jauh dengan sebelumnya, tomboy, kasar, dan cuek.

Rose mengangguk gemas tebakan Taehyung.

‘Anak kelinci (Jungkook) ini pasti suka yang imut’ batin Rose.

Rose menatap Jungkook, dia awalnya ternganga, sekarang berubah biasa, stay cool istilahnya.

Berusaha mencari perhatian, Rose mengedipkan sebelah matanya lalu tertawa imut.

Jungkook agak membulatkan mata, mengalih pandangan, lalu batuk kecil.

‘Sebenarnya tipenya apasih?!’ kesal Rose membatin.

“Pak satpam...”Rose menatap pak satpam malu-malu.

“Biarkan aku masuk dengan teman-temanku....” pinta Rose memainkan jarinya.

Satpam menghela nafas berat lalu membuka gerbang.

“Jika ulangi kesalahan, hukuman kalian lebih berat” pesan satpam itu tegas.

“Yayy!! Jungkook, Taehyung, ayo~” ajak Rose lalu berjalan masuk.
Jungkook dan Taehyung menatap heran lalu mengikuti Rose ke kelas.

***

Shinhwa apartemen.

Di atap gedung, seorang cewek agak tengkurap berponi hitam pendek, berkuncir hitam rendah, memakai baju kulit hitam mengkilat dan hot pants hitam.

Tangan kanannya menjaga sniper, tangan kiri mengisi ulang peluru. Ia mengambil permen lemon di dekat sniper.

Ia membuka lalu menghisap lewat bibir merah mawarnya. Ponselnya berdering.

Cewek itu duduk dan mengambil ponsel dibelakangnya, ia mengangkat telfon.

“Ya, bos?.. Di atap Shinhwa apartemen..Aku belum menemukan penyapu jalanan br*ng*k itu, tapi aku baru saja menembak tikus pengganggu, tidak mati kok bos, aku hanya melumpuhkan lengan kanannya...ya, aku akan berhati-hati...,baik”

Tut.

Seulgi menaruh ponsel di sebelahnya.

Ia agak tengkurap lagi memegang sniper mengarah sekolah.

Bloody eyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang