[vingt-deuxième]

653 161 45
                                    

[ sim speaking ]

Diana berpose di depanku. Kami sedang main ke salah satu pantai--aku lupa namanya--dan aku sungguh menikmatinya.

Hari ini belum terhitung libur, tapi karena sedang minggu ujian dan sebagian jadwal ujian kami berdua baru akan dimulai minggu depan, kami memanfaatkannya dengan bermain.

Tempat ini indah, dan aku ke sini bersama gadis yang begitu cantik. Seharusnya cukup. Seharusnya aku menikmatinya tanpa beban.

Tapi yang kupikirkan justru Ava.

Bagaimana aku belum pernah mengajaknya main ke pantai. Ekspresi Ava kalau saja dia ada di sini. Tingkahnya yang kekanakan kalau dia bermain ke pantai dan berlari menyongsong ombak. Kami akan ada di sini sampai matahari terbenam.

Astaga. Aku menggeleng. Kenapa aku malah memikirkan Ava?

"Simon."

Aku mendongak menatap Diana. Kalau dia sudah memanggilku selengkap itu, tandanya aku lama tidak menyahut panggilannya.

"Kamu mikirin apa?"

Aku memperhatikan ekspresi Diana. Jika diperhatikan baik-baik, Diana dan Ava itu setipe. Kulit mereka sama-sama agak pucat, dengan fitur wajah yang lembut dan halus. Rambut mereka panjang sebahu dan sangat sempurna melengkapi penampilan mereka. Mereka juga jarang pakai make-up--Ava karena tidak suka, sementara Diana karena punya kulit yang sensitif.

Ya ampun, aku kenapa?

"Tugas?" Aku menyeringai.

"Klise," sahutnya, lalu tertawa. "Bukan tugas, Sim. Aku yakin."

Aku terdiam. Aku tidak mungkin menyebutkan alasanku yang sebenarnya.

"Cerita aja, Sim. Janji?"

"Janji," jawabku, hanya untuk membuatnya senang.

Jam tiga, Diana mengajakku pulang. Dan lagi-lagi aku membayangkan Ava yang tidak akan mau pulang sebelum melihat sunset.

Sambil beranjak, aku mencoba membuang pikiran itu.

As The Sun Goes DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang