[dix-septième]

757 189 43
                                    

[ ava speaking ]

Kuliah ternyata tidak seberat yang kubayangkan. Yang berat justru saat kita berpisah jauh dari keluarga, saat dulu selalu bertemu setiap hari.

Minggu-minggu awal di Yogyakarta untuk mempersiapkan PPSMB (ospek gitu deh) dan menyesuaikan diri dengan kota, aku sering pergi ke mana-mana dengan Sim. Makan di angkringan dan burjo. Mempersiapkan segala atribut yang harus digunakan.

Minggu-minggu awal masuk, aku masih sering bertemu Sim. Kami sering janjian makan di kantin FISIPOL yang luas dan macam-macam makanannya--tidak seperti kafetaria FEB yang menunya lebih tidak beragam. Aku bertemu teman-temannya dan dia bertemu teman-teman baruku.

Semakin ke sini, kami semakin jarang bertemu.

Pertanyaan Sim dulu sering kupikirkan. Dia merasa bersalah karena aku jadi berbeda di sekitarnya. Padahal kan, itu gara-gara kebodohanku sendiri. Aku suka Sim di saat aku tidak seharusnya.

Mungkin aku harus melupakannya, ya? Mungkin kami dibuat menjauh agar aku bisa melupakannya.

Simothy, aku kangen.

As The Sun Goes DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang