8. Rencana

26 6 0
                                    

"Tuh kan, safira aja sampek jatoh! "
Grace mulai berkata kembali.

"Lo harus jaga jarak sama tasya! Mungkin dia seperti ini karena putus dengan Raja. "
Karin juga menambahkan.

"Emang mereka pacaran? "
Tanya lala.

"Mereka nggak pacaran? A..... "
Ucapan grace terbungkam tangan safira.

"Emang tasya nggak kasih tau lo? Kalo dia pacaran. "
Safira bertanya.

"Enggak sama sekali enggak! "
Jawab lala.

"Tasya kok jadi jahat sih? Padahal gue tadi cuma lewat. Huft... "
Keluh safira.

"Oke, gue bakalan sedikit ngejauh dari syabel. "
Lala sangat serius mengucapkan nya padahal itu cuma pura pura.

"Kalo gitu lo sama kita aja sekarang. Kita baik kok. "

"Iya. "

Lala pergi ke gazebo taman bersama safira, karin, dan grace. Terlihat tasya tengah duduk disana dengan headphone sambil memejamkan matanya.

"Lo pergi sono! "
Usir safira.

Tak ada jawaban dari tasya yang tengah menikmati musiknya.

"Woi!! Budek!! "
Teriak karin memecah suasana sambil menarik headphone tasya.

"Paan, kebo. "
Santai tasya.

"Bacot lo ya! "
Grace memaki tasya.

"Ooo rupanya lo kesini cuma ngajak berantem?" -tasya.

"Lo kira kita takut?! "
Jawab safira. Namun, lala mencegah ucapan itu lagi.

"Jangan gegabah saf! 7 preman jalanan kalah oleh tasya. " jelas lala.

"Tuh orang emang serigala kelaparan!"

"Woi orang stres pergi sana kalo nggak ada urusan. Kalo lo semua nggak pergi mending gua aja yang pergi" usir tasya sembari mengunyah permen karet mint kesukaanya.

Sebenarnya otak lala percaya pada safira tapi hati terdalam nya ia lebih percaya kepada tasya.

*****
Tring...

Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Lala keluar sendirian jika sebelumnya bersama tasya. Tasya berjalan sendiri pulang sekolah karena motornya masuk rumah sakit.

Tasya berjalan santai dengan penutup kepala di jaket dipakainya dan juga headphone serta mengunyah permen karet.

Sampai di gang sepi, tasya melihat para preman yang pernah dihajarnya namun kali ini para preman itu kabur.

"Lari bro. "

Tasya hanya melihatnya dingin dan tetap berjalan.

Sampai di depan cafe, langkah tasya terhenti melihat Indra, Chandra dan beberapa orang disana serta seorang manager sepertinya.

"Sya!! "
Panggil Indra membuat tasya mendekat.

"Hm. "

Tasya menjawabnya dengan singkat.

"Kenalin guys, ni adek gue namanya bisa dipanggil Salsa, bella, natasya, tasya, atau Putri. Tapi panggil aja tasya/syabel. "
Terang Indra.

"Halo dek. "
Panggil teman Indra.

"Hai. "
Jawab tasya.

"Tapi ati ati sama adek gue. Preman aja kalah musuh ni anak. Siapa dulu yang ngajarin? Gua! "
Indra memiting kepala tasya.

"Sakit njirr.... "

*****

"Gimana keadaan tasya ya? "
Khawatir lala.

ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang