[dernier]

1.4K 197 43
                                    

[ sim speaking ]

Matahari pagi benar-benar membakar lapangan dengan sekuat tenaga. Upacara belum mulai, dan aku sudah berkeringat. Gila memang.

"Eh, masa gue di belakang gini?"

Aku menoleh. Cewek dari kelas di sebelahku keliatan sebal karena harus di belakang. Aneh, padahal di bagian belakang kan, paling enak. Coba kalau di bagian depan, pasti bakal keliatan jelas oleh guru-guru.

"Ya udahlah, orang lo emang termasuk yang tinggi," sahut temannya. "Ribet amat sih lo."

"Ya tapi kan–"

Tatapan matanya bertemu dengan tatapan mataku, dan dia langsung bungkam. Akhirnya dia tetap berdiri di sana, meski masih bete.

"Kenapa sih, kan malah enak di bagian belakang?" Aku nggak bisa menahan diri untuk nggak bertanya.

"Di hari pertama sekolah, katanya bakal ada paskibra yang tampil. Gue pengin liat. Dari belakang nggak bakal keliatan."

Aku berpikir sejenak. "Alasan bagus. Omong-omong, gue Simon, biasa dipanggil Sim."

Cewek itu menatapku dan tangan yang terulur itu secara bergantian. Aku harap dia mau berkenalan denganku. Firasatku mengatakan, dia akan berperan banyak dalam hidupku nantinya, entah bagaimana.

Dia menyambut uluran tanganku sambil tersenyum manis. "Gue Ava. Senang berkenalan dengan lo."

[ as the sun goes down, la fin ]

As The Sun Goes DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang